Bab 1

82 6 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh Haloo semuanya, Btw ini lanjutan ceritanya yaa biar gak pada penasaran 😁

Happy Reading



Zahra Aryani Putri, ia adalah seorang gadis cantik, memiliki tubuh yang tinggi dan putih, matanya lentik hitam pekat, hidung nya sedikit mancung, dan tentunya semua yang ada dalam diri Zahra itu ditutupi oleh kain cadar karena dia tidak ingin masa lalunya terulang kembali.

Ia terlahir dari keluarga yang berada dan tentunya terpandang karena merupakan anak dari seorang pemilik pesantren Al-Huda. Kini ia sudah memasuki kelas 12 SMA tetapi ia tidak ingin dipesantrenkan milik orang tuanya akan tetapi ia memilih sekolah diluar dikarenakan tidak bebas saja alasannya.

Tuk tuk tuk

Suara pintu diketuk dan Zahra pun bergegas membuka pintunya.

" Eh umi ada apa ? " Tanya Zahra dengan penuh kelembutan.

" Ayo makan nak, Abi sama Abang kamu udah nungguin dimeja makan " jawabnya dengan lembut.

"  Iya ummi, ayooo " ucap Zahra dengan senyum mengembang.

" Eits bentar, pakai dulu kerudung kamu ih kebiasaan deh walaupun dirumah tapi tetep harus pake kerudung " Maryam pun gegas megambil kerudung didalam lemari Zahra.

" Ehh iya umi aku lupa hehe " jawabnya dengan cengengesan. Maryam pun hanya menggelengkan kepalanya karena memang Zahra ini anaknya pelupa jadi sudah biasa.

" Udah mi ayo aku udah laper banget nih pengen makan masakan umi pasti enak " Zahra pun menuntun uminya menuju dapur.

" Kamu ini taunya cuma makannya aja ya, coba sesekali belajar masak biar nanti suami kamu lalu nyuruh kamu masak itu bisa seenak masakan umi " ucap Maryam dengan candaan.

" Aiss umi ini aku tuh masih kecil mi masa harus bawa suami sih " zahra pun tak habis pikir kenapa uminya ini selalu berbicara tentang suami.

" Yaudah atuh Ra kan umi cuma ngasih tau doang sama kamu " ujarnya.

" Iya umi iyaa " jawabnya karena sudah pasti perbincangan ini tidak akan ujungnya kalo sama uminya.

Mereka pun tiba dimeja makan dengan Abi Farid dan Zein yang sedari tadi sudah menunggu mereka.

Setelah sampai dimeja makan Zahra pun langsung duduk di kursi meja makan.

" Lama amat sih Ra kamu tuh kebiasaan ya kalo disuruh makan pasti harus digedor dulu " ucap Abang Zahra yang bernama Zein al Fatih putra dengan raut wajah kesal.

" Uluhh kasian yang dari tadi nunggu " ledeknya pada Zein.

" Sudah sudah kalian ini ya mau makan juga kenapa harus ribut " tegur farid pada kedua anaknya.

" Hehe maaf bi " ucap mereka.

Mereka pun makan dengan penuh khidmat dan tidak ada yang berbicara satu pun karena Farid sudah melarang mereka untuk itu.

" Alhamdulillahi robbil'alamin " ucap semuanya serentak.

" Ohh iya Ra hari ini kamu dianterin sama Abang kamu dulu ya " ucap Farid memberitahu pada sang anak.

" Kenapa dianterin sama Abang sih bi kan biasanya aku selalu dianterin sama mang Udin " jawab Zahra.

" Zahra hari ini mang Udin izin pulang karena anaknya sedang sakit nak " timpal umi Maryam

" Hmm yaudah deh gapapa " akhirnya  Zahra pun mau  diantarkan oleh abangnya.

" Yasudah sana gih siap siap awas kalo lama " ujar Zein dengan ancamannya.

" Iya bawel " Zahra pun bergegas menuju ke kamar untuk bersiap-siap kesekolah.

Selang beberapa menit Zahra pun tak kunjung keluar dari kamarnya dan Zein yang sedari tadi menunggu pun sudah kesal dengannya.

" Raaa ayo udah siang nih nanti kamu telat " Teriak Zein dengan keras.

" Iya bang Zein sabar napa " akhirnya Zahra pun keluar dari kamarnya dan siap untuk berangkat ke sekolah.

" Lama amat sih ini udah siang loh " omelnya pada Zahra.

" Iya maaf Abangku yang ganteng, yaudah yuk kita berangkat yuk " Zahra pun tak menghiraukan ucapan Abangnya dan ia memilih untuk mengalah saja.

" Yaudah nih pakai helmnya " ucapnya dengan memberikan helm pada Zahra.

" Bentar bang ini motornya gak bisa diturunin apa tinggi amat jok nya " kesal Zahra pada Zein karena abangnya itu suka sama motor  yang seperti geng motor pada umumnya jadi beli motor pun harus sesuai dengan kriteria nya.

" Turunin pala mu udah cepat ahh " kesal Zein pada adik nya itu.

" Udah siap belum " tanyanya pada Zahra.

" Udah kak let's gooo " jawabnya  Zahra dengan keras.

Dan Zein pun gegas menjalankan motornya dengan sedang karena takut sang adik jatuh.



Alhamdulillah ceritanya segitu dulu ya semoga kalian suka sama ceritanya🤗💐

















Cinta Lewat Jalur Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang