Dia, Rumahku

60 12 12
                                    

Kring kring

Kring kring..

"Bahkan matahari saja belum muncul ke permukaan, kenapa berisik sekali?" ocehku.

Segera aku beranjak dari tempat tidur untuk melihat siapa yang membuat kegaduhan. Baru saja aku membuka pintu, lelaki dengan sepeda yang selalu ia bawa itu malah semakin membuatku jengkel.

"Hahaha, lihatlah rambutmu itu, seperti raja hutan."

"Ada apa, Bayu? Masih pagi sudah membuat keributan dengan lonceng sepedamu itu."

"Sini cepat. Kau bilang ingin pintar seperti idolamu itu, kan? Siapa namanya? Sarden?"

"Jaga bicaramu, nama dia Raden. Lagipula aku sedang malas belajar, kau saja sana yang belajar."

"Hey, jangan sampai kau jadi orang yang mudah dibodohi. Yasudah, aku pergi dulu. Kalau kangen langsung ke rumah aja."

"Jangan mimpi." balasku dengan meninggikan nada suara, agar dia mengira bahwa aku tidak menyukainya.

Aku seorang gadis yang hidup serba ada, apa yang aku mau pasti kudapatkan. Namaku Sri, aku tinggal di suatu tempat yang sangat indah, namun tempat itu juga yang pada akhirnya menjadi malapetaka untuk hidupku.

Ini kisah tentang aku dan dia, aku yang menyukai dalam diam, aku yang tidak sempat mengungkapkan isi hatiku, aku yang merindukan kehadirannya, aku yang terpaksa melihat dia lenyap berselimut ketidakadilan, dan aku yang turut serta menyakiti hatinya sesaat sebelum ia menjemput ajalnya.

Ruang BerdebuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang