Dewi fortuna seperti mendengar nyanyian harapan-harapannya. Seperti putri kerajaan yang telah lama menanti sang pangeran, dan penantiannya takkan sia-sia. Ya seperti yang Anza rasakan. Tak ada hari-hari yang tak indah semenjak seminggu lalu. Setelah percakapan kedua kalinya dengan Stev di kampus setelah terahir kali di Taman. Sejak saat itu pula senyum mengembang tak pernah mau menghilang dari wajahnya yang cantik. Entah semua orang sudah menganggapnya gila atau apalah, Anza tak pernah memperdulikannya. Anza masih sangat mengingat apa yang Stev katakan.
"Za, Anza. Elo kok ngelamun sih ?"
"ah lo ganggu gue lagi ngelamun aja sih io. Sana gih kecengin cewek-cewek ajalah gausah gangguin gue." usir Anza pada Rio.
"dih, gue kesini tuh mau ngajakin lo hangout sama Licca sama Ian. lo ikutan kagak ?" tawar Rio dan langsung mendapat anggukan dari Anza. Haha dasar kelakuannya Anza tadi aja ngusir-ngusir sekarang doyan banget. Mereka lalu menghilang dari Taman
- FLASHBACK -
Ini pertama kali aku melihat sosok cowok aneh di hari pertama Masa Oriantasi SMA. Bukan aku saja menyadari itu tapi Licca juga. Cowok aneh itu sedang merayu cewek-cewek murid baru lainnya. Entah demi apapun dia itu berisik banget.
"liat tuh ca, tuh tuh. cowok itu tuh dari tadi berisik banget. gak capek apa ya tuh mulut ngecengin cewek-cewek mulu dari tadi. sumpek gue" ucapku panjang lebar. Ya, aku dan Destialissa memang satu sekolah lagi. Bukan karena gak sengaja tetapi ini kesepakatan kita buat ambil satu SMA samaan.
"iya za gue liat kali. siapa yang gak liat kalo kelakuannya aja gak bisa diem. apalagi tuh cewek-cewek mau aja digodain kek gitu......" ucapan Licca terputus ketika suara speaker terdengar.
"Tes-tes. Buat adik-adik murid baru SMA Senja Bangsa mohon berbaris Rapi di lapang". "Kakak akan memberi pengumuman kelopok kalian nanti selama MOS berlangsung". "........................................................................................................." . "kelompok 25 : Bramanza Putri Almando, Destialissa Revanda, Iandra Digo, Rio Al-Gofur. yang akan didampingi oleh kak Danny dan kak Tea"
"yes! kita sama-sama lagi" ucap Anza dan Licca berbarengan. Mereka lalu berjalan menuju kakak senior yang sudah ditetapkan tadi.
*****
"hai cantik" sapa cook aneh tadi yang ternyata sekelomok sama kita.
"ih nejong tau nggak" canda Licca
"kenalin gue Rio Al-gofur. lo ?"
"gue Destialissa Revanda, ini sahabat gue Bramanza Putri Almando"
"wih cakep namanya kayak orangnya. lo siapa ?" tunjuk Rio pada cowok yang ikut gabung kita.
"Gue ? kenalin Gue Iandra Digo"
*****
inilah mulai persahabatan kita berempat. Seminggu MOS dan diberi tugas-tugas ala murid baru membuat kita saling mengenal. Mulai mengerti karakter satu sama lain dan mulai saat itu juga kita banyak menghabiskan waktu bersama-sama. Sifat kita emang beda-beda. Mulai dari Aku ; Anza yang bersikap seolah pendiam diluar dan ternyata enggak banget kalo kita lagi kumpul jadi satu. Dan Destialissa yang menurut aku pribadi dia kayak memiliki kepribadian ganda, kadang cerewet demi apapun kadang bisa diem banget kaya orang bisu. Rio ; ya seperti apa yang sudah tergambar diatas, mungkin emang penyakit akut bawan dari lahir kali ya ahahaa. Untung sih dia cakep, tajir pula, siapa yang tahan sama rayuannya kecuali Aku sama Desti aja yang udah budeg denger rayuannya. Iandra sebuat saja Ian ; lebih gak banyak omong sih dia. gimana ya bukan kuper atau apalah. Sulit gambarin karakternya. tapi dia sumpah keren. gini ajadeh gampangannya. Ntar siapa aja yang bisa ambil hatinya Ian, bukan lagi beruntung tapi lebih dari itu. Idaman banget.
Inilah aku dengan 3 sahabatku yang istimewa. kita bersahabat mulai dari awal SMA sampai sekarang ini kita di Universitas yang sama pula. Ini emang kebetulan kita satu Universitas, tapi walaupun kita seUnversitas kita beda jurusan dan fakultas, hanya aku dan Destialissa yang emang tak sengaja tujuan kita sama yaitu Manajemen Bussines.
- FLASHBACK END -
"Io, nyari makan yuk. laper nih dari tadi jalan mulu" ajakku pada Rio yang memang perutku sudah merajuk-rajuk ingin deberi makan.
"lah, Ian sama Licca gmna ? "
"gampang lah ntar tiggal telfon aja gue. atau sekarang aja ya gue telfonnya. bentar". Tak lama Ian mengangkat telfonku dan dia akan meyusul aku dan Rio. Jangan tanya kenapa aku gak telfon Licca, Ya, ditelfonin seribu kali juga gak bakalan diangkat. Tau kenapa ? karna handphonenya ada sama aku.
AUTHOR POV
Anza dan Rio memasuki Caffe yang berada di Mall tersebut. Mereka memesan makanan dahulu tanpa menunggu Destialissa dan Iandra. Disisi lain Stev melihat kedekata Anza dengan lelaki yang duduk disebelahnya. Atmosfir sepertinya merubah suhu mall yang penuh AC ini menjadi seperti di padang pasir. Stev cemburu ? Ya. Stev cemburu melihat Anza sebahagia itu bersama orang lain. Stev tak mau memandang pemandangan yang membuat hatinya memanas lebih lama lagi. Ia berlalu begitu saja dari mall tersebut. Dari jauh Anza melihat laki-laki yang tak asing. siapalagi kalau bukan lelaki yang seminggu ini memenuhi pikirannya kala pagi sampai malam. (haha lebay ya).
"Stev ?" - "eh tuh Ian sama Desti udah dateng" senggol Rio yang membuyarkan fokusku pada sosok pangerannya.
******
Please comment and Vote ..
-PGD-
KAMU SEDANG MEMBACA
White Shadow
Roman d'amourKatanya cinta butuh perjuangan Mungkin rasa ini yang banyak orang sebut dengan cinta Bertahun tahun penantian Bertahun tahun bertahan Rindu membara tak ada yang bisa memadamkan Hari demi hari Detik demi detik Aku membiarkan hatiku mati oleh rindu Ta...