🕯️54. maal🎓

280 26 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Tinggalkan jejak okey vote komen and share!!!

Jangan jadi silent reader yah, biasakan hargai karya orang lain ,bukan cuman dilapak ini tapi dilapak lain juga okey.
Beri sedikit apresiasi untuk pada author atas karyanya!!




10 hari lagi adalah hpl dimana prediksi dokter dirinya akan melahirkan. Namun lihatlah dimana wanita dengan perut buncit itu berada dirinya kini berada dimall bersama Liya dan Raysa.

Rayan sama sekali tidak setuju dengan permintaan Ayara untuk keluar dengan alibi ingin membeli perlengkapan bayi yang masih kurang katanya. Alasannya itu sangat tidak masuk akal bagi Rayan pasalnya satu lemari dengan 3 rak besar sudah dipenuhi dengan perlengkapan yang sudah dibeli langsung oleh keduanya.

Rayan tau itu alibi Ayara. Namun dirinya sudah kalah saat sang Tante yang usianya lebih muda itu sudah ikut turun tangan belum lagi umi dan nenek yang ikut-ikutan membujuk Rayan.

Rayan tidak pernah mempermasalahkan jika Ayara ingin bepergian asalkan bersama dengan dirinya seperti sebelumnya. Dirinya ingin ikut pergi namun mengingat rapat penting yang harus dilakukannya dengan seluruh pemegang saham dan pengacaranya. Dirinya dengan berat hati harus membiarkan Ayara pergi tanpa dirinya.

Flash back

Setelah shalat subuh berjamaah dengan Rayan yang menjadi imam untuk keempat wanita itu. Ayara maju setelah dapat arahan dari Raysa.

"Tusum" ayara langsung menggandeng tangan Rayan yang tengah melipat sejadahnya.

"Pasti ajaran Raysa kalau gini,"  bisik sang umi pada mertuanya itu. Nenek dari Rayan itu tertawa. Benar yang menantunya itu katakan jika Ayara sudah  mulai mode centil berani menggoda suaminya didepan semua orang pasti ini adalah ajaran dari putrinya itu.

"Iya sayang" dielusnya lengan tangan istrinya itu.

"Rencananya emmm rencananya" tiba-tiba Ayara lupa semua dialog yang Raysa ajarkan semalam.

Ayara menatap tentenya itu dengan tatapan memelas. Berharap Tante yang memiliki umur setara itu mengampuninya dan membiarkannya tidak melakukan hal ini. Namun alih-alih mendapatkan ampunan Raysa menatap tajam Ayara.

"Tusum Aya mau emm mau jalan sama Liya, Raysa juga. Mau beli perlengkapan baby" ucapnya begitu lambat. Seolah mulut gadis itu sudah diatur untuk mengucapkan kalimat dengan nada slow.

"Hari ini tusum ada rapat sayang. Bukannya kata kamu perlengkapannya nggak ada yang kurang? Tapi kalau memang ada yang mau kamu beli lagi besok aja yah sama tusum jalannya. Besok tusum kosongin jadwal kerjaan deh buat temenin kamu jalan-jalan okey."

Ayara kembali menatap Raysa dengan gelengan kecil. Dirinya gagal, tentu saja gagal kalau caranya meminta izin seolah dirinya tidak ingin pergi seperti itu. Tidak bisa ini Idak bisa dibiarkan dirinya sendirilah yang harus turun tangan.

"Yan biarin dong istri lu keluar sehari aja tanpa lu kenapa sih. Kan juga ada gue yang jagain" oceh Raysa.

"Terakhir kali kamu yang ngatur kemana istri saya pergi dia dalam bahaya. Kalau kamu lupa!" Ucapan Rayan begitu menohok.

Masih ingat kejadian dimana Ayara hampir dilecehkan dikantor oleh para pegawai  akibat sikap Raysa yang seenak jidatnya bertindak memasukkan ayara dan Liya sebagai anak magang disaat keduanya masih kuliah semester pertama? Raysa begitu saja terdiam mengingat kejadian itu. Dirinya terus menerus merasa bersalah jika sudah kembali diingatkan tentang kejadian hari itu. Dirinya tidak pernah menyangka keisengan dapat membuat kehormatan dari istri keponakannya itu dipertaruhkan.

Komandan SyurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang