Happy Reading 🌷⭐
.
.
.
.'boosh'
"Welcome home~"
Sion memandang Johnny dan Minjeong dengan tatapan datar. Matanya melihat kesekeliling ada banner bertuliskan 'Welcome Home Sion' dan confetti yang menempel di rambutnya.
"Yeeeyyy~" Pekikan dan tepukan tangan semangat Yushi berikan. Yushi melihat kearah Sion, menatap ekspresi pria itu yang tampak tidak semangat.
"Hyung tidak suka?" Tepukan tangannya berhenti, Sion langsung menolehkan kepalanya sambil tersenyum.
"Hyung suka sayang. Terima kasih sambutannya" Tangannya merangkul pundak Yushi, bibirnya mengecup kening sang istri.
"By the way itu ideku" Johnny berucap bangga. Sion berjalan sambil merangkul Yushi, matanya langsung mendelik kearah Johnny membuat yang ditatap menundukan kepalanya.
Suasana hangat, canda, dan obrolan ringan terdengar sore itu. Sion merasa dirinya utuh saat keluarga Yushi ikut bergabung di acara makan malam mereka, perhatian ayah dan ibu mertuanya membuat Sion sadar bahwa sekarang dia tidak sendiri lagi, ada keluarga yang selalu menunggunya pulang.
.
.
.
.Bibir Sion terus mengeluh betapa tinggi nya jalan setapak yang ia lewati, kakinya memang tidak merasa pegal tapi kenapa harus setinggi itu? Dan kenapa juga orang-orang sanggup berjalan sejauh hampir 1 kilometer hanya untuk sampai ke kuil.
Lonceng kuil mulai terdengar, Sion sesegera mungkin mempercepat langkahnya agar cepat sampai ke atas, matanya melihat banyak orang yang sedang berdoa dan menuliskan harapan mereka.
Sion melangkah masuk kedalam salah satu kuil disana, matanya melihat salah satu biksu yang cukup tua tersenyum kearah nya.
"Senang melihatmu berdoa disini" Sapanya saat Sion duduk dihadapannya.
"Aku hanya ingin doaku terdengar olehnya....."
Biksu itu kembali tersenyum, "Berdoa dengan hatimu agar bisa didengar olehnya"
Sion memejamkan matanya, mengingat selama beribu-ribu tahun dia hidup baru kali ini dia meminta dan selama Sion dihukum didunia dirinya hanya mengeluh dan marah setiap hari.
Bunyi lonceng kuil kembali terdengar, Sion membuka matanya setelah dirinya berdoa dan meminta sesuatu yang berharga dalam hidupnya.
Helaan nafasnya terdengar berat, Sion bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kuil. Matanya melirik kearah jam tangannya, ternyata sudah hampir jam makan siang. Dirinya harus segera pergi karna sudah memiliki janji dengan Yushi untuk makan siang dirumah.
"Kau disini?" Sion menolehkan kepalanya melihat siapa yang menegurnya.
Sosok yang selalu mengatakan jika dirinya adalah yang memberikan hukuman pada Sion, berdiri tepat dihadapan Sion.
"Kau..... berdoa padaku?"
Sion tersenyum kecil, "Kupikir ini jalan satu-satunya agar permintaan ku didengar"
Terakhir kali Sion lihat sosok itu seperti pria paruh baya dan sekarang ia melihat seorang wanita berumur 60 tahunan sambil berjalan menggunakan tongkat.
"Kemari ikut aku" Sion mengikutinya sampai keduanya duduk di kursi didepan kuil.
Mereka hanya duduk diam tidak ada yang membuka suara, mata Sion terlihat fokus melihat seorang pria paruh baya masuk kedalam kuil.
"Bagaimana rasanya menjadi tua?"
Wanita itu menolehkan kepalanya, bibirnya tersenyum penuh arti.
"Kau akan mengeluh punggungmu yang mudah sakit karna usia" Jawabnya, matanya tak lepas melihat Sion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Primrose
RandomTakdir mempertemukan dua hati yang dulu terpisah kini kembali bertemu apakah akan berakhir bersama atau kembali pada luka yang sama