Part 8

433 88 19
                                    

Setelah disibukkan oleh pekerjaannya yang mengharuskan ia pergi ke luar kota, hari ini Biru dapat sedikit bersantai. Walaupun harus tetap datang ke kantor, tapi pekerjaan yang harus ia kerjakan tidak terlalu banyak.

Omong-omong, waktu yang diberikan papinya selama satu bulan sudah berjalan cukup banyak. Tapi sampai detik ini masih saja ia belum mendapatkan calon istri pujaannya.

Lelah Biru tuh kalau mikirin soal ini. Gak ada habisnya.

Tok..tok..tok

Suara ketukan pintu membuat Biru tersadar dari lamunannya. "Iya masuk." Sahutnya kemudian.

Tak lama, seorang lelaki menyembulkan kepalanya di balik pintu. Siapa lagi kalau bukan Nata, orang yang selalu merecoki Biru katanya.

"Boss," panggil Nata. "Ada yang nyariin lo tuh. Nunggu di lantai bawah katanya. Boleh naik gak?"

Biru menyerit. Ada yang nyariin? Siapa? Perasaan hari ini dia gak ada janji mau ketemu sama orang.

"Siapa? Client?"

Nata menggeleng, "Gak tau. Kayanya sih bukan, soalnya hari ini lo bebas dari jadwal ketemu orang." Balasnya. "Jadi boleh naik gak tu orangnya? Kasian nunggu di bawah. Kata bagian resepsionis sih perempuan, boss." Jelasnya lagi.

Walaupun rada bingung siapa yang datang, Biru mengangguk mengizinkan untuk orang itu naik ke lantai dimana ruangannya berada. Memang siapapun yang mau masuk ke ruangan Biru, harus izin lebih dulu.

Lima menit berlalu, Biru belum mendapati orang tersebut masuk ke ruangannya. Sampai Biru pergi dulu sebentar ke toilet.

Bersamaan dengan Biru yang ke toilet, perempuan yang dimaksud datang dengan Nata di depannya. Nata mempersilakan perempuan itu untuk masuk ke ruangan Biru.

Kosong.

Itulah yang Prilly lihat ketika ia memasuki ruangan Biru. Iya, yang datang ke kantornya Biru adalah Prilly. Sesekali main mah gapapa ye Pril wkwk.

"Loh kemana si boss?" Nata juga bingung kenapa jadi kosong disini. "BOSSS OIII," panggilnya lumayan keras.

Setelah Nata memanggil, munculah Biru dari toilet yang memang berada di ruangan kerjanya. Ruangan Biru ini memang cukup luas, bahkan sangat luas. Buat guling-guling Nata juga bisa disini mah.

"Nah tuh munculkan. Dari toilet si boss," kata Nata. "Yaudah kalau gitu saya permisi ya." Lanjutnya sembari meninggalkan ruangan Biru.

Biru yang baru selesai merapihkan baju dan rambutnya, lantas mendongakkann kepala untuk melihat siapa yang datang.

Belum sempat melihat, suara yang sangat ia kenali terdengar, "Hai," katanya. Suara lembut yang sangat Biru hafal siapa pemiliknya.

Sedikit terpenjerat, namun Biru bisa mengubahnya dengan menampilkan senyum manisnya. "Loh Prilly? Kok gak bilang mau main kesini? Sini siniii duduk dulu Pril," Ujarnya sembari mempersilakan Prilly untuk duduk di sofa.

Prilly mengangguk kemudian duduk, "Iyaaa sorry ya Ru gak bilang, kepengen mampir aja sih." Balasnya, Prilly meletakan sebuah paperbag yang berisi makan siang untuk Biru. "Ini gue bawain lunch buat lo, siapa tau belum makan."

Biru terkekeh. "Hahaha astaga, ngerepotin ini mah namanya. Btw thankyou ya."

"Iya. Emmm Ru.."

"Apa Pril?" Tangan Biru sih sambil buka paperbag yang dibawa Prilly. Lapar dia tuh. Si kampret Nata belum nganterin makan siangnya.

Loh tapi ini kenapa isinya banyak sekali di dalam paperbag? Ada makanan, ada minuman, ada buah, ada vitamin-vitamin juga.

XABIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang