Bab 13

1.3K 157 17
                                    


Happy Reading
_______________________

Sudah dua hari pencarian Gracia dilakukan. Namun belum ada tanda tanda sedikit pun jika Gracia berada disekitar sini.

Seluruh anggota Shangkara dan juga anak buah Boby dikerahkan mencari. Hari sudah cukup larut malam, namun tak membuat mereka putus asa.

Jinan mengusap wajahnya secara kasar. Dimana sahabatnya ini berada? Sudah dua malam melakukan pencarian namun masih teka teki keberadaan Gracia.

"Sekarang mencar! Kita bagi dua kelompok. Gabisa kalo kaya gini terus, ketua harus secepatnya ditemukan." Perintah Jinan pada teman temannya.

Mereka mengangguk kompak, membagi dua kelompok saat ini.

"Kak, izinin gue ikut lo buat cari kak Kara!" Ucap Adel mendekat pada Jinan.

"Del, sebaiknya lo pulang aja. Kasian bokap lo nyariin, ntar lo lagi yang dimarahi" jelas Dessy.

Adel menggeleng, "Tapi kak, ini perintah cici. Cici yang mohon sama gue untuk bantuin cari kak Kara sampai ketemu" balas Adel dengan wajah memelas.

"Gue gapapa dipukul papi, tapi setidaknya tidur cici nyenyak setelah tau kabar kak Kara" sambung Adel saat Jinan tidak menjawab ucapannya.

Jinan menghela nafas panjang, "Ara, Zee, Adel sama Gita ikut gue. Selebihnya kalian bareng Dessy kesebelah sana. Jika pukul 12 malam Kara belum juga ditemukan, kita kumpul di titik ini lagi dan pulang, besok pagi kita kesini lagi buat nyari dia." perintah Jinan.

"Siap." Ucap mereka secara kompak dan lansung mengambil ancang-ancang untuk berpencar. Mereka pun mulai berjalan kearah yang sudah ditentukan.

"Kak Jinan, lo marah sama gue?" Adel sedikit berlari menyamakan langkahnya dengan Jinan.

Wajah tegas dan juga tatapan tajam itu terpencar saat ini, Jinan menoleh. "Gue ga marah sama lo, gue cuma kecewa sama keluarga Lo." Balas Jinan dengan nada dingin.

Adel hanya terdiam, ia tidak bisa berbuat apa apa. "Gak cuma gue, kak. Cici juga sebenarnya udah nolak pernikahan dia dengan cowo itu, bunda gue juga udah maksa papi buat ngebatalin perjodohan ini, lagian pernikahannya udah kalian hancurin kan?" Ucap Adel dengan senter yang ia pegang.

"Sia sia perjuangan kita buat batalin kemarin, bokap lo ga pernah nyerah buat melakukan perjodohan paksa. Minggu depan intimate wedding kan?" Tanya Jinan yang tidak dijawab oleh Adel.

"Tenang Del, kita juga udah gamau lagi ngehancurin pernikahan cici lo yang kedua. Maaf buat kemarin" monolog Jinan membuat Adel menoleh.

"Maafin cici kak, tapi jauh dari itu semua, gue tau kalo cinta cici cuma buat kak Kara." Jelas Adel yang berjalan beriringan dengan Jinan.

Sedangkan Zee, Ara dan Gita hanya mengikut dibelakang tanpa berniat untuk nimbrung di percakapan keduanya.

__________

"Sshh pelann dong" Gracia merintih kesakitan saat usapan lembut dari wanita yang berada didepannya. Ya, dua hari yang lalu Gracia ditemukan ditepi jurang tergeletak dengan tubuh yang tak sadar.

Namun, nyawanya masih selamat saat seorang tukang kebun yang menemuinya dengan luka yang cukup parah, yang berakhir Gracia dibawa oleh tukang kebun tersebut menuju rumah kepala dusun.

Tatapan sendu itu terpancar menatap sosok wanita yang menuangkan betadine ke kapas, lalu meniup pelan luka Gracia sebelum ia bersihkan.

Seutas senyum terbit dibibir Gracia, ia tak menyangka jika kemalangannya diselamatkan oleh sahabat kecilnya, atau lebih tepatnya cinta pertama bagi Gracia. Siapa lagi kalo bukan Anindita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hate And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang