Chapter 3

313 41 8
                                    

Anne mendengar jeritan melengking Hermione dari kejauhan. Seketika ia langsung berbalik dan berlari secepat mungkin untuk kembali ke Dedalu Perkasa. Remus telah sepenuhnya bertransformasi menjadi seekor serigala besar, menggeram galak di hadapan Harry, Ron, dan Hermione yang sudah diincarnya sebagai mangsa.

Tepat sebelum Remus mencabik ketiga anak itu, Sirius yang telah bertransformasi menjadi bentuk Animagusnya melompat dan langsung berdiri menghalangi pandangan Remus. Sirius menyalak keras sambil mengeluarkan cakar-cakar besarnya, seolah memperingatkan Remus untuk mundur. Namun dibalik itu semua, Pettigrew diam-diam mengendap di belakang Harry, memungut tongkat sihir Remus yang terjatuh di rerumputan dan bersiap menyerang Harry dari belakang.

Anne yang tiba tepat pada waktunya langsung mencabut tongkat dari jubahnya dan mengacungkannya ke arah Pettigrew.

"Expelliarmus!" teriak Anne. Ia hendak melucuti tongkat Remus dari tangan Pettigrew, tapi pria berwajah mirip tikus itu dengan mudahnya menepis mantranya.

Anne menggenggam tongkatnya erat-erat lalu menyerang lagi. "Depulso!"

Satu kali... dua kali... hingga serangan yang ketiga, Pettigrew terus-terusan menepis mantranya, meskipun pria itu perlahan mulai terhuyung ke belakang karena kuarnya Mantra Dorong yang dilancarkan Anne.

"MAJU KESINI DASAR PENGECUT!" raung Anne murka. Ia mengacungkan tongkatnya lagi dan langsung meluncurkan Sihir Kunonya ke arah Pettigrew.

Pettigrew yang tak mengetahui jenis sihir itu gagal menepis serangan Anne. Asap perak tebal yang meluncur cepat dari ujung tongkat Anne menggores lengannya, membakar jubah dan menembus dagingnya hingga melepuh. Ia mengerang nyaring. Tubuhnya yang kehilangan keseimbangan langsung jatuh dan mengejang di tanah sambil menahan sakit.

Disaat itulah Anne tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang dimilikinya. Ia pernah kalah melawan Pettigrew satu kali, dan kali ini ia akan memastikan bahwa Pettigrew harus mati di tangannya.

Ia mengacungkan tongkatnya lagi. Tanpa merapal mantra, cahaya perak terang berkumpul dan berputar kencang di ujung tongkatnya. Napasnya berderu kencang, sekencang degup jantungnya yang semakin lama semakin menggila.

Ketika ia hendak meluncurkan gumpalan asap perak dari ujung tongkatnya, tiba-tiba seseorang meraih pergelangan tangannya dari balik tubuhnya, menggenggamnya kuat, lalu berkata di dekat telinganya.

"Anastasia, jangan..."

Seketika Anne mematung. Suara lembut di telinganya itu membuat bulu kuduknya meremang. Tenggorokannya tiba-tiba tercekat. Pelupuk matanya digenangi air mata yang panas setelah ia mengenali suara itu dengan cepat.

Genggamannya pada gagang tongkatnya perlahan mengendur. Gumpalan asap perak di ujung tongkatnya seketika lenyap. Saat itu ia memberanikan diri untuk berbalik dan menatap sosok wanita cantik berambut merah panjang mirip sepertinya yang memandangnya dengan cemas.

Wanita itu menggeleng sambil berkata, "Jangan lakukan itu..."

"Mum?" panggil Anne dengan suara yang bergetar.

Lily Potter memandang putrinya penuh kerinduan. Kedua manik mata hijaunya yang cemerlang menyiratkan kesedihan seolah ia memahami apa yang dirasakan Anne.

"Apa yang kau lakukan, Sweetheart?" tanya Lily dengan lembut. "Ini tidak seperti dirimu yang sesungguhnya."

"A—aku..."

"Aku tidak bisa membiarkanmu melakukan itu, Anastasia. Aku tidak ingin melihatmu mengotori tanganmu untuk hal yang sia-sia...," kata Lily lembut.

THE KEEPER (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang