True

382 67 34
                                    

Hari-hari berlalu begitu cepat. Yushi dan Sion, tak terasa hubungan mereka juga semakin dekat. Bahkan sekarang Sion menyuruhnya untuk memanggil Hyung agar Yushi menjadi lebih akrab dengannya. Tapi tak Yushi turuti karna menurutnya kurang Sopan memanggil atasannya seperti itu.

Minjeong belakangan ini sudah jarang di Mansion membuat Yushi juga harus memegang pekerjaannya. Bahkan pemuda Jepang itu lebih sering bermalam di Mansion ketimbang dirumahnya sendiri.

Hari ini Yushi sendirian, Sion ntah pergi kemana dari pagi dan Yushi juga diperintah Minjeong untuk membaca buku catatannya agar mempermudah Yushi menggantikkan tugas Minjeong selama wanita itu tak ada dirumah.

Hari sudah malam, matahari sudah berganti dengan bulan yang tertutup awan tak mengurangi terangnya digelapnya malam. Sambil memegang cangkir kopinya Yushi berjalan kearah taman paviliun.

Ekor mata Yushi sesekali melirik kearah Mansion, hatinya penasaran apa isi didalamnya sampai dibuat peraturan hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk kedalam sana.

Sion belum pulang dan ia mendapatkan pesan jika pria tampan itu akan pulang larut malam. Yushi menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri melihat situasi.

"Aku hanya ingin tau apa yang didalamnya setelah itu aku akan keluar" Monolognya sendiri.

Kakinya melangkah pelan, ia mulai menaikki satu persatu tangga yang menuju pintu paviliun tersebut, tangannya menarik knop pintu paviliun, tapi saat ditarik pintu itu tak mau terbuka.

"Sepertinya dikunci" Yushi berdecak kesal dan sepertinya ia tak menyerah, Yushi mengelilingi paviliun dan meraba ventilasi yang ada diatas pintu.

'Gotcha' Yushi bersorak senang saat tangannya menggenggam sebuah kunci.

Kepalanya ia tolehkan kesegala arah, takut ada yang memergokinya masuk kedalam paviliun, padahal ia sudah dilarang untuk masuk kedalam sana.

Ia masuk perlahan, didalam paviliun gelap. Tangannya meraba tembok mencari saklar.

'ctak'

Yushi berdiam membeku saat melihat seisi ruangan, kakinya melangkah perlahan, tangannya membekap mulutnya sendiri. Didalamnya hanya terdapat lukisan, lemari dan sofa tunggal.

Ia terus berjalan kearah lukisan yang mirip dengannya, mengenakan pakaian kerajaan yang mewah.

"Apa ini?" Tangannya dengan gemetar menyentuh pedang yang dipajang dibawah lukisan itu.

"Lancang sekali kau masuk kedalam sini" Tangan Yushi terhenti saat akan membuka lemari laci. Kepalanya ia tolehkan kearah pintu, ia melihat Sion berdiri disana.

"Bukankah ada peraturan jika kau dilarang untuk masuk kesini Yushi" Sion berjalan mendekati Yushi.
"Kenapa kau tetap melanggarnya?"

Yushi tak mampu bersuara, atmosfir diruangan tersebut tiba-tiba terasa pengap, Yushi rasanya tercekik dan tidak bisa bernafas dengan benar.

"Siapa dia? kenapa wajahnya mirip denganku?" Tangannya menunjuk lukisan besar, Yushi melangkah mundur saat Sion terus berjalan mendekatinya.

"Kau bahkan tak pantas bertanya saat sudah lancang masuk kedalam sini" Sion menatap Yushi marah.

Bulan purnama terlihat saat awan tak lagi menutupinya, jam seperti berhenti berdetak seolah menghentikan semuanya. Tanda dibulan sabit ditubuh Yushi mengeluarkan cahaya putih yang hanya mampu dilihat Sion.

"Akh-" Sion memegangi dadanya, Jantungnya serasa ditusuk, matanya memerah karna menahan sakit.

"T-tuan Oh!" Yushi panik karna melihat Sion bersimpuh didepannya sambil memegang dadanya dan mengerang kesakitan.

PrimroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang