Sudah dua Minggu Yushi bekerja di Mansion milik Sion dan selama itu pula Yushi tidak bertemu dengan si pemilik mansion tersebut. Yushi yang awalnya tidak enak hati dengan Minjeong karna merasa merebut pekerjaannya sekarang ia sudah merasa biasa-biasa saja karna ia tau pekerjaan Minjeong di Mansion itu lebih dari satu.
Saat ini ia sedang duduk di kursi taman yang menghadap paviliun menemani si Coco puppy pemalas milik Sion, hati nya penasaran kenapa Johnny dan Minjeong melarangnya untuk masuk kesana dengan alasan Tuan Oh akan marah. Padahal paviliun itu terlihat sedikit usang walaupun keadaannya sangat terawat. Menanyai mereka pun percuma kedua kompak diam membisu saat Yushi bertanya.
"Tidak baik melamun sendirian"
Yushi berjengit kaget saat tiba-tiba suara Sion berada disamping telinganya. Betapa seriusnya ia melamun sampai tidak sadar Sion sudah duduk disampingnya.
"Selamat siang Tuan Oh" Sapa Yushi, bibirnya tersenyum hangat saat Sion membalas menatapnya.
"Bagaimana bekerja disini? Lelah?" Tanya Sion yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari si manis.
"Tidak Tuan Oh, sampai mungkin saya bisa tidur siang disini" nada si manis berucap jahil sampai Sion terkekeh dibuatnya.
"Bagus kalau begitu, mahasiswa semester awal sepertimu bukan kah lebih baik banyak beristirahat" kedua tangan Sion bersedekap, ekor matanya melirik Yushi yang terus menatapnya.
"Apa ada yang salah dengan wajahku?" Tanya Sion saat menyadari Yushi sama sekali tak mengalihkan pandangannya.
Kedua pipi si manis merona, ia langsung mengalihkan pandangannya ke segala arah karna salah tingkah setelah menyadari sikapnya.
"Saya baru pertama kali melihat anda menggunakan kacamata" Yushi menjeda ucapannya "Dan anda terlihat tampan" setelah mengucapkannya Yushi bangkit dari duduknya dan memanggil Coco untuk segera masuk kedalam.
Sion membulatkan kedua matanya, lalu bibirnya tersenyum, ia berdehem untuk menetralkan degupan jantungnya dan tangannya ia bawa untuk membenarkan letak kacamatanya.
.
.
.
.Johnny menatap aneh kearah Sion, pasalnya pria itu membaca berkas darinya sambil tersenyum lebar membuat Johnny merinding sendiri.
"Apa ada yang salah denganmu?" Tanya Johnny yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari Sion.
"Apa aku terlihat tampan menggunakan kacamata?" Tanya Sion sambil menatap Johnny dan tersenyum lebar.
Johnny mengerutkan keningnya dalam. Pertanyaan random apa ini? Tiba-tiba sekali tuannya menanyakan penampilannya.
"Tidak perlu dijawab. Aku malas mendengar jawaban mu" Sion merotasikan keduanya matanya malas saat melihat ekspresi Johnny yang menatapnya aneh.
Sion menanda tangani berkas dari Johnny lalu menyenderkan tubuhnya di kursi dan memejamkan matanya.
"Aku benci melihatnya disini" Ucap Johnny tiba-tiba
"Siapa?" Tanya Sion tanpa melihat kearah Johnny
"Yushi. Aku benci melihatnya disini" Johnny bersedekap dada sambil menatap Sion tajam.
Sion menaikan sebelah alisnya menatap Johnny bingung "Kenapa memangnya?" Tanya Sion
"Aku menyesal mempertemukan mu dengannya. Jika tau dia yang akan mencabut nyawamu aku mungkin sudah menjauhkan dia darimu" Johnny menghela nafasnya berat "Setidaknya aku ingin seperti ayah dan kakek yang mengurusmu sampai aku tua nanti lalu menceritakan dirimu didepan anak dan cucuku kelak. Seperti apa yang ayah dan kakek lakukan dulu" Lanjutnya dengan nada suara yang semakin pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Primrose
RandomTakdir mempertemukan dua hati yang dulu terpisah kini kembali bertemu apakah akan berakhir bersama atau kembali pada luka yang sama