CHAPTER 8

565 49 10
                                    

Sekar memasuki unit apartemennya, dia berjalan menuju dapur membuka salah satu lemari dapur lalu mengambil sebuah botol yang sudah tidak pernah di sentuhnya hampir 1 tahun, terakhir Sekar menyentuhnya saat dia tak sengaja melihat seseorang dari masa lalunya yang sangat ingin dia hapus dari ingatannya.

Sekar mencoba mencari kenyamanan di atas sofa kesayangannya. Dia mulai menuangkan cairan yang dalam botol tadi, lalu mulai menyesap cairan itu dengan perlahan. Matanya menerawang menikmati rasa panas yang mulai mengalir di tenggorokannya,, pikirannya mulai mengingat kembali hal gila yang baru saja dialaminya beberapa saat lalu.

Flashback on

Setelah berpamitan Gracia dan Sekar berjalan menuju parkiran,,
Gracia tersenyum mengingat keberhasilan langkah pertamanya untuk mendekati Sekar. Sekarang Gracia tinggal memutar otak bagaimana cara mengatakan pada Sekar tentang ide gila yang ada di kepalanya dan membuat si Sekar Sekar itu mau mengikuti idenya.

Sekar berjalan sedikit cepat menuju mobilnya mengingat hari sudah cukup malam dan dia pun sudah lelah. Gracia yang melihat Sekar berjalan tanpa memperdulikannya menjadi sedikit kesal.

" Heh tunggu ih, buru-buru banget sih jalannya" - protes Gracia

Sekar menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah gadis itu setelah mendengar protes Gracia.

"Ck.. buru dong jalannya udah malam nih" - ujar Sekar

"Pelan-pelan dong jalannya,, susah nih aku jalannya,, liat kan aku pake gaun di tambah kaki aku kayaknya lecet deh jadi sakit buat jalan" - ujar Gracia

"Ah elah ada-ada aja,, lagian itu sepatu apa enggrang tinggi banget,, cari penyakit aja sih" - ujar Sekar.

Mendengar itu Gracia sedikit kesal dan langsung mendekat merangkul lengan Sekar,, perlakuan ini membuat Sekar terdiam karena kaget.

"Ayo jalan! tadi buru-buru sekarang malah diem gak gerak" - Gracia

"Hah iiya iya ayo" - Sekar

Tapi baru akan berjalan Sekar tersadar kalau tangan Gracia dengan santai merangkul lengannya.

"Eh tunggu tunggu ini ngapain rangkul-rangkul" - ujar Sekar sambil berusahan melepas tangan Gracia.

Tapi Gracia makin erat merangkul dan berkata " kalo mau aku jalannya cepet ya harus kayak gini kan tadi aku bilang kaki aku sakit".

Pada akhirnya Sekar hanya bisa pasrah menerima perlakuan Gracia,, karena dia malas berdebat yang pastinya akan membuatnya semakin lama tertahan ditempat itu yang berujung dia akan semakin lama juga berinteraksi dengan si Gracia Gracia ini.

Senyum kemenangn terlihat di wajah Gracia setelah berhasil membuat Sekar mengikutin kemauannya.

Mereka kini sudah berada di dalam mobil Sekar,, sebelum melajukan mobilnya, Sekar membuka laci mobil yang ada di depan Gracia, dia mengeluarkan kotak P3K lalu mengambil plester luka dari dalam kotak itu dan memberikannya pada Gracia.

"Nih pake, biar gak terlalu sakit kakinya" - Sekar

Gracia terdiam menerima plester tersebut,, "ih so sweet.. ternyata perhatian juga dia, kan jadi makin suka" - batin Gracia.

"Apa perlu saya yang pakein plesternya?" - ujar Sekar karena melihat Gracia hanya diam memegang plester yang diberinya tadi.

"Eh iiya iya ini mau dipake kok" ujar Gracia sambil menundukan badannya memasang plester.

CONTRACT OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang