Seorang anak laki-laki terlihat sedang menikmati angin sejuk yang menerpanya, ia bermain ayunan di taman kecil, tidak jauh dari rumahnya.
Hari menjelang malam, dan taman itu juga sudah sepi. Namun anak itu terlihat masih ingin lebih lama di sana.
"Yeonjun, ayo pulang! Bibi sudah siapkan makan malam, kau juga harus bersiap untuk ke Korea besok"
Yeonjun menatap Bibinya yang datang untuk menjemput.
"Sebentar lagi, Bibi~!" Pinta Yeonjun seraya tersenyum, ia berlari menuju sang Bibi lalu memeluknya sebentar.
Melihat Yeonjun yang jarang memohon kepadanya, ia hanya bisa mengangguk sambil menghela nafasnya.
"Bibi tunggu di rumah, kalau dalam 10 menit kau belum pulang, nanti pamanmu yang akan menyeretmu pulang!"
"Siap!! Yeonjunie Tidak akan lama kok" Ucap Yeonjun kembali meyakinkan.
Setelah Bibi Yeonjun pergi, Yeonjun kembali duduk di ayunan yang ia naiki tadi.
Jika saja Visa miliknya tidak bermasalah, ia pasti tidak akan ke Korea besok. Tapi ya sudahlah, Yeonjun juga sudah lama tidak bertemu orang tuanya di sana. Meski begitu... Rasanya sangat sepi saat berada di Korea.
Ia dulu pernah meminta seorang adik kepada orang tuanya, tapi karena masalah kesehatan ibunya, permintaan itu tidak dapat dikabulkan.
Itulah sebabnya Yeonjun sangat betah berada di Amerika saat ini, memiliki banyak teman dari sekitar komplek rumah hingga di sekolah, hampir semuanya mengenal Yeonjun.
Apalagi teman-temannya tidak banyak bertanya tentang ia yang selalu memakai lensa kontak kemana-mana, Kalaupun ada yang bertanya, Yeonjun hanya akan beralasan bahwa ia kesulitan melihat sesuatu yang jauh dan itu memang kenyataannya.
Seperti sekarang, Yeonjun melihat ada seseorang yang cukup tinggi dengan setelan jas hitam berdiri tidak jauh dari tempatnya.
Entah sejak kapan, orang itu ada di sana, Yeonjun tidak menyadarinya karena dari tadi ia terlalu fokus memikirkan rencana kedepannya saat ia di Korea nanti.
Yeonjun menghentikan ayunannya saat orang itu perlahan mulai berjalan mendekat ke arahnya.
"Orang mabuk?" pikir Yeonjun yang kembali menatap orang itu dengan sesama, lalu ia menggelengkan kepalanya dan segera pergi berlari menjauh dari taman tersebut.
Yeonjun panik, itu bukan orang mabuk karena ia masih bisa berjalan dengan normal tepat menuju dirinya.
Sinyal bahaya terus menggema dalam diri Yeonjun, dan hanya tinggal sedikit lagi ia akan sampai di rumah bibinya.
Tidak ada suara langkah yang terdengar mengikutinya, Yeonjunpun menoleh ke belakang, memastikan ia tidak dikejar, dan setelahnya Yeonjun refleks mengucapkan sumpah serapah, menyadari kalau ternyata itu adalah Slender Man.
Makhluk yang memiliki badan tinggi, ramping, berkulit pucat, dan tidak memiliki bentuk wajah.
Dan dia sekarang tepat di belakang Yeonjun.
"HUUAAAAAKH!!!"
Bruk!!!
"Yeonjun Hyung??!" Hueningkai yang terkejut segera mendekati Yeonjun yang sedang mengelus bokongnya.
Hueningkai hanya ingin lewat saja kok, ia dari dapur, tapi saat di ruang tamu, Yeonjun tiba-tiba berteriak lalu jatuh dari sofa.
"Huh.. Astaga.." Yeonjun masih berusaha menenangkan detak jantungnya, ia tak menyangka akan bermimpi buruk- lebih tepatnya ingatan tak menyenangkan sewaktu ia di Amerika dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blessing or Curse?
FanfictionMemiliki bakat memang sebuah berkah bagi seseorang, tapi bagaimana jika bakat yang dimiliki adalah sesuatu yang tak lazim? Bukankah orang lain mungkin akan menganggapnya sebuah kutukan? *** Book ini hanya berisi keseharian para member, jadi.. janga...