-PENYELAMATAN-
"Y/n, bangun!"
Suara yang tak asing bagiku terdengar. Mataku perlahan terbuka, buram, menampakkan seorang lelaki berambut kuning, dan bajunya yang berwarna jingga. Hidung tajamku dapat mencium baunya yang khas, bau ini, jelas sekali bau ramen. Aku seperti mengenalnya. Sesaat, aku mulai duduk, menatapnya lamat-lamat. Mataku melirik perlahan kesebelah kiri, tampaknya ia datang bersama teman-temannya. Sekitar 6 orang mungkin?
"Y/n. Kau tidak papa kan?" tanya temannya, seorang perempuan yang memiliki rambut berwarna pink, dan mata berwarna hijau, lagi-lagi aku seperti mengenalnya
"Siapa kalian?" Aku menatap mereka dengan heran
"Astaga Y/n!" seru yang lainnya
Terdengar bisik-bisik antara lelaki berambut putih dan lelaki berambut hitam, ah. Terlihat sekali perbedaan mereka berdua. Lelaki berambut hitam itu memiliki wajah yang terlihat menyebalkan.
"Y/n, kau tak ingat kami?" Seorang perempuan berambut coklat menatapku khawatir
"Tidak, a–" belum genap kalimatku, sebuah pukulan melayang tepat dikepalaku. Membuatku semakin pusing
"Y/n sadarlah!" Lelaki berambut kuning itu memegang sebuah tongkat kayu yang sepertinya ia gunakan untuk memukulku. Wajahnya tampak menyebalkan
"Naruto!" teriakku kesal, aku melompat berdiri, BUK!. Satu pukulan dariku melayang ke wajahnya.
"Muka Naruto gepeng!" ledek seseorang. Aku menoleh, kini aku tahu siapa perempuan berambut coklat ini. Dia adalah Tenten.
"Y/n, kau ingat kami kan?"
Aku mengangguk, beranjak berdiri. Badanku terasa sakit saat ini, mungkin karena efek ledakan tadi. Eh, tapi berapa lama aku pingsan?
"Kankuro ditemukan oleh ninja Suna dalam keadaan parah. Dia terkena racun mematikan, aku sempat menolongnya, dan dia selamat. Kankuro memberitahuku bahwa dia pergi bersamamu saat itu, dan kejadian dimana aku menolong Kankuro adalah dua hari yang lalu. Diperkirakan kau pingsan selama dua hari satu malam Y/n." Jelas Sakura
Aku memelotot. "Dua hari?" Aku menatap Sakura tak percaya
Sakura mengangguk, jelas bahwa ia sama sekali tak berbohong. Aku mengusap wajah, ini benar-benar buruk. Ditengah kekhawatiran ku seseorang muncul, menambah rasa khawatirku.
"Cepat, apa lagi yang kalian tunggu?" seru seseorang. Aku tahu siapa dia, bukankah itu adalah seorang nenek dari desa Suna? Maksudku 'Nenek Chiyo' dan aku memang kurang tahu tentang dirinya, tapi aku dengar dia orang yang cukup hebat.
Guru Kakashi dengan segera meminta kami untuk kembali melanjutkan perjalanan, jangan membuang-buang waktu untuk saat seperti ini. Kami pun bergegas berlari menuju arah matahari tenggelam.
***
Kini pintu masuk ruangan Akatsuki terlihat. Sebuah batu besar setinggi kurang lebih 10 meter, menutupi mulut gua sepenuhnya. Kami telah membahas apa yang harus dilakukan untuk menghancurkan batu ini, meski begitu aku hanya diperintahkan untuk diam. Menilai situasi. Tak apalah, fisikku juga masih terasa sakit, aku tak akan bisa membantu banyak.
BUM!
Batu besar yang menghalangi mulut gua telah hancur oleh pukulan yang dilakukan Sakura--dan dikarenakan Neji dan lainnya yang entah melakukan apa, yang pasti tadi mereka pergi ke berbagai arah. Mencari sesuatu. Aku tak terlalu tahu disebabkan diriku tidak begitu mendengarkan rencana mereka, seluruh pikiranku hanya memikirkan Gaara. Bagaimana keadaannya sekarang?
Didalam sana munculah dua orang yang telah ku lawan sebelumnya, salah satunya aku tahu dia adalah Deidara. Dan satunya lagi, entahlah dia siapa yang pasti tetap orang yang sama.
"Astaga-astaga, sekarang bertambah? Biar aku lawan mereka. " Deidara menyeringai
"Tidak. Lebih baik kau bawa orang itu, biar aku yang melawannya!" tegasnya
"Ah, kau ini tidak seru. Baiklah. " Deidara telah meletakkan Gaara di ekor burung putih miliknya, lantas melesat terbang sebelum kami dapat mencegahnya.
"Gaara!!" Naruto beranjak berlari menyusul Gaara dan Deidara, begitupun aku. Berlari secepat mungkin menyusul Naruto.
Sayup-sayup aku mendengar suara Sakura yang meminta guru Kakashi mengejar kami.
***
Tak lama setelah Kakashi mengejar ku dan Naruto, pertarungan antara kami dan Deidara terjadi. Berkali-kali Deidara melemparkan sesuatu yang dapat meledak--aku sendiri tak tahu apa yang ia lemparkan. Yang ku tahu kini Naruto tampak begitu marah, ia sangat tak terima melihat Gaara yang kulihat tadi sekilas, wajahnya telah rusak.
BUM! BUM!
Ledakan terus terjadi. Deidara tak memberikan waktu sejenak untuk membiarkan kami bernapas dengan sedikit lebih tenang. Aku mengatupkan rahang, tak ingin menunggu lebih lama lagi. Tanganku teracung, suhu udara disekitar terasa sedikit lebih panas, bola api keluar dari mulutku, mengarah tepat menuju burung putih yang di tunggangi Deidara.
Tapi aku lupa bahwa burung itu juga membawa Gaara, namun untungnya burung itu menghindar tak terkena oleh bola api milikku.
"Y/n, kau harus berhati-hati. Kita harus sabar!" Guru Kakashi menasehatiku dengan tegas
Aku mengangguk sekilas.
"Berhenti kau!!" teriak Naruto yang semakin marah
Demi mendengar teriakan Naruto tersebut, burung itu melesat pergi, meluncur deras kearah kiri. Naruto yang semakin marah berlari lebih cepat, disusul oleh ku dan guru Kakashi.
***
Lengang. Daun-daun pohon berembus pelan, tak ada jejak apapun yang membuat kami dapat menemukan Deidara. Guru Kakashi bersandar pada batang pohon, agaknya ia kelelahan karena menggunakan mata sharingan sedari tadi. Aku tak bisa membiarkan hal ini terus terjadi. Aku harus bertindak.
"Naruto, aku akan mencari Deidara. " Tanpa memerlukan persetujuan siapapun, aku kembali melesat, melompati dahan-dahan pohon. Mataku gesit menoleh ke kanan, kiri, atas, bawah. Berusaha menemukan jejak meskipun sedikit.
BRUK!
Dahan pohon yang ku injak tiba-tiba roboh, tubuh ku terjatuh dengan kencang ketanah. Badanku seketika terasa sakit. Darah mengucur di dahi ku. Menyebalkan!
Entah keberuntungan atau bukan, saat aku mulai beranjak berdiri mataku tertuju pada pohon jauh didepan. Ekor burung, ya! Itulah burung milik Deidara. Mudah saja mengenalinya, mana ada burung lain yang memiliki ekor sebesar itu?
Aku kembali berlari dengan cepat, namun ternyata ada yang lebih cepat dariku. Ketika melesat melewati ku, badanku dengan cepat terasa merinding. Hawa mencekam terasa begitu pekat. Apa ini, apa yang terjadi?
BUM!
Ledakan kembali terdengar, tapi aku tahu itu bukanlah ledakan milik Deidara. Ini berbeda.
"Naruto!!"
Aku menoleh, guru Kakashi berlari kearahku, wajahnya tampak pucat. Kini aku tahu apa yang telah terjadi, Naruto telah berubah menjadi wujud kyuubi. Dengan tiga ekor. Ketika aku melihatnya, tubuhku lebih merinding lagi. Menatap Naruto dalam sosok seperti itu membuatku terdiam ketakutan.
//Bersambung..
Maaf lambat update, part yang pendek, dan lain sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
_Anime Naruto Boruto Chara x Readers_
Short StoryKisah Seorang gadis bernama (y/n) yang menjalin hubungan asmara bersama berbagai karakter di anime Naruto Penasaran dengan kisahnya? Yuk mulai baca! -Sampul foto sc: pinterest -Karakter disini milik Masashi Kishimoto selaku pembuat anime Naruto