Bab 5

30 3 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh Haloo semuanya gimana nih kabarnya? Semoga baik yaa🤗 jangan lupa berikan vote dan komennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh Haloo semuanya gimana nih kabarnya? Semoga baik yaa🤗 jangan lupa berikan vote dan komennya...

Happy Reading


Dirumah sakit kini Rina tengah menunggu sang suami didalam IGD yang sedang ditangani oleh dokter.
Sedangkan Amel sudah berada dirumah sakit dan ia gegas menuju ke mamanya.

" Assalamualaikum mah " Amel pun berlari dan langsung memeluk pada Rani dengan isakan tangis.

" Waalaikumussalam Nak, yang sabar ya, kita berdoa sama Allah agar papah bisa ngelewatin ini semua " ucapnya dengan lirih.

Amel pun hanya mengangguk dan ia tergugu dalam tangisannya diperlukan mamanya.

" Papah harus kuat ya, jangan nyerah ini demi Amel pah " batinnya dengan deraian air mata.

Dokter pun keluar dari ruangannya dan mereka pun bergegas menghampirinya.

" Dok, gimana keadaan suami saya? "

" Alhamdulillah Bu, suami ibu tidak mengalami cidera yang cukup serius dan sekarang kondisinya sudah membaik " ujarnya.

" Alhamdulillah, apakah saya boleh menjenguknya dok? "

" Silahkan Bu tapi jangan terlalu lama ya, karena pasien butuh istirahat "

" Baik dok " mereka pun bergegas masuk ke ruangan papanya.

" Papahh " Amel langsung memeluknya dengan air mata mengalir di pipinya.

" Pah, kenapa bisa seperti ini sih hikss... hikss... " Tangisnya.

" Mel udah ya, kita berdoa sama-sama agar papah cepet pulih " ujar Rani.

" Sudah ya sekarang kita keluar dulu biarkan papah istirahat agar nanti kondisinya cepat membaik " ucap Rani dengan menahan air matanya.

Amel pun mengurai pelukannya dan sejenak ia menatap papanya itu kemudian keluar lah air mata yang mengalir deras.

" Pah, Amel sama mama keluar dulu ya semoga papa cepet sadar " batinnya dengan lirih.

Disisi lain Zahra, Gita, dan Dinda pun kini tengah berada dirumah sakit untuk menjenguk papanya Amel.

" Maaf sus kalo ruangan atas nama pak Ridwan itu dimana ya? " Tanya Zahra pada suster.

" Kalian tinggal lurus saja terus belok dan cari ruangan no 124 ya " jawabnya.

" Baik, makasih sus " mereka pun bergegas menuju keruangan yang telah ditunjukkan oleh suster tadi.

" Eh bentar itu Amel kan? " Tunjuk Dinda pada mereka yang melihat Amel sedang duduk dikursi bersama ibunya.

" Iya itu Amel, ayo kita samperin " ajak Gita dan mereka pun bergegas menghampirinya.

" Assalamualaikum Mel " ucapnya serentak.

Amel pun langsung menghapus air matanya dan ia menoleh kearah sumber suara.

" Waalaikumussalam, kalian kesini juga? " Ucapnya dengan tak bersemangat.

" Iya Mel kami disini ingin tau kondisi papa kamu " ujar Gita.

" Alhamdulillah kondisinya sudah membaik kok kalian gak usah khawatir ya, terimakasih sudah repot-repot mau kesini padahal ini udah malam " timpal Rani pada mereka.

" Alhamdulillah kalo gitu Tante kami lega mendengarnya " ucap Zahra dengan tulus.

" Ohh iya ini kami sedikit bawa buah-buahan untuk papanya Amel " Gita pun memberikannya pada mereka.

" Makasih ya " Amel pun mengambilnya.

" Sama-sama " ucap mereka bertiga.

Malam semakin larut kini mereka masih berada dirumah sakit dan belum pulang.

" Zahra, Gita, Dinda, sekarang kalian pulang dulu ya ini udah malem banget nanti orang tua kalian khawatir " Rani pun menyuruh mereka untuk pulang karena ini sudah terlalu malam.

" Iya ini udah malem banget nanti kalian dicariin lagi sama orang tua kalian " timpal Amel.

" Iya Mel, kami pulang dulu ya, kamu jangan sedih terus tuh liat mata kamu sampe bengkak gitu ihh kayak bukan kamu deh " ujar Dinda dengan raut wajah takut.

" Ishh apasih kamu Din, aku ya aku lah masa iya orang " kesalnya pada dinda.

" Hehe bercanda Mel jangan terlalu dibawa serius " ucapnya dengan cengengesan.

" Yasudah Tante kami pamit dulu ya assalamualaikum " pamit Zahra pada mereka.

" Waalaikumussalam hati-hati dijalan ya " ujar Amel.

Mereka pun melenggang pergi dari hadapannya. Amel sangat bersyukur karena ia diberikan sahabat yang sangat baik padanya bahkan saat ia sedih pun mereka selalu ada untuknya.

Kemudian diparkiran rumah sakit kini mereka sedang menunggu jemputan masing-masing.

" Ohh iya Ra, git, maaf ya aku pulang duluan soalnya udah dijemput sama supir aku " ucap Dinda dengan raut wajah sedih karena tidak pulang bareng dengan mereka.

" Iya gapapa Din kamu duluan aja kasian kan supir kamu udah jauh-jauh datang buat jemput kamu " ujar Zahra.

" Yaudah aku duluan ya assalamualaikum " Dinda pun meninggalkan mereka berdua.

" Waalaikumussalam " ucapnya.

" Ra kamu pulang sama aku aja mau ya? " Ajak Gita.

" Emm maaf git aku kayaknya naik taksi aja " Zahra pun menolak karena tidak enak harus pulang bareng sama Gita, pasalnya arah rumah mereka beda.

" Tapi Ra aku khawatir sama kamu kalo kamu pulang sendirian " ucap Gita dengan penuh kekhawatiran.

" Udah gapapa aku masih punya Allah kok, karena Allah selalu melindungi setiap hambanya " Zahra kekeuh dengan pendiriannya.

" Kalo gitu biar aku disini nemenin kamu dulu sampe ada taksi yang lewat " ujar Gita.

Belum sempat Zahra memberi jawaban kini supirnya Gita telah sampai menghampiri mereka.

" Tuh git supir kamu udah datang, mending kamu pulang duluan aja ya, aku gapapa kok sendirian bentar lagi juga pasti lewat " ucap Zahra karena ia tak enak jika Gita harus menunggunya dan ia pun tak enak hati pula pada supirnya.

Gita pun hanya menghela nafas nya karena jikalau dipaksakan tidak akan ujungnya.

" Yaudah kalo gitu aku pulang duluan ya kalo ada apa-apa jangan lupa kabari aku " Gita pun akhirnya menuruti perkataan temannya itu.

" Iyaa siiap git " ujar Zahra dengan senyumannya.

Gita pun berjalan menuju mobilnya dan ia pun melambaikan tangannya pada Zahra.

" Dadah Ra assalamualaikum " pamit Gita dan ia pun meninggalkan Zahra sendirian.

" Waalaikumsalam " ujar Zahra dan kini ia pun sendirian disana.

Segitu dulu yaa moga suka🤗








Cinta Lewat Jalur Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang