𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 14

59 15 54
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

pagi ini sangat tidak di inginkan oleh gava dan keluarga edgar.

kenapa tidak di inginkan oleh mereka?

Tante clara ibu dari gava berpamitan untuk meninggalkan rumah papa edgar dan menitipkan anaknya kepada papa edgar.

Farhan dan anaya yang telah siap dengan seragam sekolahnya, mereka mendengar suara keributan di ruang tamu.

Mereka tergesa gesa turun ke bawah untuk melihat apa yang terjadi.

"bagaimanapun dia itu anak mu Clara,jika kau ingin ke luar negeri bawa lah anakmu,dia masih butuh kasih sayangmu" tutur mama Manda dengan nada bicara yang lembut. Clara hanya menunduk ia tidak berani menatap mata mama Manda.

Farhan dan anaya hanya memandangi kejadian itu. Mereka berdua tidak berniatan untuk ikut campur urusan orang tua.

Mereka berdua memilih untuk berangkat ke sekolah agar mereka tidak telat

Mata anaya tidak sengaja melihat gava yang terduduk di pintu kamar papa edgar. Anaya yakin jika gava mendengar semua ucapan mereka.

Dengan sigap anaya menggendong gava lalu membawanya ke luar dari rumah dan di susul Farhan di belakangnya.

"gava, biar kak Farhan dan kak Naya ya yang nganter ke sekolah" ucap anaya mengalihkan pendengar gava agar tidak terlalu mendengarkan pertikaian di dalam.

gava terus memeluk tubuh anaya dengan tangisan kerasnya.anaya dan Farhan berusaha menenangkan gava yang terus menangis

Beberapa menit Clara keluar dari dalam rumah dengan membawa ransel dan koper. gava melihat Clara akan pergi meninggalkannya, ia meminta anaya untuk menurunkan gava dari gendongannya.

"bunda akan meninggalkan ku disini?, mengapa, mengapa kau akan meninggalkan ku disini?, aku ingin ikut dengan bunda ke luar negeri, aku tidak apa apa jika harus pindah sekolah asalkan,aku terus bersamamu" ujar gava sambil menangis tersedu.

Clara jongkok menyetarakan tinggi badannya dengan gava." Sayang, disini kan ada kak anaya,kak Farhan,papa edgar,mama manda. Disini banyak yang sayang denganmu termasuk bunda. Tapi kali ini bunda tidak akan membawamu pergi, kamu akan tetap di sini bersama mereka, jangan jadi anak yang nakal ya sayang." Jawab Clara mengusap air mata gava yang terus menetes.

"tidak aku ingin ikut dengan bunda" bantah gava.

Clara tertunduk lemas,ia tidak mungkin mengatakan sejujurnya kepada anaknya. Ia masih di bawah umur untuk tau masalah yang ia hadapi. " sayang bunda mohon tetap di sini, jika kau ikut bunda itu sangat bahaya untukmu. Jadi anak yang baik ya sayang"

Clara langsung berdiri dan berjalan meninggalkan perkarangan rumah papa edgar.

dengan perasaan yang campur aduk Farhan menggendong gava dan menenangkan tangisannya. Begitupun juga anaya itu ikut membantu Farhan menenangi gava.

Perasaan Farhan saat ini sangat lah campur aduk, di satu sisi ia senang tidak ada clara di rumahnya,jadi ia bisa menyatukan kembali kedua orang tuanya. Sedangkan disisi lain Farhan merasa iba dengan keadaan gava saat ini, meskipun dulu gava sangatlah di benci oleh farhan, sekarang Farhan menganggap jika gava adalah adek kandungannya.

Anaya mengambil alih gava dari gendongan farhan. Ia terus mengelus punggung gava dengan lembut.

"Kak apa bunda tidak sayang lagi denganku" ucap gava dengan terbata bata dan masih terdengar isakan kecil tangisnya.

FARHAN JANUARTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang