kenalin gue Alexa, lebih tepatnya Alexandra Henky, gue 3 bersaudara, dan gue anak tengah anak yang paling di sayang sama ayah karna merupakan anak perempuan pertama di keluarga gue, gue punya Abang/ mas/ Kaka namanya Muhammad Agam firdaus Henky dan gue juga punya adik namanya Hana Alishba Henky,
gue lahir dari keluarga yang kental akan agama, selesai sekolah dasar gue mutusin untuk mondok sesuai permintaan ayah dan bunda, kata ayah mendekatkan diri pada Allah itu bisa mendatangkan kebahagiaan hati dan dunia.
gue patuh, gue lakuin sesuai alur perjalanan gue di pondok, awalnya sih gak betah tapi pikiran gue selalu tertuju pada omongan ayah. 'mondok itu bukan perkara betah gak betahnya, cuman kita saja yang belum terbiasa dan jadikan tujuan mu mondok untuk mencari berkah kyai bukan dari unsur lain', ucapan itu selalu terngiang ngiang jikalau gue sudah mulai lelah dan pengen cepet pulang.
lambat laun gue sudah mulai terbiasa di dalam kehidupan pondok, miliki banyak teman, dan selalu istiqamah dalam melakukan kebaikan apapun di dalam pesantren untuk mendapatkan cintanya Allah, Karana kata kyai waktu ceramah subuh," raihlah cinta Allah sebanyak mungkin maka kamu nanti tidak akan pernah di kecewakan nya",
gue ingin hidup di dunia gue nyaman tanpa adanya masalah, gue pengen hidup gue damai jika selalu mendekatkan diri pada Allah .
Hari hari gue jalani dengan tenang tanpa adanya masalah apapun, karna gue gak mau bikin ayah dan bunda kepikiran saat gue buat masalah di pondok.
tiga tahun mulai berlalu, yang semula baik baik saja kini hidup gue mulai berantakan, dari perusahaan ayah yang bangkrut karna semua uang hasil investor hasil kerjasama ayah dengan perusahaan lain, di bawa kabur oleh karyawan kantornya, padahal karyawan itu sendiri yang telah ayah tolong sebelumnya saat sedang susah nya mencari pekerjaan dulu, dan karyawan itu telah ayah percayakan untuk memegang kendali bendahara kantor, tapi sekarang? Sudah di tolong malah ngelunjak,
Alhasil ayah rela jual perusahaan serta rumah untuk mengganti uang investor dan menggaji karyawan untuk yang terakhir kalinya, meski para karyawan itu ada yang sedih karena perusahaan sudah bukan ayah lagi yang memegangnya,
Di kantor ayah terkenal sekali dengan sikap sopan santun dan ramah tamahnya, bukan maksud sombong tapi ayah selalu selalu memberikan bonus pada karyawannya di hari hari tertentu atau merayakan ultah dari salah satu karyawan nya, nah begitulah kiranya sosok ayah sebagai seorang pemimpin bagi mereka,
Dan sekarang ayah sudah mulai sakit sakitan, semua fasilitas yang semula baik kini perlahan lahan mulai di jual satu persatu untuk biaya pengobatan ayah,
karna melihat ekonomi keluarga gue yang semakin menurun, akhirnya gue mutusin untuk stop mondok sampai sekolah menengah pertama selesain itu, setelahnya gue juga mutusin untuk sekolah di luar saja.
satu tahun berlalu penyakit ayah semakin hari bukan semakin membaik tetapi semakin menurun, dan ini adalah hari dimana gue patah hati paling terberat, kehilangan paling terberat!, ya ayah gue meninggal karna terlambat akan penanganan pasien, dan kekurangan biaya pengobatan, gue menatap datar tumbukan tanah itu, air mata gue udah habis dari semalam, hati gue udah hancur berkeping keping,
gue kecewa tapi dengan siapa, gue marah tapi dengan siapa,
Ayah adalah orang yang paling gue sayang, sosoknya tak akan pernah tergantikan bahkan patah hati gue melebihi matahari dan bulan jikalau keduanya hancur bersamaan,Ayah? Adalah orang yang selalu support gue, selalu nasehatin gue sebelum tidur dulu, selalu ngelus kepala gue dengan sayang saat gue nangis, meskipun gue di pondok dia gak pernah skip untuk nasehatin gue dengan kata kata mutiara nya saat berkunjung,
Hati gue bener bener hancur, ngeliat orang yang paling gue sayang kesakitan dan terlambat akan pertolongan,dan gue! Sebagai anaknya gak bisa berbuat apa apa.Padahal dulu saat gue sakit ayah bahkan langsung gendong gue ke rumah sakit, meskipun hanya demam biasa, gue gak kuat . Gue berdiri dan melangkah pergi ninggalin gundukan tanah itu meski terasa sangat berat.
Sampai di rumah,gue langsung masuk ke kamar gue menatap pantulan diri gue sendiri di cermin,
wajah kusam, mata menghitam dan membengkak, dan penutup kepala yang masih melekat di sana dengan apik, selama ini gue udah menjadi apa yang di suruh ayah bunda, gue mondok dan selalu istiqamah dalam menjaga perintah dan larangannya, kata ayah gue anak perempuan yang paling dia sayang dan pengen liat gue gendong anak dulu baru pulang, tapi kenapa ayah pulang duluan bahkan sebelum lihat aku menikah dengan lelaki yang tepat,
gue lepas kain yang mengikat kepala gue dengan kasar, membuat rambut itu tergerai berantakan, mata gue menatap tajam ke arah depan,
kyai bilang semakin kita mendekatkan diri masa semakin Allah akan menyayang kita dan di beri kenyamanan dan ketenangan dunia, tapi apa ini kata umi perempuan harus miliki kesabaran seluas samudra, maka suatu hari nanti akan mendapatkan hadiah yang sangat indah dari Allah yang bahkan manusia itu sendiri tidak bisa berkata kata.
hadiah?
apakah kematian orang tercintaku itu adalah hadiah dari kesabaran ku selama ayah sakit, aku selalu berdoa di sepertiga malam untuk menyembuhkan ayahku tapi apa? dia mengambilnya dengan paksa, Bahakan ekonomi keluarga ku pun perlahan surut.
Anjani Humaira Henky ya itu nama sebenar gue sebelum gue sendiri yang mengganti nya dengan Alexandra Henky.
Gue pikir lemari di sebelah gue, tanpa banyak kata gue buka dan langsung ngambil crop top warna putih jaket hitam dan celana jeans sobek hitam, gue natap penampilan gue sendiri di cermin heh gak ada lagi Anjani si wanita Sholehah, Anjani si wanita sopan santun, Anjani yang lembut, Anjani taat, dan Anjani yang tertutup. Kini saatnya Anjani berubah...
Anjani sudah mati! Bersama dengan seorang lelaki yang sangat teramat berarti di hidupnya,
Anjani mati....
.
.
.
.
.
.
.
..
.
..
..
.
.
.
.
.
.
.Dan kini hanya ada
.
.
.
.
Alexandra! Ya Alexa!!!!!!
Bersambung
See you the next part>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Arah Kembali
Random"Saya ganteng ya ?" Alexa yang terciduk menatap Zain sedemikan rupa, kini pipinya mulai memerah karna malu, "Pede amat" "Bukan pede tapi, memang saya ganteng kan? Banyak Lo di luar sana yang mengidolakan saya" "Oh ya?, terus gue harus bilang waw...