CHAPTER 5: FOTO

337 36 3
                                    

Sabtu, 20 Juli 20xx

Akhir pekan telah tiba. Hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh kebanyakan kalangan, khususnya mereka yang masih sekolah. Setelah 5 hari berkutat dengan tugas di sekolah, tentu seorang siswa menginginkan hari dimana mereka bisa terbebas dari semua itu. Sabtu pagi Jakarta itu, cuaca sangat bersahabat untuk berpergian. Langit cerah seolah siap mengiri setiap Langkah orang-orang yang ingin beraktivitas di luar. Hanya satu yang perlu diantisiapasi sepertinya, panas teriknya matahari saat tengah hari nanti.

Lunafreya, atau yang lebih senang dipanggil Freya itu sedang duduk di bawah pohon rindang di taman dekat sekolahnya. Gadis berambut sebahu itu hari ini mengenakan celana panjang dengan atasan kaos polos yang ditutup kemeja. Sepatu kets putih menutupi kedua kaki indahnya itu. Sebuah tas kecil ia selempangkan dibahunya. Ia sangat cantik, teramat cantik.

Jam menunjukkan pukul 08.30 pagi, setengah jam lebih cepat dari waktu janji mereka. Sore hari kemarin setelah pulang sekolah, kedua temannya mengajak keluar Sabtu hari ini. Freya awalnya ragu untuk mengiyakan, karena ia ingin melanjutkan tugas sejarahnya. Namun, karena kedua temannya memaksa dengan penuh pengharapan, Freya memutuskan untuk ikut. Lagipula tugasnya itu hanya menyisakan sedikit saja, ia bisa menyelesaikannya malam nanti atau besok Minggu pagi.

Peluh keringat mulai muncul dijidat Freya. Walaupun sudah duduk di bangku taman yang berada di bawah pohon yang rindang, namun hawa panas kota ini masih bisa menyerangnya. Ditengah menunggunya itu, sesosok gadis perempuan berjalan cepat menghampiri Freya dari arah depannya.

"Ningtikaaaaaaa!"

Freya menatapnya dengan menghelas nafas pelan. Kebiasaan temannya ini tidak pernah berubah untuk memanggil namanya yang berbeda dari kebanyakan orang. Begitulah Fiony, temannya yang cerewet. Fiony menggunakan atasan yang lebih berwarna―kuning, dengan celana panjang hitamnya. Ia juga menggunakan sepatu kets putih seperti Freya. Tas kecil melekat erat dipunggungnya saat ia berlari menuju Freya.

"Berapa kali aku bilang jangan panggil nama belakangku Cepio," gerutu Freya.

Fiony tertawa melihat muka sebal Freya, ia menjulurkan lidahnya meledek Freya, "Weeee biarin hahaha," ujar Fiony tertawa pelan, "kamu udah lama nunggu?" lanjutnya ikut duduk di samping Freya.

Freya sedikit menggeser duduknya, memberikan sedikit tempat untuk Fiony duduk di sampingnya. Ia menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Fiony, "Enggak lama juga sih. Justru aku tadi ngiranya yang telat."

"Iya ya, kan biasanya kamu yang selalu datang mepet. Suka telat orangnya," ujar Fiony tanpa bersalah yang langsung dihadiahi tepukan cinta Freya dilengannya. Fiony mengeluarkan handphone-nya dari dalam tas kecil yang ia bawa dipunggungnya, "tinggal nunggu Flora nih. Belum ada kabar ya?" tanyanya.

"Katanya udah di jalan sih, mungkin sebentar lagi." Freya menggoyang-goyangkan kakinya.

"Kamu cantik amat Frey hari ini. Mau godain siapa?" tanya jahil Fiony memperhatikan Freya dari bawah ke atas.

Merasa diperhatikan dengan aneh, Freya mendorong Fiony, "Apa sih, goda gado pikirannya. Biasa aja sih, cantikan juga kamu." Freya menunjuk Fiony.

"Keajaiban dunia gak sih, Lunafreya memuji aku cantik?" goda Fiony dengan wajah bangganya.

"Aku tarik ucapanku."

"Ihh jangan dong!" rengek Fiony mencubit lengan Freya yang tertutup kemeja.

Freya membalas memukul pundak Fiony yang membuat dipukul itu menjerit keras. Mereka pun saling balas mengejek dan memberikan kasih sayang berupa psychical attack satu sama lain.

Fiony menyandarkan kepalanya dipundak Freya, "Si tumbuhan lama amat ya, aku jadi ngantuk nunggunya." Fiony menguap.

Freya terkekeh geli. Ia mengipas-ngipas wajah Fiony dengan tangannya agar semakin mengantuk dan tertidur.

SWEET DOMINATION (ZEESHA FREFLO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang