STEV POV
Dont say goodbye 'cutebee'
Gadis itu masih sama seperti dulu. Kencantikan luar biasa selalu terpancar dari sorot matanya. Keanggunan yang terbaur indah disetiap keramahannya. Bertahun-tahun aku mengagguminya dengan diam. Menikmati kecantikannya dari kejauhan. Mungkin kata mereka yang mengerti tentang rasa yang kupunya akan mengatakan aku hanyalah lelaki pengecut yang tak berani menyambut cinta yang hadir, tapi ya itu benar. Aku hanya anak-anak masa itu. Aku tak mengerti cinta. Aku tak mengenal apa yang menyelimuti hatiku. Semua begitu abu-abu di usiaku yang masih belia. Sampai rasa itu tumbuh lebih dalam setiap hari, setiap waktu saat dirinya melintas didepanku dengan senyum mengembang bersama teman-temannya.
Aku merasa bahwa bagian kebahagiaanku menghilang hari itu. Saat sekolah diujung masa, aku tak melihat sosoknya lagi. Saat aku mempunyai keberanian untuk menyapanya dia menghilang yang entah kemana. Bertahun-tahun aku tak bisa melupakan sosoknya. Sampai ahirnya, kelulusan SeniorHigh School, assistent Papaku mendapat informasi keberadaannya. Dia di Indonesia. Disinilah aku. 2 tahun aku menyusul di Indonesia. Butuh waktu 2 tahun untuk menemukan posisinya. Sekaranglah aku bertemu. Aku bukan lagi lelaki bodoh yang menyia-siakan kesempatan untuk mengenalnya.
"Welcome my first love cutebee". Aku tersenyum sangat bahagia. Sampai gelegar petir menyadarkanku. Sudah terlalu lama aku melamun disini. Hujan akan segera turun. Aku berlari menjauh dari halaman belakang menuju mobilku.
Aku mengendarai mobil W Motors Lykan Hypersport hitam milikku dengan cepat.
***
ANZA POV
"Ca! Ca! Lo percaya gak kalo cowok yang tadi pagi kata gue itu tuh ngajakin kenalan gue. Ya ampun ca, ih gue seneng banget. Ya bukannya lebay ya tapi emang beneran kayak gini." Curhat anza panjang lebar tambah alay sedunia.
"Ah masa sih? Kapan za ? Lo gak lagi ngimpi atau ngehayal gitu kan za?" Balasnya menggoda anza.
"Ih lo kok gitu sih ca. Gak bisa napa ikut seneng ada sahabatnya seneng. Ya kalo gak seneng minimal pura-pura seneng lah biar adem nih hati. Ya ya ?" Sahutnya sambil cemburut.
"Bodo. Hahaha. Yaelah za gitu gitu amat. Ya jelas gue ikut seneng lah kalo lo, teman gue paling baik seantero jagat raya juga seneng." Peluk delialissa pada anza dan disambut mata lebar anza tanda bahagia. Anza beruntung punya sahabat Delialissa yang selalu ada saat apapun.
"Oh ya za nama pangeran lo tadi tuh siapa ?" Tanya ica tiba-tiba.
"Emm. Stev ca. Stevan Ed-Dillon" jawabnya sampil membayangkan sosoknya yang membuatnya melayang layang diudara.
"Matanya ca indah banget. Bikin gue ah speechless. Gatau mau ngomong apa lagi buat memuja sosok dewa tampan kayak tuh cowok". Puja anza berbinar binar. "tapi ya ca, gue kok familiar gtu ya sama stev".
" Za, gue heran deh sama lo. gue baru pertama kali ini semenjak kita kenal liat lo kebangeten memuja cowok yang baru lo liat?" Heran delialisa - ica.
"Gak tuh. Jangan ngomong gitu lo ah ca. lebay tau nggak. hahaa" Sangkal anza tetapi beberapa detik kemuadian tawa mereka pecah. Belum sempat ica menjawab, anza mengajak pulang karena hujan akan turun.
Anza menaiki mobil Bugatti Veyron Super Sport merah miliknya disusul Delialissa yang hari itu memang berangkat bareng anza.
*****
Anza memasuki halaman rumah dan memasukkan mobilnya di garasi yang dibantu pak satpam yang membukakan pintu. Anza tak mendapati satupun mobil disana, pasti semuanya belum pulang padahal udah malem. Biasanya Abra udah dirumah jam segini. Kalau Bunda sama Ayah sih pulangnya emang biasanya malem.
"pak, orang rumah emang belum ada yang pulang ya?" tanya Anza pada pak satpam.
"Belum mbak, tapi tadi mas Abra pulang betar sekitar jam 1 siang tapi langsung pergi lagi." jawab pak satpam.
"kemana pak ?"
"saya kurang tau mbak, tapi tadi titip pesen kalau ada yang nyari suruh telfon mas Abra langsung" jelas Pak satpam yang langsung mendapat anggukanku.
Anza segera masuk rumah dan menaiki tangga menuju kamarnya untuk segera membersihkan badan dari keringat yang lengket. Hanya setengah jam Anza berada dalam bathroom dan berganti pakaian. Anza merebahkan tubuhnya di kasung yang berukuran .. yah bukan king size karena itu memang permintaannya sendiri. Menikmati santainya, melepas lelah. Tiba-tiba ia mengingat sesuatu dan meraih iPodnya yang tergeletak dilaci. Memutar lagu-lagu yang membuat moodnya lebih tinggi. Sampai beberapa saat, setengah tertidur tiba-tiba tak mendengarkan suara lagu lagi eh ternyata iPodnya mati kehabisan daya. Anza melirik jam beker di lanci yang menunjukan pukul 08:30 Pm ia teringat belum makan malam. Dengan malas Anza turun dari kasur kesayangannya.
***
Please comment and vote my story..
- PGD -

KAMU SEDANG MEMBACA
White Shadow
RomanceKatanya cinta butuh perjuangan Mungkin rasa ini yang banyak orang sebut dengan cinta Bertahun tahun penantian Bertahun tahun bertahan Rindu membara tak ada yang bisa memadamkan Hari demi hari Detik demi detik Aku membiarkan hatiku mati oleh rindu Ta...