CHAPTER X: Who's he?

1.1K 110 14
                                    

"Ini nih malesnya kalo kamu udah sakit. Rewelnya bukan cuma masalah makan minum... masalah beginian juga rewel banget. Capek aku tuh... "

Rion hanya diam mendengar ocehan Caine. Jelas diam, sedari tadi ia asyik membuat kissmark pada leher Caine. Tak membiarkan satu sisi terlewat dari kecupan mulutnya itu.

Baru saja Caine mau mengomel lagi, Rion sudah mencium bibir manisnya.

"Mph- Ah~ Rionh mhh-" Caine memukul dada Rion. Mengisyaratkan pasukan oksigen pada paru-parunya mulai menipis.

"Kamu jangan bawel-bawel. Kamu gemes banget kalo bawel tau ga?" Rion tersenyum menatap Caine yang ngos-ngosan karena menghadapinya.

Pujaan hatinya itu memalingkan wajah darinya, "Apaan sih? udah tua masih aja suka gombal..."

Pria bersurai ungu itu menyunggingkan senyum melihat Caine yang salah tingkah, "Aku gak gombal, Caine. Kamu emang gemes kalo bawel"

Rion memeluk tubuh Caine, tangannya masuk dengan leluasa pada pakaian yang di kenakan oleh sang kekasih dan meraba punggung serta bagian-bagian tertentu di badan itu.

Alis Caine terangkat sebelah saat merasakan lengan hangat itu meraba dadanya.

"Ngh~ kamu ng-ngapainh?" Tangannya berusaha untuk menghentikan apa yang akan Rion lakukan selanjutnya.

Sang empu menjilat lidahnya sembari menatap dada sub di bawahnya, "Dada mu makin tobrut kayak punya ku. Aku mau nyoba susu kamu"

Dengan cepat Caine menjauhkan kepala Rion yang hampir menghisap dadanya, "Gak ada ya heh! kamu masih sakit!"

Kepala keluarga itu nampak tak peduli dan terus berusaha menyosor dirinya. Dengan wajah cemberut Rion menatapnya.

"Aturan dari mana orang sakit gak boleh nyusu?" sumpah wajah suaminya saat ini ngeselin, tapi mau gimana pun tetep ganteng kalo di lihat lebih dalem lagi.

Hah.. Dasar bayi besar, mau tak mau ia harus menuruti keinginan pria bongsor di depannya ini agar tidak pundung.

Dengan berat hati Caine membuka bajunya hingga terlihatlah dua manik-manik merah kesukaan Rion, "Ya udah boleh, jangan masukin punya mu tapi..... "

Dengan semangat empat lima Rion mengangguk menanggapi Caine.

Tentu saja janji yang ia pegang tidak di tepati, setelah puas ia menyusu pada Caine kejantanan sepanjang 30 cm miliknya yang mengeras ia tempelkan pada celana kekasihnya.

"Caine gak tahan pengen ku masukin... "

Caine yang tampilannya kini berantakan karena spermanya sendiri terbelalak mendengar apa yang di katakan oleh dominan nya itu.

"Katanya gak bakal di masukin? ini udah malem ayo tidur.... " ia berusaha membujuk Rion agar segera tidur.

Mau tak mau Rion harus mengandalkan jurus terakhir agar keinginannya di acc oleh pria kecil yang sedang di peluknya ini, ia menatap mata Caine dengan memelas seperti anak anjing, "Caine.... "

Caine memutar matanya malas, hah... kesalahan besar ia mengizinkan seorang Rion Kenzo menghisap dadanya. Pasti ujung-ujungnya akan seperti ini.

"Ok fine...."

Segera setelah merasa mendapat persetujuan dari si surai merah, Rion langsung membanting tubuh kecil Caine ke atas kasur. Meraup bibir ranumnya buas, seolah tidak ada hari esok untuk menikmati bibir sang kekasih.

Ciuman itu berakhir dengan kegiatan membuat Rion junior sepanjang malam. (hehehehehe mampus kalian kena preng :>)

•••

Family(?)||RionCaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang