0.3 |LUKA YANG TERBELENGGU.

25 6 0
                                    

Hai...

⚠️Jangan lupa vote dan komen disetiap bab.

Happy reading...

0.3 LUKA YANG TERBELENGGU.

Terkadang manusia dengan kuatlah untuk menunjukan bahwa dia tidak selemah itu pada dunia.

🎭🎭🎭

Malam ini adalah malam yang kesekian kalinya seorang gadis menunjukan sisi lemahnya pada dunia, termasuk pada Ayahnya yang sedang tertidur tenang didalam sana.

Gadis itu terus meraung pada gundukan tanah yang sudah lebat dengan rerumputan pendek.

"Dunia jahat ya tanpa Ayah." keluh kesahnya ia tumpahkan semua malam ini, setelah balap motor tadi gadis itu tidak pulang kerumah melainkan pergi ketempat peristirahatan Ayahnya.

"Ayah nyaman banget ya tidurnya, ninggalin Amora disini sendirian."

"Biasanya kalo Mora pulang malem Ayah selalu marah dan cerewet, sekarang gak ada lagi yang gituin Amora, sekarang yang gitu cuman Pati yah, Amora maunya Ayah yang gitu ke Amora."

Sepertinya Dunia tidak mendukung suasana, kini hujan turun kebumi, menyuarkan juga isi hatinya untuk membuktikan bahwa gadis itu tidak sendirian, sekarang semesta juga ikut pilu dengannya.

Gadis itu masih juga tidak beranjak, malah air bening dimatanya semakin banyak keluar, Amora meracau semakin kuat, tidak seperti sebelumnya bahkan suaranya sudah mulai serak akan itu, hujan deras benar benar membuat suara bahkan air matanya tidak terlihat, itu membuat Amora leluasa mengeluarkan uneg-unegnya malam ini.

ia sedih sekali dengan takdirnya, tidak, Amora bukan menyalahkan takdir melainkan kenapa dirinya yang takdir itu titipkan untuknya, dunia benar benar mengujinya, dia tidak sekuat itu.

Cinta pertama anak perempuam adalah Ayahnya, Amora sangat mengasihani dirinya sendiri karena tidak memiliki momen indah bersama Ayahnya.

"Ayah, Amora takut buat pulang, Mama udah buta cinta, Amora pengen dapat kasih sayang layaknya seorang Ayah yang kasih ke Amora dulu." Amora merasa semakin ia mengeluarkan isi hatinya, dadanya tiba tiba sesak memutar ulang kejadian itu, Amora takut Ayahnya sedih padanya karena telah menjadi seperti ini.

"Amora gak bisa pegang janji Mora buat gak benci sama seseorang, bahkan dia juga ngerasa gak bersalah dengan apa yang udah ia perbuat yah, Ayah datang ya kemimpi Amora, Mora kangen banget sama Ayah, Amora mau pamit pulang, Amora gak bisa liat ayah sedih dengar cerita Mora, biar Amora simpan baik-baik cerita ini."

Amora memandang papan nisan yang bertulisan Gerdibe bin Hermantra, kemudian menciumnya lama, matanya ia pejamkan membayangkan wajah Ayahnya yang tersenyum hangat padanya.

kemudian dia buka matanya yang menampakan kembali tempat kuburan yang sunyi dan gelap itu, kemudian Amora melihat jam dilayar ponselnya menunjukan setengah dua belas, "Udah malam Amora pulang yah, Al-fatihah buat Ayah" Setelah itu Gadis itu benar benar meninggalkan tempat itu.

berjalan rapuh kearah motornya lalu menghidupkan motor besarnya kemudian pergi dari sana.

nyatanya tempat yang menakutkan itu tidak lah mengerikan jika disana ada orang yang kita sayangi tertidur tenang.

🎭🎭🎭

Motor Amora itu tiba dirumah berlantai dua yang bernuansa putih-coklat  yang membuat rumah itu terlihat mewahanya, kemudian motor itu masuk pada garasi tepat disamping motor besar berwarna hitam, itu milik Pati.

INVOLVED IN REVANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang