Part 10

486 72 8
                                    

"Kev, om mau tanya sama kamu. Soal Prilly,"

Kevlar kebetulan lagi di rumah Prilly, niatnya mau jemput perempuan itu karena ingin mengantarnya ke sebuah pusat perbelanjaan. Tapi baru aja duduk, suara papanya Prilly udah terdengar. Ada apa nih?

"Tanya apa tuh om?" Balasnya sembari meminum secangkir teh yang dihidangkan oleh mamanya Prilly. Biasa dia mah, udah kaya anak sendiri memang. Bolak-balik seharian di rumah Prilly juga gak masalah.

"Prilly udah punya pacar ya? Akhir-akhir ini om selalu liat dia di anter pulang. Tapi om gak tau siapa, pun anaknya juga gak ada cerita ke om sama tante," tanya papanya Prilly lagi. Nah kan mulai curiga.

Ini Kevlar harus jawab apa? Walaupun dia sangat tau apa yang di maksud papanya Prilly, tapi Kevlar rasa ini bukan kewajiban dia untuk memberitahu.

"Kamu tau itu siapa, Kev?" Tanya mamanya Prilly pula, mama Tania. Ikutan kepo sebenernya. Syukur-syukur kalau memang beneran udah punya pacar.

Kevlar terkekeh, lagian Prilly juga ngadi-ngadi. Gak ngasih tau ini ke orang tuanya. "Om, tante, kayanya kalau soal ini mah harus Prilly yang ngejelasin sih. Nanti kalau Kevlar yang ngomong, takut salah. Yang ada Prilly ngamuk." Sahutnya menjelaskan.

"Ck Kevlar, udah ayo kasih tau tante aja. Gak mungkin loh kamu gak tau." Paksa Mama Tania. Beneran kepo ini dia. Lagian punya ponakan pelit banget ngasih informasi.

Kevlar menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Gimana ya tan om, Kevlar tau orangnya doang. Tapi gak tau itu pacar Prilly apa bukan, beneran deh. Gak boong," Kalau soal statusnya sama Biru emang Prilly belum ngasih tau apa-apa. Orang mereka berdua anteng-anteng aja.

"Yang bener, Kev.." Mama Tania mendelik curiga ke Kevlar.

"Astaga tante, bener loh ini. Kevlar gak tau itu pacar Prilly apa bukan. Prilly juga gak ada bilang tan. Cius deh," Kata Kevlar meyakinkan.

Mama Tania menghela napas. Awas aja kalau keponakannya ini berbohong. Bisa kena cubit dirinya habis-habisan. "Iya iya tante percaya. Awas ya Kevlar bohong."

"Gak tante, serius aku tuh."

"Terus Kevlar sama Elga gimana? Udah jarang ih kamu bawa Elga main kesini." Tanya Mama Tania lagi. Mendengar pertanyaan ini Kevlar sempat terdiam. Bingung lagi mau jawab apa.

Melihat Kevlar yang terdiam, Mama Tania bersuara lagi. "Masih sama Elga kan?"

"Emm dibilang masih ya masih sih tan. Tapi gak tau ke depannya. Soalnya Elga mau lanjut sekolah di luar katanya. Dan Kevlar bilang sama Elga gak bisa LDR, jadi ya gak tau kedepannya."

"Sekolah di luar? Kok bisa tiba-tiba harus kesana Kev? Kalian berantem?"

"Gak tan, diminta sama orang tuanya. Dan Elga mau, tapi Kevlar gak mau hahaha." Kata Kevlar sedikit terkekeh. Permasalahan yang akhir-akhir cukup mengganggu pikirannya. Harus apa dia? Merelakan Elga pergi? Apa tetap bersama Elga dengan jarak yang jauh? Tidak, tidak.. Kevlar tidak bisa.

Papa Revan, papanya Prilly, ikut menyimak pembicaraan mereka. Anak muda jaman sekarang memang ada aja masalah percintaannya. "Kev menurut om ya kamu jangan gitu. Jangan jadi penghalang Elga buat ngelanjutin sekolahnya di luar. Niat orang tuanya Elga baik kok, kalau memang kalian jodoh, sejauh dan selama apapun ya pasti akan bertemu kembali."

Kevlar si setuju sama ucapannya Papa Revan. "Iya om, Kevlar juga gak mau egois. Makanya Kevlar bilang sama Elga, yaudah kalau memang kamu mau tetep pergi, kita selesai. Demi kebaikan Elga juga kan om? Biar ga kepikiran yang aneh-aneh kalau seandainya kita beneran tetep LDR." Apakah ini sebuah keputusan yang tepat? Entahlah. Tapi rasanya lebih sakit ketika harus mengakhiri sebuah hubungan secara baik-baik.

XABIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang