❤️
_______________
Sepeninggal Binara, Juan mengabari ayah kalau Binara sudah dalam perjalanan pulang, dan meminta maaf karena tidak bisa mengantarkan Binara pulang.
Kini Juan sendiri, duduk bersandar pada sebuah pohon besar di sana. Memandang lurus jauh ke arah danau yang tenang, seakan mengejek hidupnya yang sedang berantakan.
"Aku nggak tahu ini benar atau salah, tapi kalau memang ini yang kamu mau, aku pasrah." Juan menangis sendirian di tengah dinginnya angin malam. Dengan terus menggenggam erat cincin di tangannya.
Beberapa telpon dari Salsa juga tidak dia hiraukan. Pikirannya sedang kalut saat ini, dan lagi-lagi dengan alasan yang sama.
Disisi lain, Binara juga tidak henti-hentinya meneteskan airmata. sampai-sampai supir taksi beberapakali menanyai keadaannya.
"Juan, maaf lagi-lagi aku nyakitin kamu. Aku ngerasa nggak pantes lagi jadi pendamping kamu,"-Binara mengeluarkan ponselnya, lalu mengirin pesan kepada seseorang-"Kamu pantas dapet yanng lebih baik dari aku," lirih Binara, yang menatap kosong jalanan malam dari kaca mobil.
Sesampainya di depan rumah, Binara langsung mengusap air mata yang masih tersisa di pipi dan matanya. Setelah dirasa penampilannya sudah lebih baik, dia segara masuk kedalam rumah, dan disambut dengan ayahnya yang sudah menunggunya.
"Sayang, sini sebentar," ucap ayah dengan lembut. Menyuruhnya Binara mendekat padanya yang ada di ruang tamu.
Binara menghentikan langkahnya sejenak. "Aku capek ayah, maaf." Lalu bergegas pergi ke kamarnya, karena dia merasa kalau air matanya akan segera jatuh.
Bunda yang sedari tadi menyadari ada yang tidak beres dengan putrinya, mengikuti Binara ke kamarnya, tak lupa dengan segelas air minum. Untung saja kamar Binara tidak terkunci.
Terlihat Binara sedang meringkuk di atas ranjangnya. Bahunya terlihat bergetar, tanda dia sedang menangis. Bunda meletakkan gelas yang dia pegang, dan segera mengusap pundak Binara.
Dengan lembut bunda berkata. "Hey ... Kenapa sayang? Coba cerita sama bunda."
Tapi bukannya menjawab. Bunda justru disambut dengan pelukan dengan tangisan Binara yang semakin menjadi, sesaat setelah ia melihat wajah bunda.
"Juan bun ... Juan,"
"Udah ... nangis aja dulu, biar kamu lega." Bunda masih setia mengusap kepala Binara, yang sekarang ada di pelukannya.
Beberapa waktu sudah terlewati, dan tangisan Binara mulai mereda. Bunda lalu memberikan air minum yang dia bawa, lalu membaringkan tubuh Binara untuk tidur.
"Kali ini kenapa lagi sih naaak?" gumam bunda menatap wajah putrinya yang terlelap, dengan mata sembabnya.
Saat Juan akan beranjak dari area danau, dia menerima pesan dari salsa kalau mereka bertiga sudah pulang duluan. Salsa mengerti, kalau Juan butuh waktu sendiri sekarang ini dan Juan bersyukur untuk itu.
Sesampainya di depan pintu apartemen, Juan menyempatkan untuk mengirimkan pesan kepada Binara. Entah apa isinya.
Juan lalu membuka pintu apartemen, lalu masuk, tapi saat akan menutup kembali pintu nya,
"Juan tunggu!"
Juan pun membuka kembali pintu yang belum sempat ia tutup, dan menampakkan seorang wanita dengan wajah cemasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE ||°EunBo(On Going)
FanfictionPerjodohan yang datang begitu tiba-tiba, apakah mereka bisa menjalani pernikahan tanpa masalah? And then ENJOY!!!! Nggak suka?? minggir aja!!! •GxG •18+ •Girlgroup Ship Stan Baik-baiklah memilih bacaan!!⚠⚠ INI ADALAH REMAKE DARI CERITANYA AUTHOR '@W...