MPTA || 42. Mencoba Mendekati

738 49 1
                                    

— بسم الله الرحمن الرحيم —

— اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

— اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Seperti yang sudah abi Khalil ucapkan bahwa hari ini akan ada kedatangan keluarga dari kakaknya Abi Khalil. Saat ini mereka semua sudah berkumpul untuk menunggunya, dengan sesekali tertawa karena membicarakan sesuatu yang lucu. Sedangkan Bintara duduk di samping uminya seraya memeluknya dengan erat.

"Manja banget sih kamu, Mumtadz. Mangkanya punya istri biar ada yang manjain, kalo umi mah punya Abi," celetuk Zaid berniat menjahili adiknya yang sangat manja jika sudah dengan uminya.

"Terserah aku," ucap Bintara acuh seraya menduselkan kepalanya di ceruk leher sang umi.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarakatuh."

Ucapan salam mengalihkan perhatian mereka ke arah ambang pintu yang terlihat ada beberapa orang, dengan laki-laki muda yang sedang menggendong anak kecil yang tertidur di bahunya.

"Maa syaa Allah kak Ibrahim, kak Sarah," ucap Abi Khalil lalu memeluk mereka berdua.

"Bang lepas dulu, itu ada kakak sepupu kamu," ucap Umi Fatimah seraya mendorong pelan kepala Bintara.

Bintara menggelengkan kepalanya. "Nggak mau umi, nggak mau, mau sama umi aja."

"Manja banget sih kamu Bintara, eh Mumtadz ya," ledek kakak sepupu Bintara seraya duduk dengan anak kecil yang berada di pangkunya.

"Sini Mas, Lail nya Biar sama aku aja," ucap sang istri menawarkan diri.

"Nggak usah sayang, biar mas aja."

"Bucin terus, bucin. Nggak liat tah di sini ada jomblo," sindir Bintara menatap malas mereka.

"Mangkanya nikah," ledek Ansel.

Kalian ingat Ansel? Ansel itu mantannya Huma. Kalian terkejut? Karena nyatanya Ansel dan Bintara adalah seorang sepupu, yang dulu sama-sama nakal. Dan pada akhirnya Bintara hendak dijodohkan dengan seorang Ning bercadar dari pesantren lain, tetapi pada saat itu Bintara menolaknya dengan tegas karena ia sudah mempunyai tambatan hati. Tetapi karena Abi Khalil sudah terlanjur terikat janji kepada ayah sang Ning itu, dan akhirnya Ansel bersedia meninggalkan pacarnya yang ternyata saat ini mondok di sini dan Ansel bersedia menggantikan Bintara dan ternyata perlahan-lahan meskipun harus membutuhkan waktu bertahun-tahun rasa cintanya tumbuh di dalam hati kepada istrinya sehingga terbentuklah Lail, anak laki-laki mereka.

My Promise To Allah [END-Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang