Sejak kejadian malam itu, Anne dan Harry sepakat untuk tidak membahas lagi apapun yang mereka bicarakan kepada siapapun, termasuk pada sahabat-sahabat mereka sendiri. Bagusnya, Harry jadi bisa sepenuhnya berkonsentrasi pada pertandingan Quidditchnya melawan Ravenclaw. Pasalnya itu adalah pertandingan perdananya menggunakan Firebolt, dan untuk pertama kalinya Gryffindor punya harapan besar untuk merebut piala kejuaraan.
"AYO HARRY!" teriak Anne sekuat tenaga, berlomba dengan anak-anak Gryffindor pendukung Harry lainnya yang terus meneriakkan dukungan mereka.
Di atas sana, Harry mulai melesat cepat mencari Snitch untuk kedua kalinya. Performanya dengan Firebolt mengungguli semua pemain. Tak jarang para penonton ikut terperangah melihat cara terbangnya yang luar biasa dengan sapu sekelas pemain Quidditch internasional yang dimilikinya. Bahkan Lee Jordan harus berkali-kali menerima teguran dari McGonagall karena terlalu sering mengomentari Firebolt Harry daripada permainannya.
Skor sementara sudah mencapai 80-30 dengan Gryffindor yang memimpin. Trio Chaser kesayangan Gryffindor masih terus berupaya mencetak skor dan bersaing sengit dengan Chaser unggulan Ravenclaw. Dengan tambahan seratus lima puluh poin, mereka sudah dipastikan bisa lanjut ke final melawan Slytherin. Itu berarti yang mereka butuhkan hanyalah tangkapan Snitch Harry untuk mengakhiri permainan.
Tapi justru itulah masalah besarnya...
"Kenapa lama sekali? Biasanya Harry tidak pernah kehilangan kesempatan menangkap Snitch sampai dua kali begini," kata Anne sambil memantau permainan Harry menggunakan teropong kecilnya dengan cemas.
"Dimana dia?" tanya Ron yang berdiri disampingnya.
"Di dekat tribun guru. Nih, pakai teropongku," kata Anne sambil menyodorkan teropongnya pada Ron.
Ron mengambil teropong Anne lalu mulai mengamati pergerakan Harry yang lambar di sisi kanan lapangan. "Kelihatannya dia kesulitan mencari Snitchnya. Harus kuakui, tipuan Ravenclaw tahun ini agak licik. Kerja sama tim mereka agak bagus—oh! Lihat! Lihat! Harry mulai mengejar Snitch lagi!" katanya heboh.
Seketika lapangan kembali riuh. Lee Jordan yang juga mendapati Harry mulai mengejar Snitch langsung membuat komentar karena Harry kini sedang berhadapan satu lawan satu dengan Seeker Ravenclaw.
"Kenapa cara terbang Harry tiba-tiba jadi kaku begitu? Kenapa cara mainnya tiba-tiba jadi sangat sopan? Siapa cewek itu?" tanya Anne geram sambil terus mengamati melalui teropongnya.
"Itu Seeker baru Ravenclaw, namanya Cho Chang," jelas Ron yang menyipitkan matanya menatap langit. "Kudengar mainnya cukup oke. Mungkin Harry sedang mempelajari pola permainannya. Kita tunggu saja sampai dia dapat kesempatan merebut Snitchnya."
"Kita tunggu saja? Kalau Harry lamban begitu, bisa-bisa cewek itu duluan yang mendapat Snitchnya!" raung Anne tak sabar.
Dari tribun, Lee Jordan kembali berkomentar. "Potter menukik ke bawah tiang gawang. Snitch berada dalam jangkauannya dan Cho Chang terus membuntuti Potter. Potter mencoba meraih Snitch!— "
"HARRY! BLUDGER!" teriak Anne panik.
"—oh, tidak! Bludger kiriman Ravenclaw menggagalkan Potter mencapai Snitchnya!" teriak Lee Jordan diiringi dengan erangan kecewa semua anak Gryffindor di tribun.
"Sekarang Potter kembali terbang ke sudut, mengambil tempat yang sempurna untuk mengawasi Snitch lagi...," lanjut Lee Jordan.
Anne mengawasi permainan sambil menggigit bibir. Dalam waktu singkat Chaser Ravenclaw menyumbang dua gol dan menjadikan skor mereka 80-50. Tinggal tiga puluh skor lagi, mereka bisa menyalip skor Gryffindor. Tapi itu tidak akan terjadi kalau Harry lebih dulu mendapat Snitchnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KEEPER (Harry Potter Fanfiction)
FanfictionTHE KEEPER (Harry Potter Fanfiction | Bahasa Indonesia) "Hogwarts adalah tempat seharusnya kau berada." Anastasia (Anne) memulai perjalanannya menyelami dunia sihir melalui Hogwarts. Sekolah sihir itu menjadi tempat pertamanya mengungkap rahasia ten...