Be the end of Us

494 58 34
                                    

Happy Reading🌷⭐️

.
.
.
.

Yushi terbangun dari tidurnya saat melihat cahaya matahari yang masuk dari celah-celah gorden. Ia membalikkan tubuhnya melihat ke sisi ranjang disebelahnya yang masih kosong tak ada tanda-tanda Sion kembali dari tadi malam.

Yushi bangkit perlahan, selimut yang dipakainya turun memperlihatkan tubuh atasnya yang tanpa sehelai benangpun dengan bercak cinta kemerahan diseluruhnya.

Tangannya mengambil jubah tidur miliknya, memakainya dan berjalan keluar. Yushi melihat Minjeong dimeja makan, wanita cantik itu sedang menata sarapan dimeja.

"Noona, kau melihat Sion hyung?"

"Aku belum melihatnya. Dia tidak ada dikamarnya?"

Yushi menggeleng pelan sebagai jawaban. Helaan nafasnya terdengar berat, Yushi kembali berjalan lunglai kearah kamar.

"Aku akan sarapan jika Sion Hyung kembali" Ucapnya pada Minjeong dan langsung di iyakan wanita itu.

Yushi menelungkupkan tubuhnya diranjang. Otaknya berpikir kemana Sion pergi semalam. Kenapa dia belum juga pulang hingga pagi ini?

Sedangkan ditempat lain Sion sedang duduk ditaman tempat kemarin ia bertemu dengan pria aneh yang merasa ia tau segala sesuatu tentang Sion.

Kepalanya ia tolehkan ke kanan dan ke kiri. Matanya melihat kearah jam tangan yang menunjukkan pukul 9 pagi. Ia akan pulang jika ia sudah menemukan jawaban untuk menyelesaikan masalahnya.

"Kemana dia?" Gumamnya. Samar-samar telinganya mendengar suara ramai teriakan dan tawa seseorang.

Matanya melihat kumpulan orang-orang yang sedang bermain shogi. Sion berjalan menghampiri kerumunan tersebut, irisnya melihat pria yang bersamanya kemarin sedang bermain Shogi disana.

"Pak tua" Sion menepuk pundak pria itu.

"Ssttt diam. Aku sedang fokus bermain dan aku tidak setua itu" Pria itu menaruh telunjuk didepan bibirnya menyuruh Sion untuk diam.

Sion memutar bola matanya malas. Ia memilih duduk ditengah-tengah yang menurut Sion orang-orang tua yang sedang bermain shogi.

"Aku ingin berbicara denganmu. Sekarang dan ini penting" Sion tetap berusaha mengajak pria itu berbicara walaupun sepertinya dia tetap mengabaikan Sion.

"Sebentar, aku harus berpikir lebih fokus. Aku sudah kalah 2 kali" Pria tua yang satunya tertawa mendengarnya membuat Sion kembali merotasikan matanya.

"Kau siapa?" Tanya Sion lagi.

"Sudah ku jawab kemarin" Balasnya singkat, pandangannya tetap fokus kearah Shogi.

"Kau belum memberitahu ku kemarin" Decakan kesalnya terdengar. Jika saja ia tidak ingin mencari solusi dari segala masalahnya ia tak akan mau datang kesini. Lebih baik ia berbaring diranjang dengan Yushi yang berada dipelukannya.

"Kau melupakan wajahku?" Pria itu menunjuk wajahnya sendiri. "Seharusnya kau mengingat wajah orang yang memberikan hukuman padamu. Dasar bocah tidak tau sopan santun" bibirnya mencibir kearah Sion.

Kening Sion saling bertaut mencoba mengingat, tiba-tiba telapak tangannya membungkam mulutnya sendiri dengan kedua bola matanya yang melebar sebab terkejut.

"Oohh benar aku mengingatmu. Wajar bukan jika aku lupa, itu sudah ribuan tahun yang lalu" Pria itu mendengus mendengar ucapan Sion.

Sion mencondongkan tubuhnya kearah pria itu. "Aku punya pertanyaan. Bisa kau tolong aku menemukan solusi tentang akhir hukuman ku selain Yushi?" Binaran harapan terpancar dimatanya saat melihat pria itu tampak sedang berpikir.

PrimroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang