Happy Reading
_____________________
Semenjak kepulangan Gracia dan Shani serta team mereka dari perkemahan waktu itu, hubungan Gracia dan Shani bisa terbilang cukup renggang. Sudah 2 Minggu lebih keduanya tidak lagi saling menghubungi satu sama lain. Bahkan pertemuan terakhir antara Gracia dengan Shani adalah saat dirinya mengantarkan sang kekasih untuk pulang ke rumah.
Hari demi hari Gracia lewati dengan sendirinya tanpa wanita yang sangat ia sayangi. Hampa, seperti itulah hidup Gracia yang tergambar kan.
Duduk menyendiri di markas dengan termenung menatap foto foto dirinya dan Shani di galery, hari hari Gracia hanya berjalan seperti itu, hal ini membuat adik dan juga teman teman Gracia sendiri tak tega melihat ketua mereka seperti orang linglung.
"Kara, udah kali" ucap Dessy yang meletakkan satu kaleng soda di depan Gracia.
Gracia menoleh, ia pun menghembuskan nafasnya lelah. Tak ada lagi semangat di wajahnya saat ini.
"Lo beneran gak jadi temuin dia sore tadi?" Tanya Vivi
"Ngga vi, semuanya udah cukup jelas. menurut gue ga ada lagi yang perlu kami bicarakan" balas Gracia.
"Ikhlas ya" ujar Ara.
Gracia menggeleng pelan, "ikhlas seperti apa lagi yang harus gue lakukan Ra? Harus ya gue ngalah dengan semesta yang tak pernah berpihak pada diri gue sedikit pun?" Tanya Gracia.
Sontak Ara terdiam, ia juga tidak ingin hidup Gracia selalu di penuhi oleh air mata, teman nya ini sudah terlalu lemah jika saja orang orang yang ia sayangi harus pergi.
Tak ada lagi yang memulai pembicaraan, para anggota Shangkara lebih memilih diam dan menyibukkan diri masing masing, jika saja ketua mereka tidak lagi bersemangat untuk melakukan hal apapun, mereka pun juga sama.
Kebersamaan bagaimana yang akan mereka raih jika Gracia sedang patah hati.
Gracia membenamkan wajahnya pada kedua tangannya yang ia letakkan di meja, dirinya berusaha untuk menghirup pasokan udara sebanyak banyaknya agar sedikit lebih tenang.
Rasanya ia ingin menangis saat dirinya mengetahui sebenarnya, namun Gracia tidak mungkin meluapkan kesedihan di depan teman teman nya.
Sedangkan di waktu yang sama, Shani baru saja turun dari mobil taxi. Rasanya ia ingin menghancurkan apapun yang berada di dekatnya. Shani hanya ingin menemui Gracia, tak lebih.
Shani menatap markas Gracia dari luar, tidak ada lagi teman teman Gracia yang biasanya akan membuat layangan di teras markas mereka, apakah Gracia benar benar berada di sini?.
Tanpa ingin berlama-lama, Shani segera masuk ke dalam markas milik Gracia. Kedatangannya membuat teman teman Gracia yang berada di sana terdiam sejenak dan tak percaya jika Shani kemari.
Mata Shani menelusuri ruangan tersebut yang penuh dengan orang orang di dalamnya, namun ia tak melihat Gracia.
"Gracia mana?" Tanya Shani.
Mereka pun sontak menunjuk pada manusia yang sedang menundukkan kepalanya di meja dengan satu tangan mengotak atik handphone.
"Gracia! Hebat ya kamu. Aku sedari tadi nungguin kamu kayak orang bodoh, tapi nyatanya? Kamu malah asik disini, kamu kenapa sih? Kalo aku ada salah bilang! Aku gatau beberapa minggu belakang ini kamu ngehindari aku karena apa, kalo ada apa apa itu bilang Gracia. Aku bukan dukun yang bisa baca pikiran kamu" Ucap Shani dengan nafas yang sudah naik turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate And Love
أدب المراهقينSore itu, pertemuan singkat antara Gracia Shangkara Atmajaya dan Arshani indiva adirajasha, yang membuat mereka saling dekat dan saling mengikat. Di pertemukan dengan tidak sengaja, mencoba membuka hati, akhirnya terbiasa bersama. Sampai suatu masa...