02

623 83 1
                                    

Sepatu hitam itu kembali berpijak diatas pasir, tangannya terangkat untuk membenarkan kacamata yang bertengger di hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepatu hitam itu kembali berpijak diatas pasir, tangannya terangkat untuk membenarkan kacamata yang bertengger di hidungnya

"Sudah berapa kali aku menjumpaimu disini, gadis nakal."

jelita tersenyum menatap sosok pria yang ia kenal, sebelum tangan besar milik pria itu mengangkat tubuhnya, menggendongnya seperti karung beras

"aku tak ingin basa basi, aku akan mengantarmu pulang"

"t-tunggu!"

Sang jelita memberontak panik, namun usahanya seperti sia-sia saat pria itu sama sekali tak bergeming

"Apa alasanmu kali ini? "

(Name) menoleh dengan gugup, menatap Orter- pria yang pertama kali ia jumpai beberapa hari lalu sedang menyetir

"Aku hanya ingin melihat senja! sungguh!"

"Aku tidak percaya"

Semangatnya pupus begitu saja mendengar sanggahan dari Orter

"Padahal aku jujur loh.. "
cicitnya pelan menatap jalanan dengan bosan

"Kau sendiri yang membuat kepercayaanku terhadap mu hancur"
Orter melirik sekilas perempuan disebelahnya

"Jahat sekali!"
Rengek (Name) menghela nafas kesal

"Sesuka hatimu saja."
Orter melajukan mobil mewah miliknya

"Ada yang ingin kamu beli terlebih dahulu?"

"Aku lapar"

"Mau makanan asia atau eropa?"

(Name) berpikir sejenak,
"aku rindu sushi dan ramen!"

Perempuan itu menatap binar temannya itu, iya, teman.

"Huh.. baiklah, ayo kita cari"

Kala itu langit menghitam, cahaya matahari digantikan dengan bulan yang indah, serta butiran-butiran bintang menghiasi langit. Lampu jalan serta bangunan-bangunan yang menjulang dan musik yang mengalun menemani kedua insan didalam mobil.

Tak ada lagi yang berbicara, entah apa yang mereka pikirkan. Memarkirkan mobilnya di salah satu restoran mewah di kota, pria itu yang pertamakali keluar, tak mengizinkan perempuan yang ia bawa turun terlebih dahulu.

Membuka pintu disisi yang lain, tangannya terulur menyambut tangan mulus milik sang jelita, memperlakukannya bak seorang putri kerajaan.

Menutup pintu mobil, mengunci kendaraan pribadi berpintu dua itu. Berjalan menuju pintu restaurant yang disambut dengan pelayan membukakan pintu. Jas hitamnya sedari tadi bertengger di bahu sang jelita, menutupi lengan mulusnya agar tak menggigil karena suasana malam

Keduanya duduk dimeja yang sudah diarahkan, memilih menu yang telah disediakan. Restaurant bernuansa asia itu membuat (Name) merasa nyaman seperti kembali ke rumah. Perbincangan kecil mereka lakukan sembari menunggu tersajinya makanan,

"Ngomong-ngomong Orter-san"
Jelita meletakkan kedua tangannya diatas meja, memperhatikan pria di sebrangnya yang memejamkan mata dengan tenang, bersedekap dada.

"Hm? "

"Apa kamu tinggal disini untuk bekerja?"

"Seperti yang kau lihat, (Name)."
Gadis itu manggut-manggut dengan jawaban seadanya yang Orter berikan.

"Lalu apa pekerjaanmu?"

"Lawyer."

"Wah.. keren juga!"

Orter mulai membuka matanya, mengamati gadis dihadapannya yang senyumannya selalu terukir diwajahnya

"Dan dirimu?"

"Aku anak kuliahan, hehehe"
(Name) menanggapi dengan kekehan

"Begitu. Tinggal sendiri?"
Pertanyaan yang keluar dari mulut Orter dijawab dengan anggukan

Keadaan menjadi sedikit dingin karena mereka sama-sama terdiam, hanya suara-suara pengunjung lain.

Hingga makanan pembuka mereka datang, diikuti dengan makanan serta minuman yang lain. Tidak terlalu banyak perbincangan selama makan, hanya gadis itu yang aktif berbicara yang sesekali ditanggapi pria berkemeja putih itu.

"Tidak ingin mampir sebentar, Orter?"
(Name) bertanya saat mereka sudah sampai didepan pintu apartemen miliknya

"Tidak usah, hari sudah malam. Dan juga, ambil saja jas itu, jangan hanya memakai dress pendek ketika kepantai di sore hari"

(Name) tersenyum mengangguk, "Baiklah jika begitu"

"Beristirahatlah. Sampai jumpa."
Sebuah senyuman kecil terukir di wajah pria itu ketika (Name) masuk kedalam apartemennya.

Walaupun mereka baru mengenal beberapa hari, bertemu dengan tak sengaja, siapa yang tau apa yang akan terjadi berikutnya.

𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔 • Orter MadlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang