Filosofi Awan

5 1 0
                                    

Lihat awan.
Bergelayut di langit, melindungi bumi dari sengatan panas matahari.
Terbentuk melalui proses panjang, melalui perjalanan panjang untuk sampai ke langit.
Dan, pada akhirnya, awan terbentuk dari hasil kesabaran yang tak pasti waktunya.

Ketika waktunya tiba,
awan akan mengorbankan diri untuk menjadi hujan dan badai.
Agar bumi menjadi damai dari risaunya bahaya kekeringan.

Terkadang,
kita perlu mengambil pelajaran dari hadirnya awan di bumi.
Bahwasanya kita perlu mengorbankan diri dari berbagai macam ego yang menghantui pikiran,
demi terciptanya rasa aman bagi lingkungan.

Mungkin,
kali ini kita harus mengalah dari berbagai macam keegoisan.
Belajar untuk mengikhlaskan keinginan yang tersimpan di dalam hati,
agar mampu berdamai dengan diri sendiri dan takdir tatkala keinginan dan harapan tak mampu untuk diwujudkan.

Bukan berarti untuk selalu menumbalkan keinginan pribadi untuk kepentingan bersama.
Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, ada saatnya untuk membunuh ego dan keinginan agar kedepannya tak ada perdebatan yang kembali menurutkan pikiran, hati dan emosi.

Gapapa,
kali ini ikhlasin aja.
Mungkin belum saatnya.

:)

Kamu Gapapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang