Bertemu Mama

849 85 29
                                    

.
.
.
.
.
.
.

"Hai adik kak Ruka, jangan lama-lama ya dek bobonya, kita semua nungguin kamu kembali. Senyaman apapun tidurmu saat ini kamu harus tetap bangun dek, kak Ruka.... gak pernah sedikitpun menduga kamu akan ada dalam kondisi seperti ini."

"Kakak salut melihat bagaimana kuatnya kamu selama ini, saking kuatnya kamu berhasil bohongin kita semua. Saking kuatnya kamu berhasil membuat kita gak pernah curiga ke kamu. Dek... tidak ada salahnya berbagi duka dengan orang-orang yang kamu sayang dan yang menyayangi kamu, justru bebanmu akan sedikit berkurang dan mendapat kekuatan lebih banyak dari kami yang akan terus mendukung dan semangatin kamu dek."

"Kakak kenal kamu semenjak kamu berteman dengan Chiqi, dan kakak menyayangi kamu seperti kakak menyayangi kedua adik kakak. Kamu harus tetap semangat ya dek, tadi dokternya bilang kalo jantung kamu sempat berhenti tapi kamu berhasil melawannya. Kakak yakin ke depannya juga kamu akan tetap kuat seperti ini, tolong bertahan sedikit lebih lama ya dek, kami akan jaga kamu disini."

"Kak Ruka pamit ya dek, mungkin yang lainnya akan dapat giliran jenguknya besok karena hari ini jam besuk sudah habis. Tau gak dek, sekarang kamu kayak lagi di pingit karena gak bisa sembarangan di jumpai, hehehe... gak lucu ya? Ya udah deh kak Ruka keluar yaa.. bye adik manis, cepat bangun ya dek karena kakak mau peluk kamu."

Ruka keluar dari ruang ICU dan melihat Asa belum kembali sejak kepergiannya tadi, dia mengambil tempat duduk di sebelah Rami yang sedang melamun. Dirangkulnya bahu Rami dan menuntun kepala Rami ke dadanya.

Ruka: Kita harus yakin dan percaya sama Rora Ram, dia kuat banget tau jadi kita juga harus kuat supaya dia gak sedih. Kalian sendiri kan yang bilang kalo dia gak suka melihat orang-orang di sekitarnya sedih? Jadi kita harus turuti dia. Meskipun sulit melakukannya tapi kita harus berusaha demi Rora

Ahyeon: Tadi waktu gue jalan kesini sehabis dari toilet gue lihat berita di televisi

Sontak yang lain serentak menatap Ahyeon yang berdiri bersandar pada dinding dan melipat kedua tangannya di dada.

Pharita: Berita apa Yeon?

Ahyeon: Tentang om Min Ho

Ruka: Apa yang diberitakan?

Ahyeon: Tidak ada yang benar-benar bisa memastikan siapa saja korban yang ada disana karena semua tubuh para korban benar-benar terbakar. Tapi.... yang membuat gue terkejut adalah disana ditemukan sebuah tabung yang sudah hancur. Dan isi tabung itu adalah.... jantung, lalu ditemukan juga sebuah ponsel tidak jauh dari lokasi itu. Yang sempat gue lihat ponsel itu ada wallpaper dan itu adalah foto Rora

Mereka semua kembali syok mendengar informasi dari Ahyeon, apakah ini artinya mereka sudah todak bisa berharap akan keselamatan Mim Ho? Apa yang akan mereka katakan pada Rora saat bangun nanti?

Tubuh Ahyeon merosot setelah menceritakan berita yang dia lihat, dia duduk dilantai sambil menjambak rambutnya sendiri karena merasa sangat pusing.

Ahyeon: Kita berharap Rora secepatnya bangun, tapi apa yang akan kita katakan saat dia bertanya tentang om Min Ho? gue takut dia kembali tidak sadarkan diri nantinya, sakit banget jadi Rora

Rami: Gue gak mau kehilangan Rora, dia adek gue satu-satunya, dia separuhnya gue

Ruka: Kita gak akan kehilangan dia (kembali memeluk Rami)

Chiquita berjalan mendekati Ahyeon dan ikut duduk di lantai tepatnya di depan Ahyeon. Di angkatnya wajah Ahyeon yang sedari tadi menunduk, di usapnya jejak-jejak air mata darisana dan senyum getir.

Ahyeon merengkuh tubuh Chiquita dalam pelukannya, saat ini mereka hanya bisa saling menguatkan. Rora harus tau bahwa orang-orang ini sangat menyayanginya, untuk itu dia harusnya bisa bertahan.

DANDELIONS||RORASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang