17. KERACUNAN?

77 5 0
                                    

Beberapa hari kemudian murid murid SMA neo akan mengalami libur yang panjang, mengenang bahwa di sekolah tersebut telah terjadi ujian kenaikan kelas.

Beberapa hari kemudian, Aletta dan devan pun memutuskan untuk berangkat kesekolah nya menggunakan motor.

"Taa! Cepet!" Ajak devan

"Hm"

Sesampainya disekolah...

"Dah, turun." Tutur devan

"Hm" ucapnya kemudian mencoba membuka helm yang melekat dikepala nya. "Ihh, ini tolongin!" Kata Aletta kepada devan.

Devan pun menjadi menolong Aletta untuk membukakan helm tersebut. "Makanya kalo gak bisa tuh bilang" cibir devan

"Nyeyeyeeyeyeee" ledek Aletta

"Gw lagi serius!"

"Yang bilang lo bercanda juga sapa" ucap nya kemudian pergi meninggalkan devan.

Sesampainya dikelas...

Aletta pun mendudukkan dirinya di meja kesayangan nya itu.

"Si yena sama starlla belum berangkat atau memang gw yang berangkat nya kecepetan?" Tanya Aletta dalam dirinya.

Sungguh! Tidak ada yang berada didalam kelas kecuali ia dan linggar.

"Woii, mundur lagi. Sempit!" Ujar Aletta kepada linggar

Sontak linggar pun menjadi sedikit memundurkan kursi nya untuk Aletta.

"Hm" dehem nya

Linggar pun menoel Aletta dan membuat si empuh menjadi membalikkan badanya untuk bertemu dengan netra linggar. "Lo gak takut sama gw?" tanya linggar

Aletta mengerutkan dahinya bingung. "Takut? Buat apa?"

"Oh berarti gak?"

"Gak" jawabnya

"Emang nya apa?" tanya Aletta serius

"Yakan gw udah bikin sahabat lo itu trauma, jadi ya... Otomatis lo juga ikutan kan?"

Aletta menyatukan alisnya bingung. "Yang trauma itu yena! Bukan gw" sowotnya

"Btw si yena berangkat gak?" tanya Linggar

"Gatau"

***

Jam istirahat pun berbunyi, banyak sekali siswa siswi SMA neo yang berhamburan untuk ke kantin.

Aletta pun memesan makanan.

Kemudian ia pun duduk untuk menunggu makanan tersebut.

"nih" sodor yeri, Aletta menatap heran yeri. Seharusnya, ibu kantin lah yang mengantarkan makanan untuknya.

"Ko lo sih?" tanya Aletta

"ibu kantin nya nyuruh gw, jadi gw yang nganterin" jawabnya

Sungguh! Aletta sangat sulit jika harus mempercayai yeri.

"oh makasih" ujarnya berusaha membuang fikiran negatif nya.

"Hm" dehem dan smirk yeri secara bersamaan.

DISINI LAIN...

"Woii, lu. Mau pesen apa?" tanya leo yang sudah terbiasa menjadi babu.

||DEVANO||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang