"Pril, udah siap belum? Lama banget anjir gak kelar-kelar,"
"Sabar woi, tunggu sepuluh menit lagi. Abis itu kita langsung cuss."
Lelaki yang berada di depan pintu kamar itu mendengus. Apa semua perempuan seperti ini ya? Kalau ditungguin malah kaya sengaja siap-siapnya lama banget.
"Dari satu jam yang lalu lo ngomong gitu ya! Sampe sekarang mana tuh gak kelar-kelar juga lo!" Lelaki itu namanya Kevlar Akalanka. Kesabarannya selalu diuji ketika Ia menghadapi sepupunya ini. Coba siapa sih yang gak kesal pagi-pagi diminta suruh jemput princess satu ini. Betul-betul pagi hari. Jam baru saja menunjukkan pukul delapan pagi.
"Lagian lo mau kemana sih?" Tanyanya lagi.
"Gue mau cek apart yang gue beli hahaha. Tapi lo jaga mulut lo ya. Jangan sampe bocor ke papa mama. Awas aja kalo mereka tau." Perempuan yang dipanggil Prill itu sudah terlihat siap untuk pergi. Dengan pakaian santai yang terkesan feminim melekat pas di tubuhnya yang mungil. Polesan make up tipis-tipis menambah kecantikannya pagi ini.
Siapa sih yang gak terkesima sama Dia?
Namanya Prilly Agatha Zanata, biasa dipanggil Prilly. Perempuan bertubuh mungil itu beberapa hari lagi akan genap berusia dua puluh empat tahun. Anak perempuan satu-satunya keluarga Zanata. Jadilah sangat memungkinkan kalau princess satu ini kerap kali diperlakukan bak seorang princess betulan.
"Hah? Lo beli apart? Kapan anjir?"
"Ya kapannya ada deh. Lumayan buat gue kabur dari mama. Telinga gue lama-lama panas denger ocehan mama nyuruh nikah setiap hari!"
Kevlar tergelak, "Hahaha sumpah gak masuk akal si alesan lo. But yaudahlah ya, gue gak ikut-ikut urusan itu mah." Katanya. Mulai bosan juga dengarin sepupunya disuruh nikah terus. Dia aja belum nikah. Kompak bukan mereka sebagai sepupu?
"Nah bagus. Lo cukup support gue." Kata Prilly sembari melenggang mengambil tasnya, kemudian berjalan menghampiri Kevlar. "Ayo tuan, princess sudah siap." Lanjutnya, berjalan melewati Kevlar sembari terkekeh.
"Tai. Princess lelet!" Dengus Kevlar kemudian mengikuti langkah Prilly.
Persepupuan yang cukup akrab ternyata.
❤️🔥❤️🔥
"Apaaaaaa? Masih pagi ngapain telpon gue? Mata gue sepet banget ini." Masih bergulung dengan selimut tebal di kasurnya, Biru menghela napas sembari mengangkat dering teleponnya. Perasaan baru tidur, ada aja yang ganggu.
Semalam dia betulan datang ke Club Skynight atas perintah Rien. Dan betul aja, lagi-lagi cewek yang dibawa Rien sangat jauh dari kriterianya. Udahlah pokoknya Biru gak percaya lagi kalau Rien bilang; Gue ada kenalan perempuan ni, cocok buat lo. Rasanya dia mau menenggelamkan Rien ke dasar laut.
"Bang, jemput gue!!!!!! Help banget ini mah adek lo butuh bantuan." Suara telpon di seberang sana terdengar begitu heboh.
Biru mendelik, "Bantuan? Apaaan? Lo kenapa anjir? Emang lo dimana? Pagi-pagi udahh keluyuran. Gak ada dirumah?"
"BANG BISA GAK SATU-SATU NANYANYA?" Suara di telepon terdengar ngegas. Yaaaaaa lagian Biru juga sih. Nanyanya beruntun gitu.
"Iyeeee iye sorry. Kenapa adekku sayang?"
"Idih najes hahaha. Lo jemput gue ya bang. Gue shareloc. Ban mobil gue meletus bang. Gue udah telfon bengkel si, cuma masih rada lama datengnya. Baru buka jam sepuluh,"
"Jemput lo? Dimana?"
"Ada ini nanti gue shareloc,"
Biru mendelik lagi. "Lo semalem gak pulang ya? Kemanaaaaa? Anjir bener-bener ini bocah."
"Hehehe. Gue ada acara sama temen-temen. Yaaa yaaa? Sekarang lo jemput gue! Titik gak pake koma. Setengah jam gue tunggu, kalo lo gak sampe sini, gue pastiin hari ini lo bakal dinikahin sama mami HAHAHA."
Terdengar suara tawa yang sangat sangat puas di sebrang telepon. Gak lama sambungan teleponnya mati.
Kelakuan siapa ini? Ya adiknya Xabiru. Untung sayang kalau kata Biru mah. Lagian dia punya adik kelakuannya suka aneh-aneh aja. Nyusahin abangnya terus.
"Kaylee!! Lo ketemu liat aja sih, gue jitak! Gue lelepin ke kolam lele depan komplek." Geramnya.
Iya, nama adiknya Kaylee Barbs Rasvano. Betul-betul adik semata wayangnya Biru. Makanya kalau ada apa-apa Kaylee pasti langsung menghubungi Biru. Katanya mah kalau gak nyusahin Biru, ya gak afdol.
Selisihnya cuma satu tahun sama Biru. Makanya tingkahnya hampir-hampir sama. Suka bikin maminya geleng-geleng kepala.
❤️🔥❤️🔥
"Gimana? Bagus gak menurut lo apartnya?"
Kevlar ngangguk-ngangguk. "Mayan lah buat lo kabur dari ocehan si tante. HAHAHA,"
Prilly ikut tertawa. "Hahaha yekan. Eh, lo abis ini kemana? Ada acara?"
"Ada lah. Sibuk gue mah,"
"Dihhh kemane? Ke kantor lo?"
"Enggak," Kevlar menggeleng. Lagi mager ke kantor, lagian dia pengen refreshing dulu setelah beberapa hari belakangan ini fokus mengerjakan project kantornya. "Gue mo ngebucin lah. Kangen gila sama pacar gue."
Prilly mendelik. "Dihhhhhh bucin teros. Gak bisa ya lo gak bucin sehari aja? Sepet banget gue liat lo berdua bucin gitu."
"Yeeeee jomblo mah kalau sirik gitu. Makanya cari pacar, biar cepet terkabul kemauannya tante buat lo nikah."
"Heleh nikah. Semua cowok mah sama aja. Manis di awal, ujung-ujungnya mana tuh, kabur juga."
"No Prill. Lo gak bisa bilang semua cowok sama aja. Lo cuma belum nemu orang yang tepat. Right?"
"Au deh. Pusing gue. Dah sana lo cabut. Gue juga mau ke resto abis ini."
"Hahahaa yaudah. Mau sekalian gue anter?"
"Gak usaha. Gue naik taxi aja,"
"Okey deh. Kalo udah sampe ntar kabarin gue."
"Iyeeee bawel."
"Hahaha bye, princess lelet!" Kevlar mengacak rambut Prilly sesaat kemudian dia langsung melenggang pergi. Mau ngebucin dulu katanya. Kasian punya pacar masa dianggurin aja? Rugiiiiii dong.
"Kampreeet!!"
❤️🔥❤️🔥
Haiiiii haiiii XABIRU update!
HAHAHA gimanaaaa part 2 nya?Lanjut?
Spam komen klen kalo mau lanjut cyepattt🤪
Seeeeee you❤️🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
XABIRU
FanfictionLelaki berusia dua puluh empat tahun itu disibukkan oleh ocehan sang Ibu yang memintanya untuk cepat-cepat menikah. Hampir setiap hari Ibunya mengoceh mengenai hal yang sama. Lalu langkah apakah yang diambil oleh lelaki itu? Menuruti kemauan Ibunya...