I love you?

506 64 26
                                    

Yushi terbangun dari tidurnya, tangan kirinya memegang kepalanya yang berdenyut sakit. Alisnya saling bertaut, ia mengedarkan pandangannya melihat seisi ruangan. Kesadarannya langsung pulih saat merasa dia berada ditempat yang asing, tangannya menyibak selimut dengan terburu dan menghela nafas lega.

'Aman' batin Yushi. Pakaiannya masih lengkap dan sama yang ia pakai semalam. Ia ingat jika ia mabuk semalam lalu setelahnya Yushi tidak mengingat apapun.

'cklek'

Yushi menatap Minjeong bingung, wanita itu masuk kedalam kamar sambil membawa nampan.

"Sudah bangun? Ini sarapanmu dan obat pereda pengar" Minjeong menaruh nampan di nakas samping ranjang.

"Noona. Aku dimana?" Tanya Yushi memastikan.

"Rumah Tuan Oh. Memangnya dimana lagi?" Wanita cantik itu duduk di pinggir ranjang menatap Yushi curiga.

"Apa yang kau lakukan sampai membuat Tuan Oh semarah itu?" Kedua matanya memicing kearah Yushi "Kau tau dia datang sambil menggendongmu, auranya benar-benar membuat orang takut. Sampai aku saja tidak berani bertanya"

Yushi meringis "Aku tidak tau. Yang ku ingat aku datang ke ulang tahun temanku lalu mabuk" Suara Yushi mengecil diakhir kalimatnya.

Minjeong menggelengkan kepalanya prihatin. Kedua tangannya bersedekap.

"Habiskan dulu sarapanmu. Setelah itu kau disuruh Tuan Oh untuk menemuinya" Minjeong mengusap kepala Yushi. "Kudoa kan yang terbaik. Semangat!" Setelah mengepalkan tangannya keatas menyemangati Yushi, ia lalu keluar dari kamar membiarkan Yushi menghabiskan sarapannya.

Yushi menghentakkan kakinya kesal, Ia memukul kepalanya sendiri. Sebenarnya apa yang ia perbuat semalam. Nafsu makannya hilang, ia hanya minum obat pereda pengar untuk menghilangkan sakit kepalanya lalu mencuci muka dan segera menemui Sion yang kata Minjeong sedang marah membuat semua orang yang ada di Mansion itu menghindarinya takut terkena amarah Sion.

Yushi menghela nafasnya sebelum mengetuk pintu besar ruangan pribadi milik Sion. Ia menangkupkan kedua tangannya, berdoa supaya ia tidak dipecat oleh Sion.

'tok... tok... tok...'

Yushi mengetuk pintu itu beberapa kali namun tak ada sahutan. Dengan memberanikan diri ia membuka pintu dan masuk kedalam ruangan itu perlahan. Yushi melihat Sion sedang membelakanginya sedang melihat rak buku yang menjulang tinggi.

"Sudah bangun?" Suara berat Sion membuat nyali Yushi semakin menciut.

"Sudah Tuan Oh" Yushi menundukkan kepalanya enggan melihat Sion yang sekarang sudah membalikkan tubuhnya menatap Yushi.

"Sudah sarapan?" Tanya Sion lagi

"Belum. Saya tidak biasa sarapan" Yushi meremat kedua tangannya saat mendengar langkah kaki Sion yang semakin mendekatinya.

"Kenapa belum? Kau juga belum mandi"

"Saya-" Suara Yushi tercekat saat ia mendongakkan kepalanya, wajah Sion yang begitu dekat dengannya.

"Aku akan menyuruh Minjeong untuk mencarikan pakaian yang pas untukmu. Pergi mandi lalu sarapan denganku. Tanpa bantahan karna aku tidak suka perintahku dibantah Yushi" Setelah mengucapkan itu Sion pergi meninggalkan Yushi, atmosfer mencekam yang dirasakan Yushi belum hilang sepenuhnya karna pemuda Jepang itu merasa jika amarah Sion terjadi karna dirinya.

.
.
.
.

Yushi datang ke meja makan dengan pakaian yang sudah ia ganti, tadi Minjeong datang ke kamar yang sempat ditiduri Yushi yang ternyata itu kamar milik Sion dengan seseorang sambil membawa beberapa pakaian dari merk ternama. Menyuruh Yushi untuk memilihnya yang jelas membuat Yushi kelimpungan karna sungguh tidak harus seberlebihan itu untuk mencari pakaian ganti untuknya.

PrimroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang