Lanjut woyy...
Pake percaya aja lu pada ini cerita end😌😌
Kan masih banyak masalah yang belum selesai, gimana sih?😭😭.
.
.Selamat membaca...
.
.
.Pukul 02.36 ICT
Terlihat Rora sedang sibuk melamun di kamar mandi memandangi wajahnya, wajah yang terlihat semakin pucat. Tenaganya pun sudah sangat menipis Ditambah untuk berpura-pura sehat itu memakan energi yang sangat banyak.
Di ibaratkan ponsel, baterai Rora hanya tersisa 20% sudah darurat. Di dini hari ini dia terbangun karena batuk yang memaksa untuk keluar, karena tidak ingin mengganggu tidur Asa akhirnya dia putuskan untuk ke kamar mandi.
Darah kembali keluar dari mulutnya saat terbatuk, kali ini dia benar-benar sangat lemah. Tubuhnya merosot ke bawah wastafel karena kakinya sudah tidak mampu menopang tubuhnya.
Saa...kitt... hahh... hahh....
Darah yang keluar makin banyak... hahh... hahhh...
Rora terengah menahan sakit di dadanya, dia terus memegangi dadanya yang terasa sangat sakit, sesekali meringis merasakan jantungnya yang detakannya semakin lemah.
Raaa... kamu di dalam? "Asa memanggil dari luar"
Rora yang mendengar suara Asa tidak langsung menjawab, dia masih harus menetralkan nafasnya dan wajahnya.
Dan Asa yang tidak mendapat jawaban kembali mengetuk pintu, lalu mencoba untuk membuka pintu kamar mandi tapi ternyata dikunci oleh Rora.
Asa: Raa?
Rora: Iya kak?
Rora pada akhirnya menjawab setelah berhasil menetralkan suaranya.
Asa: Kamu gakpapa? Kenapa pintunya dikunci?
Rora: Aku gakpapa kok kak
Asa: Udah selesai? Buka pintunya
Rora: Iya iya
Sebelum membuka pintu, Rora kembali melihat kaca untuk memastikan kondisi wajahnya.
Asa: Roraaa~~ (kembali memanggil Rora karena gak kunjung membuka pintu)
Rora: Ada apa kak Asaa? (sedikit mengintip dari balik pintu)
Asa: Malah main petak umpet, keluar sini (membuka pintu lebih lebar)
Rora: Kakak mau buang air?
Asa: Gak
Rora: Terus?
Asa: Tadi kakak kebangun, terus lihat kamu gak ada
Rora: Takut banget ya aku hilang?
Asa: Ayok tidur lagi (mengabaikan pertanyaan Rora)
Rora: Cih, masih gak mau jujur
Saat Asa ingin berbalik ke ranjang, Rora menahan tangannya dan segera Rora memeluk Asa dengan erat.
Rora: Nyaman (memejamkan matanya)
Asa: Kamu beneran gakpapa? (membalas pelukan Rora)
Rora: Hm
Asa membiarkan Rora memeluknya beberapa saat, dan Asa kembali kepikiran dengan confess dia yang sempat tertunda saat di kamar Rora. Kali ini dia mau menggunakan kesempatan itu, saat tengah berdua tanpa takut ada yang ganggu lagi.
Sebelum mengungkapkan apa yang ada di hatinya, dia menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan lewat mulut.
Asa: Ra, kakak suka sama kamu
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELIONS||RORASA [END]
ФэнтезиKali ini pun apakah semesta juga tidak akan memihak padaku?