Prolog

214 6 1
                                    

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, sebelum membaca usahakan simpan dicerita ini ya dan jangan lupa follow aku agar kalian ga ketinggalan cerita ini🤗

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, sebelum membaca usahakan simpan dicerita ini ya dan jangan lupa follow aku agar kalian ga ketinggalan cerita ini🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Ra, kamu gapapa pulang sendiri? Ini udah malem loh " ucap Gita karena ia begitu khawatir pada Zahra.

" Gapapa kok git tenang aja lagian kan rumah ku gak terlalu jauh dari rumah kamu " ujar Zahra dengan tenang.

" Hmm yasudah kalo ada apa apa kabari ya awas aja " Gita pun akhirnya tak bisa membantah ucapannya.

" Iya iya gita ishh gemes deh aku sama kamu " ujar Zahra dengan mencubit pipi sahabatnya itu.

" Aww sakit tau Ra ishh kebiasaan deh " kesal Gita sembari mengusap pipinya.

" Yaudah kalo gitu aku pulang dulu ya gitaa dahh assalamualaikum " ucap Zahra dengan melenggang semakin jauh.

" Yaallah semoga Zahra baik baik aja dijalan, ntah kenapa perasaan aku gak enak gini ya Allah astaghfirullahal'adzim " gumam Gita dengan perasaan cemas.

Sedangkan Zahra kini ia pulang jalan kaki karena tidak ada yang menjemputnya bahkan supir yang selalu nganter Zahra pun sedang pulang kampung jadi ia harus pulang sendiri.

" Duh ini kok gak ada taksi yang lewat yah mana udah malem banget lagi " gumam Zahra dengan perasaan cemas.

Disela sela sedang mencari taksi kini ada dua orang preman yang sedang mencari mangsa dan kebetulan Zahra lewat dan mereka mengikuti Zahra secara diam-diam.

" Kayak ada yang ngikutin deh tapi gak ada " gumam nya dengan nada gemetar.

" Ah perasaan aku aja kali ya " Zahra pun kini melanjutkan langkah nya dengan tergesa-gesa.

" Heii berhenti kau " ucap salah satu preman dengan lantang.

Zahra pun menghentikan langkahnya dan ia menoleh kebelakang alangkah takutnya ia setelah melihat dua orang preman tersebut.

" Ya Allah itu pasti preman yang ada disini, lindungilah hamba ya Allah, hamba begitu takut " batinnya dalam hati. Dan ia pun langsung lari secepat mungkin.

" Bos dia lari bos " ucap salah satu temannya.

" Yaudah Lo kejar ngapain diam aja " ujar si bos preman dengan geram.

" Baik bos " jawabnya.

Zahra pun lari sekuat tenaga untuk selamat dari kejaran preman tersebut.

" Ya Allah bantu hamba " gumamnya dengan napas tersengal-sengal. Dan akhirnya ia pun jatuh karena tersandung batu.

Brukk

" Astaghfirullah " ucap Zahra dengan lirih kesakitan.

" Mau lari kemana Lo hah " ucap preman yang kini sudah dihadapan Zahra.

Cinta Lewat Jalur Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang