11. Hidan

92 7 0
                                    

-BUAYA!-

Matahari bersinar begitu terang, udara semakin panas. Belum lagi dengan pelajaran olahraga yang begitu melelahkan, membuat tubuhku mengeluarkan keringat.

" Lima putaran lagi. Setelah itu kalian diperbolehkan istirahat! " Seru guru olahraga ku, panggil saja 'guru Guy'

Aku melotot, lima putaran lagi? Hei, kami sudah berlari sekitar lima putaran jika di jumlahkan kami berlari sebanyak sepuluh putaran. Astaga, aku rasa hanya superhero yang bisa melakukannya. Lihatlah, lapangan ini begitu luas, bukan hanya aku yang kelelahan tapi teman-temanku juga!

" MINGGIR, MINGGIR! " Teriak seseorang dari arah belakang, membuat aku dan temanku yang lain segera memberikan jalan

Oh, sepertinya aku salah soal semua orang kelelahan. Hal itu sama sekali tak berlaku untuk teman sekelas ku yang bernama 'Rock Lee'. Itu tak aneh, karena memang dia sangat menyukai pelajaran olahraga--itu membuatnya menjadi murid kesayangan guru Guy

" Sangat bagus Lee lanjutkan! " Seru guru Guy

" Siap guru!! " Balas Rock Lee yang masih berlari

Aku menghela napas, lantas kembali berlari sebisaku. Aduh, kakiku terasa sangat pegal. Sepertinya pulang sekolah aku harus memanggil tukang pijat.

10 menit berlalu, saat itu juga aku dan beberapa temanku baru selesai berlari. Rock Lee sudah sedari 7 menit yang lalu selesai. Entah terbuat dari apa dia sehingga staminanya sekuat itu

" Panas sekali, aku haus! " Ucap Ino, dia salah satu temanku yang tak terlalu menyukai pelajaran olahraga

" Benar sekali, guru Guy memberikan pelajaran yang diluar akal sehat! " Timpal Sakura

Aku terkekeh, sebenarnya ini masih wajar. Eh, entahlah sepuluh putaran masih bisa diterima, yang diluar akal sehat itu jika guru Guy meminta seratus putaran. Bisa pingsan aku jika berlari sebanyak itu

" Y/n, bisakah kau membelikan ku minuman di kantin? Aku tak kuat berjalan, " Ujar Ino sembari mengipas wajahnya dengan tangan

" Aku juga, tolong ya Y/n? " Ucap Sakura memohon

Aku menatap mereka silih berganti, ya sudahlah. Aku juga ingin membeli minuman di kantin " Baiklah, " Jawabku

" Ah, kau baik sekali ini uangnya! " Ino memberikan uang, begitupun Sakura

Aku mengangguk pelan, meraih uang tersebut, lantas mulai berjalan ke arah kantin. Tapi--

" Eh, Y/n kau mau ke kantin? Aku nitip ya! " Seru temanku

" Eh, iya aku juga! " Timpal yang lain

Astaga, bagaimana caraku menolak mereka? Aku tidak enak jika menolaknya. Baiklah dengan pasrah aku mengiyakan

" Aku titip minuman, dan gorengan ya, "

" Titip mochi padang pasir ya, "

" Oi! Aku mau minuman, gorengan. Dan jangan lupa bla bla bla! "

Ya, itulah beberapa kemauan temanku. Kini tanganku penuh dengan uang, bagaimana caraku mengaturnya? Sekitar sepuluh orang yang titip makanan. Aduh, dibuat pusing aku oleh mereka.

Dengan berat aku melangkah menuju kantin, mulai membeli beberapa makanan yang di titip oleh temanku--bagaimana membawa semua ini ya? Tanganku sudah penuh, di sekolahku sama sekali tak di perbolehkan memakai kresek. Entahlah, katanya untuk mengurangi sampah plastik. Tapi ini menyusahkan ku!

" Butuh bantuan nona? " Tanya seseorang yang kini telah berdiri di sebelahku

Aku mendongak, astaga. Ternyata itu Hidan! Kakak kelasku yang terkenal dengan, ah. Aku tak mau membahasnya

" Tidak papa, aku bisa sendiri, " Jawabku

" Sungguh? Lihat, tanganmu penuh sekali, belum lagi beberapa makanan yang lain. Aku bantu ya? " Tanya Hidan lagi

Eh, benar juga. Tanganku kali ini penuh, bantuan darinya akan sangat berguna. Aku mengangguk, dengan segera Hidan meraih beberapa makanan lainnya lantas mulai melangkah menuju lapangan.

Sesampainya di lapangan, aku melihat teman-temanku yang sedang bersantai di pinggir lapangan. Enak sekali mereka! Lihat saja, akan aku balas suatu hari nanti

" Ini! " Seru ku ketus

" Terimakasih Y/n! Eh, " Ino nampak kaget melihat Hidan di sebelahku

" Oh, mereka yang menyuruhmu membeli makanan sebanyak ini? " Tanya Hidan sembari memberikan makanan ke beberapa temanku

" Eh, kak Hidan, " Ucap Sakura pelan

Hidan hanya tersenyum. Sementara teman-temanku terlihat malu-malu, mulai deh kelakukan mereka!

" Lain kali, jangan seperti itu ya. Kasihan pacarku membawa banyak sekali makanan, " Ucap Hidan, ia pun segera meninggalkan kami

" Astaga, pacar? Y/n kau berpacaran dengan Hidan? " Tanya Ino dengan suara lantang

Aku menepuk dahi, " Tentu tidak Ino, jangan percaya pada buaya itu! " Seru ku kesal

Sakura senyum-senyum sendiri, begitupun beberapa temanku yang lain. Tampaknya mereka senang sekali melihat Hidan yang mengatakan hal itu. Aku mendesis kesal, semua orang begitu menyebalkan hari ini!

***

Beberapa hari berlalu..

Perpustakaan seperti biasa sepi pengunjung, hanya aku yang berada di sana. Kali ini guru-guru sedang mengadakan rapat, tentu aku tak akan menghabiskan kesempatan emas itu hanya dengan mengobrol, membaca akan lebih menyenangkan. Kali ini aku memilih buku sejarah, entah mengapa aku sangat ingin membaca buku ini sekarang.

20 menit berlalu, setiap detik, dan menit yang berlalu terasa begitu tenang. Inilah hal yang sangat aku inginkan, namun rupanya ketenangan itu tak bertahan lama

" Ah, sayangku sedang membaca buku sendirian di perpustakaan. Rajin sekali! " Ujar seseorang, siapa lagi kalau bukan Hidan

Aku tetap memfokuskan mataku ke arah buku, tak sudi aku melihat wajahnya yang menyebalkan itu.

Hidan meraih buku ku, kemudian membacanya, " Sejarah, " Ucapnya pelan

Aku menatapnya kesal, mengapa orang ini mengganggu ketenangan ku?

" Aku tahu kau berbeda dari yang lain, " Ucap Hidan, ia menyerahkan kembali buku tersebut

Aku mengerutkan dahi, " Berbeda? " Tanyaku penasaran, apa yang berbeda?

Hidan mengangguk, seketika ia menyeringai, " Yap, berbeda. Sangat langka perempuan seperti mu, aku menyukainya, " Jawab Hidan

" Aneh! " Seru ku kesal, aku kembali meletakkan buku di rak, kemudian melangkah keluar perpustakaan

Hidan tertawa ditempatnya.

Alih-alih membiarkan ku pergi dengan tenang, Hidan malah berlari menyusul ku

" Jangan marah Y/n. Tapi tak apa, wajahmu lebih terlihat manis jika marah, " Ucap Hidan menggoda

" Diam kau! " Seru ku kesal

Orang-orang yang tengah berlalu-lalang melihat kami, sesekali mereka bersiul. Dan Hidan malah senang dengan hal itu, tidakkah Hidan atau mereka melihat wajah masam ku?

" Jangan mengikuti ku, " Ucap ku kesal

" Ah, sayangku. Aku tak ingin meninggalkan mu. Kau milikku. "

Aku menoleh, lantas BUK! Aku menghantamkan pukulan telak ke perutnya. Hidan mengaduh pelan.

Mataku melotot kearahnya, " Dasar Buaya! "

Lagi-lagi Hidan malah tertawa sembari memegang perutnya.

_Anime Naruto Boruto Chara x Readers_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang