Patah-Tumbuh

7 2 2
                                    

Kini kita telah dewasa. Umur bertambah, jatah hidup di dunia berkurang. Kini kita telah dewasa. Banyak masalah-masalah dan cobaan seringkali menjumpai, hingga memaksakan kita berdiri diatas pilihan-pilihan yang menyulitkan. Tak jarang membuat kita merasa sesak dan merasa tersudut lalu dihimpit dalam dinding kepasrahan.

Seringkali kita berandai-andai untuk kembali ke masa kecil, masa ketika kita belum mengenal gelapnya dunia yang kita jalani. Berada dalam kepolosan dan ketidaktahuan akan apa-apa. Hanya makan, minum, bermain dan tidur. Hanya itu rutinitas kita ketika kita masih kecil.

Hingga suatu hari, ketika kita berada dalam fase dewasa, seringkali kita terjebak dalam harapan-harapan yang kita bangun sendiri. Membuat berbagai permasalahan datang silih berganti. Sebenarnya tak ada salahnya jika memiliki harapan. Harapan itu hadir untuk membuat jalan yang sedang kita jalani dalam hidup terbuka jelas, memberikan tujuan dan petunjuk bagi kita dalam menjalani susah-senangnya dunia yang sedang ditempuh.

Namun, tak jarang juga harapan berubah menjadi penderitaan. Hal itu terjadi karena kita seringkali keliru dalam menaruh harapan, hingga membuat harapan yang begitu indah menjadi sesuatu yang mencekik leher dan membuat mata kita buta untuk mati-matian mendapatkan harapan tersebut tak peduli bagaimanapun caranya.

Simpel, karena kita terlalu tinggi membuat harapan.

Kita yang memiliki harapan, maka kita juga yang memiliki pertanggung jawaban atas harapan tersebut. Tidak perlu menyalahkan pihak lain maupun diri sendiri karena menghambat proses kita untuk meraih harapan.

Ingat, pilihanmu hanya dua: kau yang meraih harapanmu atau kau melihat orang lain meraih harapanmu.

Kamu Gapapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang