Setelah puas berjalan-jalan keliling Hogsmeade sepanjang siang, Marlene mengantar keenam anak Gryffindor itu kembali ke kastil pada sore hari. Bersama Profesor Lupin, anak-anak tiba selamat di gerbang dengan patung babi bersayap dan langsung menghambur pada Marlene untuk mengucapkan terima kasih secara bergiliran.
"Terima kasih, Miss McKinnon. Saya sungguh tidak keberatan kalau Anda berkunjung dan mengajak jalan-jalan lagi," kata Ron yang pipinya masih memerah karena ia senang sekali bisa bertemu dengan Madam Rosmerta—pemilik kedai Three Broomstick.
"Terima kasih banyak, Miss McKinnon! Anda benar-benar baik!" puji Hermione riang. Hermione kini mengagumi sosok Marlene setelah sesi cerita panjang lebar soal pekerjaan membosankannya di Prancis. Menurutnya, pekerjaan Marlene sebagai koresponden Kementrian Sihir Inggris untuk Federasi Sihir Internasional benar-benar keren sampai Marlene tersipu malu.
"Terima kasih banyak, Miss McKinnon! Saya akan menulis surat pada Mum dan Dad bahwa Anda membeli banyak sekali hadiah untuk saya, Ron, Fred, dan George!" kata Ginny senang.
Sementara Beth yang juga menikmati jalan-jalan singkat itu terlihat jauh lebih malang karena udara sore hari terasa jauh lebih dingin. "Trims... a-choo... Marlene," kata Beth lalu mengusap hidungnya yang meler setelah bersin-bersin. "Saya akan langsung menemui... a-choo... Madam Pomfrey untuk minta Ramuan Merica... a-choo... Mujarab."
"Sama-sama," kata Marlene geli. "Senang bisa menghabiskan waktu dengan kalian."
Ketika giliran Harry tiba, Marlene menghela napas. "Kau yakin tidak mau sapu baru, Harry?"
Harry tersenyum lebar. "Tidak. Ini sudah lebih dari cukup," kata Harry sambil menunjuk tas belanjanya yang penuh. "Aku tidak mau merepotkan. Terima kasih banyak, Marlene."
"Siapa bilang merepotkan? Aku justru senang akhirnya uangku bisa dibelanjakan. Untuk apa aku bekerja susah payah kalau uang itu hanya terkumpul di Gringots?" kata Marlene enteng, membuat Hermione dan Ginny semakin terkagum di belakangnya. "Bagaimana kalau sapu baru untuk hadiah natalmu? Kau pasti butuh untuk pertandingan Quidditch lagi, kan?"
"Oh, tidak... tidak...," kata Harry cepat. "Aku akan mencari cara. Sungguh. Kau tidak perlu memberiku apa-apa."
Marlene tersenyum sendu. "Lily dan James pasti bangga melihatmu, Harry...," katanya lalu memeluk Harry dan mencium puncak kepalanya. "Jaga dirimu baik-baik, ya? Dan tolong titip Annie untukku."
Harry tersenyum. "Tentu. Sekali lagi, terima kasih, Marlene."
"Sama-sama," kata Marlene. "Nah. Kau dan teman-temanmu kembalilah ke kastil. Aku harus bicara sebentar pada Annie dan Profesor Lupin."
Harry mengangguk. "Baiklah. Sampai jumpa."
Sepeninggal kelima anak Gryffindor itu, Marlene menoleh pada Profesor Lupin. "Terima kasih sudah mau menemaniku dan anak-anak, Remus. Aku sangat menghargainya."
Profesor Lupin mengibaskan tangannya. "Itu bukan apa-apa. Aku senang menghabiskan waktu dengan kalian. Denganmu..."
Marlene tersenyum. "Aku juga," katanya. "Er... soal Annie. Aku dibertahu Dumbledore soal... jam tambahan yang sudah kau setujui. Jadi... er... kapan kalian akan mulai berlatih?"
"Oh, kami sepakat memulainya minggu ini," kata Profesor Lupin sambil menoleh pada Anne. "Benar begitu, Annie?"
Anne yang berdiri agak jauh dari mereka tampaknya tak mendengar percakapan itu. Tatapan gadis itu tertuju ke arah pepohonan di belakangnya, meskipun sebenarnya pikirannya menerawang jauh.
"Annie?" panggil Marlene.
Anne menoleh. "Ya?"
"Aku dan Marlene sedang membicarakan soal jam tambahanmu. Kita mulai akhir pekan besok. Bagaimana?" kata Profesor Lupin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KEEPER (Harry Potter Fanfiction)
FanfictionTHE KEEPER (Harry Potter Fanfiction | Bahasa Indonesia) "Hogwarts adalah tempat seharusnya kau berada." Anastasia (Anne) memulai perjalanannya menyelami dunia sihir melalui Hogwarts. Sekolah sihir itu menjadi tempat pertamanya mengungkap rahasia ten...