9. Sai

127 10 0
                                    

-PELUKIS DAN PENULIS-

Aku tengah duduk di kursi perpustakaan, menghabiskan waktu libur dengan membaca buku itu sungguh menyenangkan.

Siang ini matahari bersinar terang, membuat panas dan gerah. Maka dari itu, aku hanya ingin diam tanpa melakukan hal yang melelahkan.

Aku membaca buku di perpustakaan kota, bersama temanku Ino. Dia sama sekali tak menyukai buku, tapi entah kenapa hari ini dia mau mengikuti ku kesini.

Mata dan otakku, fokus membaca buku yang kini ku genggam. Ino sedari tadi hanya memainkan kunci motornya di depanku. Sedikit membuat berisik, tapi mau bagaimana lagi. Toh mana mungkin aku harus mengusirnya kan?

" Y/n, apa kau tidak bosan membaca buku melulu? " Tanya Ino memecah keheningan

" Tidak. " Jawabku singkat

Ino menghela napas, sepertinya ia tak bisa mengajakku mengobrol untuk saat ini. Dan itu memang benar, aku sedang fokus-fokusnya membaca sekarang serta tak ingin di ganggu.

" Ha! " Ino tiba-tiba berseru kaget

Aku masih tetap membaca buku, tak peduli apa yang terjadi. Palingan juga hal tak penting.

" Y/n! " Panggil Ino sembari menggoyangkan lenganku yang tengah memegang erat buku

Aku tetap tak menoleh, perempuan ini. Kenapa hobi sekali menganggu?

" Y/n! "

" Apa? " Kini aku menoleh, kesal dengan Ino yang terus menggoyangkan lenganku

Ino terkekeh, ia menunjuk ke arah pintu masuk yang tak jauh dari kursi kami dengan jari telunjuknya.

Aku ikut menoleh ke arah pintu masuk, apa yang terjadi?

Mataku tertuju pada seorang pria yang tengah berdiri di depan sana wajahnya putih pucat, rambut hitam, dan mata hitamnya yang terlihat kosong itu.

Aku mengangkat bahu, itukan Sai. Lelaki yang cukup terkenal di sekolahku karena ketampanannya. Memang dia tampan? Tidak juga.

" Y/n, itu Sai! " Seru Ino gemas

Aku menoleh ke arah Ino dengan tatapan kesal.

" Ya, lalu? "

" Dia tampan sekali! " Jawab Ino sembari memegang pipinya yang memerah

Aku mendesis kesal, kalau cuma hal itu ia tak perlu sampai menggangguku membaca. Ada-ada saja.

Mataku kembali fokus ke arah buku. beberapa menit berlalu. Gangguan kembali datang tapi yang ini bukan dari Ino melainkan—

" Permisi, apa aku boleh duduk disini? "

Aku mendongak, ternyata Sai yang bertanya. Aku hanya mengangguk, kemudian sedikit bergeser ke arah kiri. Mana mau dekat-dekat dengan lelaki.

" Terimakasih. " Sai tersenyum, kemudian duduk di sebelahku, hanya tersisa jarak dua jengkal di antara kami.

Ino terkekeh-kekeh sendiri, sementara Sai mulai membaca buku yang ia bawa. Astaga, Ino. Dia seperti orang tidak waras saja.

Lengang

" Kamu, Y/n dari kelas 12 xxx bukan? " Tanya Sai memecah lengang

Aku menoleh, kemudian mengangguk. Sai kembali tersenyum, aku mengerutkan dahi. Senyumannya itu, persis sekali seperti senyum palsu.

Sai menutup bukunya, lantas mengeluarkan alat menggambar dari tasnya. Apa dia akan menggambar di perpustakaan?

Mataku tertuju pada Sai, lebih tepatnya penasaran apa yang akan ia gambar. Ino di depanku tersenyum menggoda.

" Y/n, matamu kini fokus pada Sai ya? Apakah Sai lebih menarik dari buku mu itu? " Tanya Ino sembari tersenyum menyebalkan

Aku seketika menatap Ino. Kesal. Bisakah sehari saja dia tidak menggangguku? Aku kembali mendesis kesal lantas kembali membaca buku.

Alih-alih fokus seperti biasanya, kali ini tidak. Pikiranku, hatiku, dan mataku tertuju kembali pada Sai.

Tangan Sai gesit menggambar di kanvas yang ia bawa. Ia terlihat melukis seorang gadis. Dimana, gadis itu tengah membaca buku.

Kalau dipikir lagi, mengapa gadis yang dilukis Sai mirip denganku ya? Ah. Mungkin itu hanya kebetulan.

Aku terdiam beberapa saat, kemudian mengeluarkan buku dan pena. Aku pikir aku akan menulis sesuatu hari ini. Seperti cerpen, atau mungkin hal lain.

Tanganku pun gesit menulis, dapat ku rasakan kalau Sai tengah memperhatikan dengan senyum 'palsunya'.

" Kau pandai menulis ya? " Tanya Sai tiba-tiba

Tanganku berhenti menggores pena, lantas menatap Sai

" Tidak juga, " Jawabku

" Baiklah. Tadi Y/n memerhatikan lukisan ku bukan? Apakah Y/n ingin tahu siapa yang aku lukis? "

Mataku membulat, ya. Aku ingin tahu siapa yang Sai lukis.

" Eh, siapa? " Tanyaku antusias

" Dirimu Y/n, kau tampak cantik hari ini. Sayang sekali jika tak ku lukis. "

Ino tertawa, sedangkan aku terdiam dengan wajah yang memerah. Dengan segera aku memalingkan wajahku, berharap Sai tidak melihat wajahku ini.

" Kamu tahu Y/n? " Tanya Sai lagi

Aku tak berani menoleh, wajahku masih terasa panas yang artinya masih memerah.

" Setiap pelukis membutuhkan seorang penulis. Dan akhirnya, aku menemukan siapa penulis untukku. Kau Y/n. " Ujar Sai

Arghhh! Sempurna sudah wajahku memerah.

_Anime Naruto Boruto Chara x Readers_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang