Satu bulan sudah Salsa menghilang tanpa kabar dan tidak ada satu orang pun yg tau akan keberadaan Salsa selama ini . Pihak kepolisian pun sampai sekarang masih belum bisa menemukan Salsa , bahkan orang suruhan papi Dikta masih belum juga menemukan Salsa .
Keadaan Lian semakin hari semakin memburuk , kini Lian sering menghabiskan waktunya untuk terus mencari Salsa . Tubuh nya kini tak terawat , dari mulai rambut hingga pakaian yg dikenakan nya semuanya kusut . Bahkan untuk makan dan minum pun Lian kadang lupa , seharian ia pernah sama sekali tidak makan .
Kini fokus nya hanya pada Salsa , berapa puluh kali Lian mencoba menghubungi Salsa namun tetap nomor Salsa tidak dapat di hubungi . Lian sudah berusaha mencari Salsa lewat signal handphone nya tapi tetap tidak membuahkan hasil . Kini Lian benar² sudah buntu , entah harus bagaimana cara nya untuk bisa menemukan Salsa .
Kini akhirnya kesehatan Lian drop , ia di larikan ke rumah sakit karna sering telat makan bahkan tidak jarang ia lupa makan . Tubuh nya kini terlihat kurus , wajah nya sudah tak se-segar saat bersama Salsa .
Mami : Lian... Makan dulu dikit sayang...
Lian hanya menggelengkan kepalanya tanpa menjawab maminya bicara .
Mami : Lian... Sampai kapan kamu bakal kaya gini??? Mami tau mami salah nak... Jangan kamu siksa mami dengan cara seperti ini .
Lian : Lian mau ketemu Salsa mih...
Mami : sampai sekarang mami masih berusaha mencari Salsa , bahkan mami terus desek papi supaya cepet nemuin Salsa tapi belum ada hasil Lian... Tolong kamu bangkit dulu , jgn seperti ini .
Lian kembali terdiam dengan tatapan yg kosong . Mami Darla tak kuasa menahan tangis nya melihat anak semata wayangnya menjadi seperti sekarang .
Lian : kapan Salsa pulang mih?? Atau mungkin dia Uda gk akan balik lagi ke Lian??
Mami : Salsa akan pulang sayang... Pasti dia nemuin kamu . Status kalian masih suami istri , dia paham betul akan agama . Dia pasti pulang , dia pasti balik lagi ke kamu .
Lian : tapi ini Uda terlalu lama mih... Satu bulan Salsa menghilang , aku gk tau dia dimana , kemana , sama siapa . Aku takut salsa kenapa²...
Mami Darla pun kembali terdiam melihat anak nya kini terbaring lemah seperti tidak memiliki semangat hidup kembali .
Disisi lain , Paul selalu menyusuri tempat yg pernah ia datangi dengan Salsa . Paul kembali mengingat dimana ia membawa Salsa ke mall dan belanja semua kebutuhan Salsa hingga membelikan tanghulu untuk Salsa yg saat itu tengah hamil anak pertamanya , kemudian menyusuri apartemen dan taman yg berada di samping apart nya . Paul selalu menunggu pesan dari Salsa walau itu tak pernah kunjung datang namun ia berharap Salsa akan menghubungi nya nanti .
"Sal... Lo kemana sihh??? Gue bener² bingung cari Lo kemana lagi . Lo kenapa gk hubungin gue sampe sekarang?? Lo baik² aja kan??? Kalo Lo butuh waktu sendiri oke , tapi plis kasih tau gue Lo dimana" ucap Paul sendiri dengan melihat foto Salsa lewat handphone nya .
Ke esokan hari , Lian tengah terbaring di blankar nya tatapan mata yg kosong itu terus melihat ke arah langit² rumah sakit . Sesekali ia melihat ke arah luar pintu yg sedikit agak terbuka . Sekelebat Lian seperti melihat Salsa , istrinya yg lewat di depan pintu kamar rawat inap nya . Lian pun membulatkan mata nya tajam , ia mencoba mengucek kedua matanya untuk memperjelas penglihatan nya , Lian segera melepas infusan yg terpasang di tangan nya lalu berjalan menuju pintu keluar dan mengikuti kemana perempuan itu pergi .
Lian : Sal..... Salsa.......!!
Salsa tak menoleh ke arah Lian yg memanggil nya .
Lian : sayang.... Plis... Tunggu dulu Sal...