Our Little Girl : Princess Of Heaven (3)

527 6 0
                                    

Our Little Girl : Princess Of Heaven
Dylan-Rina After Story

---

Rated 21+

---

Chapter 3

---

"Karina Kusuma Putri. Saya memilih engkau menjadi istri saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup."

Dylan tersenyum ketika mengucap janji suci pernikahan di depan altar gereja dan seorang pendeta. Sesekali pria yang kini tampil gagah dalam balutan setelan jas dan bawahan berwarna hitam itu mencuri pandang arah samping. Di mana wanita yang beberapa saat lagi resmi menjadi pendampingnya itu berada.

"Ardylan Megatama Shakya. Saya memilih engkau menjadi suami saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup."

Rina mengucap sumpah setia yang sama dengan sang mempelai pria secara lancar. Intonasinya tegas namun suaranya masih terdengar lembut di telinga Dylan. Ia yang saat ini mengenakan mermaid dress berwarna putih dengan aksen backless itu terlihat amat anggun dan dewasa.

Setelahnya, prosesi pernikahan yang diadakan secara sederhana dengan dihadiri orang-orang terdekat keduanya itu berlanjut khusyuk juga sakral. Ujung rangkaian prosesi panjang itu ditutup dengan Dylan yang membuka cadar putih transparan milik Rina sebelum mengecup kening sang istri penuh sayang.

Dylan dan Rina saling bertukar pandang. Sorot mata keduanya beradu lurus secara dalam dan intens diiringi suara tepukan tangan dari orang-orang yang hadir di sana.

"Om Dylan, cium Tantenya yang mesra dong. 'Kan udah jadi suami istri. Apa butuh aku contohin?" goda Rian spontan dari tempat ia berdiri sambil memeluk Mari.

"Hush, Rian! Jangan canda gitu ah," omel sang istri yang masih repot membenarkan posisi Ray di gendongannya.

Dylan menghela nafas. Ia masih menahan diri untuk tidak merasa kesal di hari pernikahannya. Lagipula, mungkin ini yang dinamakan karma. Dulu Dylan sangat suka menggoda Rian setiap kali keponakan angkatnya itu menceritakan atau bertemu dengan wanita berdarah Jogja yang sekarang sudah resmi menjadi istri pemuda berambut jingga tersebut.

"Berisik Rian! Kamu itu udah punya istrimu sendiri, jadi nggak usah lah usilin Om sama Tante," sahut Dylan asal untuk meredakan emosi. Sementara Rian hanya tertawa geli ketika melihat pipi Dylan memerah.

Laras berjalan menghampiri Dylan dan Rina. Ia mengucapkan selamat dan menyalami keduanya. "Akhirnya setelah beberapa drama yang bikin kalian putus nyambung. Kalian berakhir di sini juga. Langgeng ya, Kalian berdua."

Dylan mengerutkan alisnya. "Sebenernya Cici ini mau kasih selamat apa mau ngeledek?" Kini Dylan benar-benar sadar, darimana Rian memperoleh warisan sifat 'nakal'nya itu.

Reed menepuk bahu Laras. "Laras, kamu jangan goda Dylan lagi. Lagipula ada di sini, di depan altar, itu bukan akhir. Tapi justru ini awal yang baru buat mereka. Selamat ya, Dylan, Rina. Jangan lupa buru-buru kasih adek baru buat Arsyanendra dan Ray, ya."

Dylan menghela nafas setelah sebelumnya sempat tersenyum haru ketika Reed membelanya. Namun berjeda sedetik, ia kembali gusar. Ternyata sahabatnya itu tak jauh berbeda dari ipar angkatnya, Laras. Pantas saja sifat Rian begitu sembarangan, mengingat bocah itu adalah produk buatan dari keduanya.

Tak berjeda lama, seorang host laki-laki yang cukup terkenal dari Management Red Ice Reborn, Andika, menghampiri Dylan, Rina, Reed dan Laras. Ia mempersilahkan keempatnya untuk menuju tempat resepsi pernikahan. Kelihatannya di tempat itu, kini hanya tersisa mereka berlima. Sementara, para tamu lain sudah diarahkan menuju taman gereja yang terletak di belakang bangunan tersebut.

No More Tears For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang