Tanpa judul

13 1 0
                                    

"gimana buk malem ehmm nya" bisik Cheryl di samping Alexa yang seperti biasa sedang memainkan handphone di ponselnya tanpa memperdulikan orang sekitar,
Gadis itu hanya melirik sekilas setelahnya fokus pada ponselnya lagi.

"Yeeuu Maimunah, kagak berubah juga tu muka setelah punya paksu"

Dug

"Sakit bego" dengan sengaja Alexa menyenggol lengan Cheryl sedikit keras hingga gadis itu meringis.

"Tutup mulut Lo kalau Lo kagak mau habis di tangan gue"

"Tu mulut perasaan kagak berubah ubah dah kalau ngomong heran, suka benget ancen ancen orang kagak like ah gue sama Lo"

"Terserah"

Alexa kembali melanjutkan game nya tanpa memperdulikan kembali ocehan dari mulut Cheryl, bahkan ia memakai earphone di telinganya untuk menghindari Omelan gadis cerewet itu entah bagaimana dia dulu bisa mau berteman sama gadis modelan Cheryl yang sifatnya berbanding terbalik dengan dia.

Jika kalian menebak kalau gadis itu sekarang memakai kerudung? Kalian salah, seorang Alexa mengenakan kerudung? Heh bisa di jadikan bahan gosipan terbaru buat anak anak di sekolahnya.

Ia terkenal dengan kecantikannya yang sangat natural, dan merupakan ratunya anggota geng black wolf yang sangat di segani dan merupakan anggota Genk yang hampir sudah memimpin semua Genk Genk di jakarta.
Ya kali ia harus mengenakan kerudung yang bisa merusak imagenya.

Di tengah ia memainkan game nya, dari layar atas menampilkan satu notifikasi dari seseorang saat ia membukanya namanya tercantum nama suami??

What the hell, sejak kapan ia memiliki nomor cowok pengatur itu? Kurang ajar saja jika lelaki itu mengotak ngatik handphone nya tanpa izin terlebih dahulu,

"Nanti pulang sekolah mas yang jemput, kamu tungguin ya jangan pulang sendiri ataupun pergi sama temen kamu tanpa izin dadi mas"

Begitulah kira kira pesan dari suaminya.
Tak lama setelah itu lelaki itu mengirimnya lagi,

"Jangan bandel, dan jangan nakal, love you Humaira nya Zain❤️ semangat belajarnya"

"queen Lo kagak bosen apa?" Ujar Yosep sambil menelungkupkan kepalanya di meja memerhatikan Alexa dari samping yang tengah fokus.

"Napa Lo"tanya Cheryl penasaran yang melihat wajah Yosep sedikit lesu.

"Gak pape, cuman gue lagi bosen sumpah Ni ni kagak pengen bolos apa?" Nah ini ini teman teman yang mengajak kesesatan.

"Bosen sihh dari tadi perasaan Bu Erna kagak berhenti berhenti tu ceramahnya, mau di ajak tidur juga kagak enak men tidur telungkup di meja sumpah ni pinggang gue kayak mau encok rasanya"

"Itu Lo aja yang udah berumur cher" celetuk Angga, yang langsung Cheryl lempar dengan penghapusnya.

Nah kan satu kalimat yang keluar dari mulut Angga itu selalu bikin Cheryl emosi, ni dua bocah kalau di satukan di dalam ruangan pasti sudah bisa di prediksi belum ada lima menit tu ruangan udah kayak kapal pecah.

"Sembarangan kalau ngomong, cantik pari purna gini di bilang berumur"

"Sakit pea" Angga mengelus pelipisnya yang sedikit merah, lemparan Cheryl tak main main ternyata walau tak benjol sih.

"Bodo amat"

Alexa yang memang sudah menyelesaikan game nya ia langsung mematikan handphone nya, menyimpannya dalam saku, lalu melirik ke arah Renald yang sebelumnya sudah ia kirimi pesan.
Dan lelaki itu menganggukkan kepalanya, kemudian ia berdiri mengangkat tangannya ke atas.

"Bu saya izin ke UKS, di anter Renald"

"Kamu sakit apa Alexa?"

"Udzur"

Mengerti dengan maksud itu Bu Erna memberikan izin untuk ia keluar kelas, Cheryl yang di sampingnya langsung mencegahnya saat lewat, namun belum sempat gadis itu mengatakan Alexa sudah memberikan kode dengan kedipan mata nya dan mengarahkan pada bangku anggota black wolf yang sama sama menatapnya namun tak ia hiraukan.

Cheryl yang paham akhirnya mengangguk dan membentuk jemarinya dengan mengatakan ok.

Setelah mereka keluar dari kelas, Cheryl mengikuti Angga dan Yosep yang sedang mengendap ngendap ke belakang kelas di mana di sana ada tempat rahasia milik black wolf, yang di buat tanpa sepengetahuan oleh guru guru.

Hebat kan!!!

"Diem goblok kalau ketahuan bisa jadi masalah ini" ujar Angga.

"Ya Lo ke sanaan dikit napa sihh, ungkep tau gak badan Lo bau"

"Heh kutil kuyang hidung Lo yang mampet atau gimana, gue yang dari semalem udah mandi kembang tujuh rupa Lo bilang bau, kayaknya Lo harus ke dokter tht"

"Ngapain ke tht?"

"Buat meriksa hidung Lo"

"Sekali goblok mau di sekolahin ke sekolah mana pun tetap goblok kan ya, CK CK memang ini lah sifatnya manusia"

"Lo-

"Kalian berdua kalau tetap berantem kita tinggalin nih" ucap virgo, salah satu anak black wolf.

Saking asiknya berdebat, mereka sampai tak sadar jika sudah berada di luar ruangan, dan kini mereka sudah sampai di tempat parkiran anak Genk black wolf.

Di sana terlihat sudah dari beberapa yang berkumpul, jika sudah begini mungkin telah terjadi sesuatu yang sangat penting, di lihat dari mata mereka yang sudah mengisyaratkan untuk fokus menatap ketua mereka yang sedang duduk di motornya dengan jaket kebesaran anggota black wolf.

Alexa yang sudah menyadari kedatangan dari Cheryl dan yang lainnya, mulai berdiri dan menatap mereka.

"Lama Lo Lo pada, habis ngapain? Baru kelihat, Lo Lo buat waktu berharga gue kebuang tau gak"
Setelah mengatakan itu ia berlalu dengan menerima sodoran helm dari Renald,

Renald sendiri sudah standby di motornya, ia mulai menyalakan mesinnya setelah memastikan gadis itu naik sepenuhnya, di ikuti yang lainnya yang juga sama sama mulai menaiki motor kebesaran itu.
.
.
.

Di sisi lain tepatnya kini telah di lampu merah, kini pemuda tampan itu sedang menerima telfon dari umi nya di pesantren, saat ini posisinya ia sedang di dalam mobil menunggu lampu merah menjadi hijau.

"Iya umi Zain cuman nanya aja, lagian kan wajar kalau Zain nanya karna memang itu sudah tanggung jawab Zain"

"Umi ngerti gimana pikiran kamu le, tapi lebih baiknya ada baiknya kalau kamu di sana aja sementara untuk menetap minimal setahun juga gak papa, kasihan istri kamu kalau kamu tinggal, kalian baru aja nikah masa udah pisah aja sih"

"Inggih umi ku sayang, tapi kalau Zain tunda tunda terus gimana Zain nanti belajarnya kalau di suruh nunggu nunggu, masalah Anjani udah Zain pikirin Mateng Mateng kok, Zain juga gak mau terlalu ngekang dia takut dia nya jadi ngira kalau Zain itu ngerenggut kebebasannya"

"Yowes terserah kamu aja kalau gitu, umi manut ae rencana kamu balik kesini kapan emange? Harus di pikirin Mateng Mateng Lo ya, jangan Sampek nanti malah kamu nya nyesel"

"Mungkin satu bulan lagi, disini zain masih ngebimbing Anjani dulu, kalau untuk itu insyaallah enggak akan nyesel Zain udah mikirin ini jauh jauh hari, kalau gitu Zain tutup ya umi ini mobilnya udah mau jalan"

"CK, kebiasaan kamu itu kalau teleponan pasti pas lagi nyetir, yowes hati hati jangan Sampek ngebut ngebut, inget di rumah ada yang nungguin"

"Inggih umiku sayangggg assalamualaikum"

"Walaiukumsalam"

Klik



Arah Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang