Suatu hari, engkau melihat sesuatu yang menarik perhatianmu, sesuatu yang apabila engkau memilikinya, maka hidupmu akan terasa sempurna karenanya. Engkau berpikir lalu berandai-andai, jika engkau memilikinya, maka engkau tak perlu apa-apa lagi.
Namun, tak sampai sedetik engkau berandai-andai untuk memilikinya, engkau melihat orang lain yang membuat sesuatu yang engkau inginkan menjadi miliknya. Engkau kembali jatuh dalam kata "andai-anda" yang panjang, lalu entah mengapa engkau mulai menyesali takdir dan hidupmu.
"Ah, seandainya aku memiliki banyak harta..."
"Seandainya aku menjadi dirinya..."
Pada hari itu, terlalu banyak kata "andai-andai" yang diucapkan. Khayalanmu semata berubah menjadi penyesalan penuh dosa.
Kemudian, pandanganmu beralih kepada seseorang yang menurutmu cantik dan tampan. Lalu kau iri karena hal tersebut. Perlahan tapi pasti, hati dalam diri menyuburkan iri, disirami dengan air bernama dengki.
Kembali lagi, engkau menyesali diri, merasa hidupmu hampa dan tak bahagia. Bahkan engkau mulai menyalahkan Tuhan karena tak berlaku adil pada hidupmu.
Sebenarnya, bagaimana mengukur kebahagiaan seseorang? Apakah dengan bertumpuk pakaian mewah di lemari? Puluhan mobil mewah di garasi? Ataukah keelokan pasangan yang membuatmu berseri setiap hari?
Nyatanya, hanya satu kata yang mampu membungkam seluruh andai-andai tersebut. Hanya satu kunci, bersyukur. Jika engkau melihat yang lebih tinggi, tak ada salahnya untuk sesekali melihat kepada yang lebih rendah. Jika engkau melihat orang yang menghabiskan hartanya demi sesuatu yang berbau glamour, maka berpikirlah sejenak, masih banyak orang yang sekedar makan siang pun tak ada yang bisa dimakan.
Mungkin, ada baiknya engkau merenung sejenak, berpaling dari dunia yang memikat untuk berpikir bahwasanya segala hal yang di muka bumi ini bersifat sementara dan suatu saat akan ditinggalkan. Lalu mulailah berpikir untuk terus bersyukur, niscaya Tuhan akan membalas syukurmu menjadi sesuatu yang lebih baik.
Mungkin, ini semua bukan tentang terwujud atau tidaknya impianmu terwujud, mungkin ini semua hanyalah tentang bersyukur atau tidaknya engkau terhadap sesuatu yang telah kau miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Gapapa?
Non-FictionKamu gapapa? kalau ada sesuatu, bilang ya. aku tau kamu sendirian, aku tau kamu kesakitan, aku tau kamu memendam semuanya sendirian. gapapa, kamu kuat kok! mungkin, Wattpad sederhana ini akan membantumu agar kamu merasa tak sendirian lagi. :)