Sisa waktu yang diberikan oleh sang papi terhitung sedikit lagi, Biru mulai bingung dan tentunya panik. Apa yang harus ia lakukan?
Soal pertemuannya oleh Samera sudah ia jelaskan kepada Prilly. Jangan tanya kenapa Biru langsung menjelaskan.. soalnya Prilly udah keburu ngambek. Daripada dicuekin lama-lama, ya Biru langsung jelasin. Samera cuma sebatas calon kandidat istrinya, pilihan Rien, bukan pilihan dirinya.
Hubungannya dengan Prilly juga semakin dekat. Terbilang cepat dan lumayan mulus pendekatannya. Tapi ia juga bingung harus mengambil langkah apa. Melamar Prilly?
Dering ponselnya berbunyi, terlihat nama Kaylee disana. Kenapa lagi ini bocah? Pikirnya.
"Oi? Apaaaa?" Kata Biru begitu ia mengangkat panggilan telfon dari adiknya.
"Bang dimana?"
"Biasa, di kantor."
"Yaudah gue ke ruangan lo sekarang. Tunggu jangan kemana-mana. Ini udah di lobby," Suara Kaylee di sebrang telepon menghilang. Dimatikannya begitu saja. Benar-benar memang adiknya Biru ini.
Biru kembali meletakkan ponselnya. Gabut, padahal sebenarnya pekerjaan dia menumpuk. Tapi entah kenapa pikirannya penuh dengan sosok perempuan yang kini dekat dengannya.
Tadi pagi Prilly izin mau keluar kota, ada urusan bersama teman-temannya. Biru pun sempat mengantarnya ke bandara. Tadinya mau diantar Kevlar, tapi kata Biru biar Biru aja yang antar. Ya kalau Prilly sih mau-mau aja.
Tangannya kembali meraih ponsel, ia mengetikkan sesuatu. Tentu dikirim ke perempuan yang sedang memenuhi pikirannya belakangan ini.
Xabiru Gafali: udah sampai?
Xabiru Gafali: take care ya, jangan lupa makan🖤Selesai mengirim pesan, pintu ruangan Biru terbuka. Disusul masuk dua orang, perempuan dan laki-laki. Sangat Biru kenal. Itu Kaylee dan ada Kevlar di belakangnya.
"Abanggggku sayang haiiiii.." Sapa Kaylee tersenyum lebar. Ia mengambil posisi duduk di sofa, sebelum itu Kaylee ke Biru dulu sih buat salim dan cium pipi. Kadang kakak adik ini memang bisa sweet.
Biru mendelik, "Dihhhh dari mana lo? Kok bisa sama Kevlar? Jangan-jangan..." tanyanya curiga. Ini juga adeknya gak ada cerita apa-apa. Belakang ini sering kayanya jalan sama Kevlar. Tapi masa iya mereka deket juga? Kan Kevlar udah punya pacar.
"Ssttt dilarang curiga. Gue sama Kevlar kesini ada tujuannya. Dan ini penting buat lo," kata Kaylee serius. Kemudian melirik Kevlar, "Juga ka Prilly.." lanjutnya.
"Gue sama Prilly? Kenapa?" Biru berpindah tempat, yang semula duduk di kursi kerjanya. Sekarang duduk di sofa bergabung bersama Kaylee dan Kevlar.
"Kev jelasinnn,"
Kevlar mengangguk, "Gini ya Ru, kemarin, beberapa hari yang lalu sih, bokap nyokapnya Prilly sempet nanyain lo. Lebih tepatnya si nanyain siapa laki-laki yang lagi deket sama Prilly, yang sering nganter Prilly balik. Gue sih gak jawab jujur, karena gue gak mau ganggu privacy Prilly. Maksud gue ya biar Prilly aja yang jelasin sendiri, atau mungkin lo nya langsung dateng temuin bokap nyokapnya Prilly."
Biru serius mendengarkan obrolan ini. Terdengar begitu serius memang si arahnya.
"Nah bang, gue rasa ini kesempatan lo buat ngelamar ka Prilly. Lo langsung temuin keluarganya aja. Gimana? Waktu yang papi kasih buat lo juga tinggal berapa hari bang. Apalagi coba yang lo pikirin?" Lanjut Kaylee. Dia cuma takut kalau abangnya dijodohin sama perempuan yang sama sekali gak dikenal.
"Tapi sebelum lo dateng buat ngelamar Prilly ke keluarganya, lo harus pastiin kalau lo memang serius sama dia bro. Dia anak perempuan satu-satunya, bokap nyokapnya sayang banget sama dia. Gak akan biarin siapapun buat nyakitin Prilly. Gue pun gitu, walaupun bukan adik kakak kandung, tapi gue gak akan rela kalau ada laki-laki yang nyakitin Prilly. Dan gue harap lo sekarang bisa serius buat ngejalanin hubungan sama Prilly. Kalau emang gak serius, lo bisa mundur mulai dari sekarang juga." Kata Kevlar lagi. Sayang banget dia tuh sama Prilly. Mau yang terbaik buat Prilly. Gak akan biarin laki-laki manapun nyakitin sepupunya itu. Dan Kevlar berdoa si kalau Biru memang pilihan Tuhan yang tepat buat Prilly. Terlihat dari sosok Biru yang begitu baik dan juga keluarganya yang bisa menerima kehadiran Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
XABIRU
FanfictionLelaki berusia dua puluh empat tahun itu disibukkan oleh ocehan sang Ibu yang memintanya untuk cepat-cepat menikah. Hampir setiap hari Ibunya mengoceh mengenai hal yang sama. Lalu langkah apakah yang diambil oleh lelaki itu? Menuruti kemauan Ibunya...