Semua itu bermula dari musim panas di tahun 1992.
Seorang gadis bertubuh kecil duduk bersandar di bawah pohon dedalu rimbun yang tumbuh di hamparan rumput hijau Cheshire. Angin sepoi-sepoi siang itu menerpa rambut kemerahan gelap panjangnya yang terurai di balik punggungnya. Kedua manik mata cokelatnya yang lembut menyapu halaman demi halaman buku tebal di pangkuannya.
Sekilas, gadis itu terlihat seperti seorang gadis Inggris biasa. Namun tidak ada yang menyangka kisah hebat yang tertulis dalam masa lalu dan masa depannya.
Perhatian gadis itu teralihkan saat ia mendengar bunyi 'tar' keras dari tempat yang tak begitu jauh darinya. Bibir merah mudanya yang manis seketika melengkung membentuk senyuman ketika seorang peri-rumah berjalan mendekatinya. Makhluk itu bertubuh kurus kecil. Wajahnya terlihat ramah. Kedua matanya bulat dan menonjol, hidungnya runcing dan panjang, sementara kedua telinganya runcing dan mencuat ke atas.
"Waktunya makan siang, Miss Anne!" pekik peri-rumah itu dengan antusias, seolah-olah ia sedang melakukan pekerjaan yang paling disukainya, yaitu melayani keluarga majikannya.
Gadis bernama Anastasia (Anne) itu segera menutup buku di pangkuannya lalu menyisihkannya, sementara ia melihat peri-rumah itu menjentikkan jarinya, memunculkan sebuah keranjang piknik dari udara kosong.
"Hari ini Blue membawakan Miss Anne roti lapis kesukannya!" pekik peri-rumah itu sebelum menjentikkan jarinya lagi. Kini beberapa alat makan beterbangan keluar dari keranjang piknik, beserta beberapa potong roti lapis yang terbungkus foil, beberapa potong pai stroberi, dan sebuah teko kaca penuh dengan jus labu.
"Oh! Pai stroberi! Kau yang terbaik, Blue!" seru Anne seraya menatap suguhan Blue dengan antusias, kemudian menepuk tempat kosong di sampingnya. "Duduklah disini dan makanlah denganku."
Waktu berlalu dan hidangan buatan Blue tampaknya sudah habis separuh. Kini Anne mengunyah pai stroberi favoritnya lambat-lambat sembari bersandar santai dan memandang jauh ke arah hamparan rumput di hadapannya.
"Semua makanannya enak, Blue. Kau membuat musim panas ini menyenangkan," puji Anne.
Kedua mata besar peri-rumah, yang mirip bola tenis, itu terlihat berkilat bahagia. "Blue senang Miss Anne menikmati pikniknya. Bepergian keluar rumah membuat Miss Anne ceria. Blue akan dengan senang hati membuatkan hidangan makan siang lagi untuk Miss Anne besok."
Anne tertawa melihat antusiasme Blue. "Baiklah. Beri aku kejutan," ujarnya. Ketika pandangannya beralih pada potongan terakhir pie stroberi di tangannya, senyumnya perlahan memudar dan ia mendesah. "Kuharap aku tidak begitu merindukan masakanmu, Blue. Tapi kelihatannya mustahil."
"Apakah Miss Anne sedih akan pergi ke Prancis?" tanya Blue yang dengan cepat menangkap kekhawatiran majikan mudanya.
"Yah, aku tidak bisa berharap banyak." Anne mengedikkan bahu. "Marlene tampaknya benar-benar serius mengirimku ke Beauxbattons."
Beauxbattons. Sekolah sihir terkenal di Prancis yang masuk dalam daftar teratas sekolah sihir populer di dunia. Ya, letaknya di Prancis. Berpuluh-puluh kilo jauhnya dengan tempat tinggalnya di Cheshire, Inggris.
Marlene adalah walinya, dan Anne adalah gadis yatim-piatu. Ia telah tinggal dibawah asuhan walinya sejak ia masih bayi sampai sekarang ia hampir menginjak usianya yang ke sebelas. Usia yang tepat bagi para penyihir sepertinya untuk mulai mempelajari tentang sihir di sekolah formal. Karena sepanjang yang ia tahu-dimana ia tidak tahu banyak tentang masa lalunya-kedua orang tuanya dulu adalah penyihir. Jadi sudah dapat dipastikan ia memiliki darah penyihir dan akan pergi ke sekolah sihir.
Rencana memilih sekolah sihir sebenarnya sudah menjadi pembahasan lama antara dirinya dan Marlene. Mereka mulai serius membahas ini sejak Anne berulang tahun yang ke-sepuluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KEEPER (Harry Potter Fanfiction)
FanficTHE KEEPER (Harry Potter Fanfiction | Bahasa Indonesia) "Hogwarts adalah tempat seharusnya kau berada." Anastasia (Anne) memulai perjalanannya menyelami dunia sihir melalui Hogwarts. Sekolah sihir itu menjadi tempat pertamanya mengungkap rahasia ten...