"Aku jadi kasihan pada Ron," kata Anne saat ia dan Ginny sedang menyiapkan buku pelajaran mereka di asrama. "Kenapa ibumu mengiriminya howler?"
"Kau dengar Fred dan George semalam, kan? Ron dan Harry datang ke sekolah naik mobil terbang," jawab Ginny sambil memasukkan semua buku Gilderoy Lockhart miliknya ke dalam tas. "Musim panas kemarin, Ron, Fred, dan George membuat semacam 'misi rahasia' untuk menyelamatkan Harry. Memang sih kedengarannya dramatis. Aku tidak tahu bagaimana misi mereka sebenarnya, karena mereka selalu menyuruhku pergi jauh-jauh tiap kali aku ingin ikut ngobrol. Singkatnya suatu pagi mereka bertiga, ditambah Harry, tiba di The Burrow (itu sebutan rumah kami) lengkap dengan koper dan burung hantunya. Yah, bisa dibilang mereka menculik Harry dari rumah paman-bibinya yang kejam. Dan mereka pergi menggunakan mobil terbang milik Dad."
Kedua mata Anne membulat. "Ayahmu punya mobil terbang? Keren..."
"Dad suka hal-hal yang berkaitan dengan Muggle. Kapan-kapan kau harus berkunjung ke The Burrow—tapi rumah kami kecil dan tidak karuan—aku yakin keluargaku akan senang menerimamu. Nah, Dad menyimpan banyak sekali barang-barang selundupan Muggle di gudang dan kadang-kadang mencoba untuk membuatnya bekerja dengan sedikit sihir. Salah satunya mobil itu," jelas Ginny.
"Jadi ayahmu menyulap mobil Muggle agar bisa terbang dengan sihir?" tanya Anne. Ia sudah selesai menata bukunya ke dalam tas ransel hitam pemberian Marlene lalu duduk di tepi ranjangnya sendiri untuk mendengar cerita Ginny.
"Yup." Ginny menekankan huruf 'P'-nya. "Dan ketiga kakakku yang tolol itu diam-diam menggunakannya untuk menjemput Harry. Lalu tadi malam Ron menerbangkannya yang kedua kali untuk pergi ke Hogwarts bersama Harry."
"Yah, itu kedengarannya agak lancang. Tapi apa kemungkinan terburuknya menggunakan mobil terbang untuk berangkat ke Hogwarts? Bukankah penyihir juga punya banyak cara untuk bepergian?"
Ginny menggeleng. "Tidak dengan mobil terbang seperti itu. Resikonya cukup besar. Kalau sampai ada Muggle yang melihat mobil terbang, Ron pasti sudah melanggar peraturan hubungan Muggle-Penyihir. Penyihir dilarang mempertunjukkan sihirnya didepan Muggle, kau ingat?" kata Ginny. "Apalagi Dad mengoleksi barang-barang Muggle diam-diam. Dad bekerja untuk Departemen Penyalahgunaan Barang-Barang Muggle. Setelah kejadian ini tersiar dimana-mana, Dad pasti akan dimintai pertanggungjawaban dan bisa terancam dipecat."
"Oh. Aku tidak tahu soal yang itu. Aku turut prihatin," kata Anne tulus.
Ginny menutup risleting tasnya lalu menghela napas panjang. "Sebenarnya aku tidak ingin ambil pusing, tapi bagaimanapun juga Ron masih kakakku. Masih bagus Mum hanya mengiriminya howler, bukan menjemputnya paksa untuk pulang. Profesor McGonagall juga tampaknya hanya memberinya detensi. Padahal aku sudah yakin dia bakal dikeluarkan."
Anne mengerucutkan bibirnya sambil berpikir. "Tapi... bukankah ada yang aneh dari kejadian itu?"
Ginny mengerutkan alisnya. "Aneh? Maksudmu?"
"Waktu itu kau dan ibumu naik ke kereta pukul sebelas kurang sepuluh, kan? Kakak-kakakmu pasti tidak tertinggal jauh dari kedatanganmu. Tapi kenapa Percy, Fred, dan George bisa naik ke kereta, sedangkan Ron dan Harry tidak? Sepuluh menit itu waktu yang cukup untuk bisa menyusul ke atas kereta," jelas Anne.
Ginny terdiam dan ikut berpikir, sementara Anne beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Ginny.
"Coba pikirkan baik-baik. Kenapa Ron dan Harry tidak mendapat hukuman berat kalau mereka sudah terbukti melakukan pelanggaran hukum sihir?" tanya Anne lagi. "Pasti Profesor McGonagall tahu penyebab Ron dan Harry tidak bisa pergi ke Hogwarts dengan kereta adalah karena sebab yang penting, bukan murni kesalahan mereka."
"Jadi... maksudmu... ada kemungkinan seseorang dengan sengaja menghalang-halangi mereka untuk pergi ke Hogwarts?"
Anne mengangguk. "Itu satu-satunya kemungkinan yang masuk akal. Aku yakin sekali kakakmu tidak akan melakukan hal se-nekat itu kalau dia tidak benar-benar terdesak."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KEEPER (Harry Potter Fanfiction)
FanficTHE KEEPER (Harry Potter Fanfiction | Bahasa Indonesia) "Hogwarts adalah tempat seharusnya kau berada." Anastasia (Anne) memulai perjalanannya menyelami dunia sihir melalui Hogwarts. Sekolah sihir itu menjadi tempat pertamanya mengungkap rahasia ten...