CHAPTER II: Keluarga

2.2K 208 13
                                    

Seperti yang Rion bicarakan, seluruh anggota TNF berkumpul di ruang tengah. "Oke guys, kenalin dia Liliana Damiana. Saya sama Caine tadi sudah interogasi sedikit dia. Saya bawa ke sini kalau-kalau saja ada yang mau tanya lebih ke dia sok, mangga ditanyain aja. " Rion sedikit menjauh.

"Liliana ya? Kamu itu orang yang dicari mami sama papi 5 bulan terakhir ini ya? ciri-cirinya mirip... " Oh Lili tahu dia, dia perempuan kecil yang memeluk Caine tadi.

"Eee... ya mungkin? jika masalah itu tanyakan langsung pada mereka saja ya... "

"Kamu ada bendera? " ini pria berambut coklat yang berbicara.

"Dulu ada bang, tapi udah bubar. Ketuanya mati semua. Jadi bisa dibilang aku ga ada bendera, aman aja." Rion dan Caine yang mendengarnya saling tatap, mereka tahu yang dimaksud.

"Keahlian kamu apa aja? Sampe papi mami bisa tertarik begini, jarang banget orang di rekrut langsung di rumah ini. " sekarang wanita dengan surai biru ikut menimpali

"Eee.. aku tahu banyak racun sih kak aku juga jago nyamar."

"Nembak bisa?" tanya pria bersurai hitam.

"Bisa, tapi ga jago. Aku lebih jago pake sajam. Kayak katana atau pisau gitu.. " Lili menjelaskan singkat. Ya Tuhan, orang sebanyak ini... bagaimana Lili bisa menghafalkan nama mereka.

Sunyi, tidak ada lagi yang bertanya. "Udah? Gimana mau di rekrut atau di bunuh aja nih? " Tanya Rion. "Dia tahu banyak racun, itu lumayan berguna pi. Aku sih yes.. " surai biru menanggapi. "Yang lain?? " Rion bertanya lagi.

"Yes, aku butuh temen sparing katana. " tanggap si surai coklat. Diikuti dengan persetujuan yang lain.

"Oke, Liliana Damiana, Welcome to family!!" Sambut Rion, disusul anggotanya yang lain.

"Welcome kak Lili! "

"Selamat datang Liliana."

"WELKOM WELKOMMM ANJAYY, MEM BARU NICHH! "

"Sekali lagi selamat datang Lili, betah-betah ya disini. Mungkin bakal culture shock sedikit tapi semoga bisa segera mengakrabkan diri ya. " Caine memegang pundak Lili. "Anak-anak disini absurd soalnya... " bisik Caine pelan. Lili terkekeh mendengarnya.

"Oke kalian silahkan kenalan dulu, tukeran nomer telfon jangan lupa. Aku sama Caine mau siapin perlengkapan Lili dulu. Ayo Caine. " Rion mengarahkan. "Pergi dulu, Lilinya jangan di jailin. " Caine ikut menasehati.

"SIAP MAMII!! "

Sang ketua dan wakil sudah keluar. Rumah sekarang hening. Semua mata menatap ke Lili. "Apa? ada yang salah? " tanya Lili heran, bagaimana tidak heran ia diam saja dan semua mata melihat ke arahnya.

"Ges baris ges kenalan dulu. Kenalin gue Gin salam kenal Lili, oh ya nomer telfon gue. " Gin memperkenalkan diri. 'Dia pria bersurai coklat tadi..' Lili membatin. "Salam kenal Gin" Lili tersenyum tipis menanggapinya.

"Gue key, salam kenal. Ini nomer telfon gue. " Ini key wanita berambut biru yang tadi ikut menanyai. "Salam kenal key. "

Perkenalan itu terus berlanjut, disana ada Elya, Selia, Riji, Makoto, Funin, Echi, Annon, Souta, Mia, Garin, Zaki, dan Krow. Okay, Lili sekarang benar-benar khawatir. Ia memiliki otak lemot yang kapasitasnya sudah full.. menghafalkan nama mereka membuat kepalanya nyut-nyutan.

"Oh kak Lili, aku lupa dia, pria lansia disana dia granpa kita, namanya Istmo. " Mia memberi tahu, okay nama yang harus dia hafal bertambah. Sebagai respon, Lili hanya tersenyum dan mengangguk tanda mengerti.

Lili berbaur dengan cukup mudah karena anak-anak lain cukup terbuka dan mudah bergaul. Apalagi Garin dengan 1001 candaannya membuat suasananya jauh lebih hangat. Hingga tak terasa senja mulai tiba. Key memutuskan untuk memasak makan malam, yah hitung-hitung membantu pekerjaan sang mami.

Family(?)||RionCaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang