Chapter 2

589 71 0
                                    

"Katakan, Cheese!"

Untuk kedua kalinya, kamera Marlene mengambil gambar Keluarga Potter yang melambai riang ke arahnya. Yah, kecuali anak laki-laki mereka yang mulai rewel dan bayi mungil mereka yang masih nyaman tertidur dalam buaian ibunya.

"Mau berfoto dengan gaya lain?" kata Marlene menawarkan.

"SAPU! AKU MAU SAPU!" pekik anak laki-laki berambut hitam super acak-acakan yang memberontak minta diturunkan dari pangkuan James Potter.

"Ya. Oke... oke... hati-hati, nak," kata James Potter sambil mengawasi putranya, Harry, yang berlari ke sudut ruangan untuk mengambil sapu terbang mini khusus anak dibawah dua tahun.

Lily Potter, istrinya, hanya tertawa dan menggeleng melihat Harry yang langsung menaiki sapu mininya dan mulai terbang mengelilingi ruang tengah itu dengan ketinggian tiga puluh senti dari lantai.

"Harry tidak mau berhenti terbang sejak dia membuka kado itu," kata Lily.

"Salah Padfoot kalau Harry sekarang jadi susah diatur. Aku sudah berpikir ingin membelikan Harry sapu seperti itu saat dia sudah berusia dua atau tiga tahun," keluh James.

"Memangnya kenapa? Dia punya bakat natural bahkan diumurnya yang baru satu tahun!" kata Marlene.

"Yeah. Mau bagaimana lagi? Dia seorang Potter. Semua orang pasti tahu darimana dia mendapatkan bakat cemerlang itu," kata James sambil menyeringai bangga dan menyisir rambutnya yang sama acak-acakan seperti Harry dengan jarinya.

"Ck... hanya itu yang bisa kau banggakan?" cibir Marlene.

"Hei! Aku dulunya Seeker berbakat, ingat? Jangan pikir karena sekarang aku jadi pria rumahan lalu tiba-tiba bakatku luntur," protes James. "Aku justru sangsi kalau anak-anakku menuruni bakat ibunya. Apa yang mau mereka lakukan? Membaca buku?"

Lily tersenyum. "Itu tidak terdengar buruk," katanya lalu menunduk menatap bayi perempuannya yang masih tertidur pulas. "Kuharap Annie yang mendapat bakat itu."

"Dan sedikit jadi pembuat onar bukan masalah bagiku. Aku tidak keberatan dia jadi langganan detensi. Ya Annie sayang?" imbuh James sambil mencubit lembut pipi bayinya yang kemerahan.

Lily langsung menatap sinis James yang hanya nyengir lebar padanya.

"Yang jelas, mereka akan banyak terlibat masalah. Mereka kan Potter," kata Marlene.

Lily menghela napas panjang. "Kalau begitu aku harus mulai berlatih mengirim Howler."

Saat perhatian ketiganya tertuju pada Anne kecil yang masih tidur tenang, tiba-tiba suara barang pecah terdengar dari bagian rumah Marlene yang lainnya.

"PRONGS! BANTU AKU MENGENDALIKAN ANAKMU!" seru seorang pria dari arah dapur, diiringi dengan tawa nyaring Harry kecil yang terbahak-bahak.

"Kalian dengar? Itu bakat dari seorang Potter," kata Marlene sambil tertawa geli.

James tersenyum geli sambil beranjak dari sofa. "Yeah. Lily sudah kehilangan empat buah pot di rumah," katanya lalu berjalan pergi. "Halo, Harry. Sudah berapa barang lagi yang kau pecahkan, nak?"

Mendengar itu, Lily hanya bisa tertawa geli. Namun ia langsung menoleh pada Anne ketika bayinya itu bergerak resah setelah kehebohan yang baru saja terjadi.

"Ssh... ssh... tidak apa-apa, sayang. Mama disini. Mama disini," kata Lily dengan lembut sambil menepuk-nepuk punggung Anne perlahan sampai bayi itu kembali tertidur pulas.

THE KEEPER (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang