Haii! 👋
Aku kembali lagi!
Seperti biasa, tolong untuk yang membaca cerita ini harap di promosikan ke semua orang. Biar rame ceritanya gak kayak kuburan, sepi banget.
Jangan menjadi pembaca hantu yang hanya mau membaca tanpa mau memberi dukungan kepada penulis.
LANJUT AJA YA?
SELAMAT MEMBACA❗❗
SIAP RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR? 👇
"Aku selalu ingin membuatmu tersenyum, dengan cara paling baik yang tidak bisa orang lain lakukan padamu."
-Muhammad Alan Saputra
...
Dengan perasaan malas yang mendominasi, seorang gadis bangkit dari tempat tidurnya. Ia melirik jam dinding yang terpajang rapi di dinding kamar.
Waktu menunjukkan pukul 07.00. Shea segera bangkit dari tempat tidur, dan menuju kamar mandi. Hari ini dia harus melakukan banyak sekali kegiatan.
Sebenarnya sekolah Shea libur ketika hari sabtu. Namun, Shea masih harus mengikuti les, baginya tidak ada kata libur untuk belajar.
Orang tuanya terlalu berharap besar akan Shea. Dia adalah harapan terakhir orang tuanya. Segala cara orang tuanya lakukan untuk membuat Shea menjadi manusia yang sempurna. Salah satu contohnya adalah selalu menyuruh Shea les bahkan tidak boleh ada istirahat, dia selalu dituntut untuk terus belajar.
Shea tidak masalah dengan sikap orang tuanya, yang terkesan terlalu mengharuskan dia untuk menjadi manusia yang sempurna. Tapi, yang dia malas adalah ketika dia gagal sedikit dalam suatu, atau mungkin apa yang dia capai tidak sesuai dengan harapan kedua orang tua, yang akan dia dapati adalah perilaku kasar dari mereka.
Setelah selesai membersihkan diri, Shea segera merapikan tasnya. Dia mengambil kunci motor yang tergeletak di meja belajar dan segera menuju lantai bawah untuk pergi les.
Pemandangan pertama yang Shea dapati ketika dia sudah turun di lantai bawah adalah rumah yang sangat sepi. Hal biasa, orang tuanya terlalu sibuk bekerja, tidak ada waktu untuk menyemangati anaknya.
"Bi, mama sama papa udah berangkat kerja ya?." Pertanyaan yang selalu Shea tanyakan kepada ART di rumahnya, meskipun Shea sudah tahu dan sangat hafal akan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Bi Tinah seorang ART dirumah Shea pun menoleh, dia yang tadi sedang sibuk memasak dikagetkan oleh pertanyaan tiba-tiba dari putri majikannya ini.
"Iya, nduk. Tadi pagi sekitar jam 06.00 an bapak dan ibu udah berangkat."
Shea hanya menanggapi jawaban tersenyum dengan anggukan. Dia kemudian menuju ke meja makan. Melakukan kegiatan makannya dengan tenang.
"Nduk Shea," panggil bi Tinah.
"Iya, kenapa bi?," tanya Shea masih dalam kegiatan makannya.
"Katanya bapak dan ibu, nduk Shea harus banyak belajar lagi. Nilainya gak boleh turun, harus 100 semua. Bibi jadi kasihan dengernya, nduk Shea gak capek dengar semua tuntutan dari bapak dan ibu?."
Pertanyaan dari bi Tinah membuat nafsu makan Shea berkurang. Dia menurunkan sendok makannya. Pertanyaan sederhana tapi, tidak pernah ia dapatkan dari orang tuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Happy Ending
Novela Juvenil"Lo bercita-cita menjadi apa kelak, Alan?," tanya gadis dengan pita berwarna pink di rambutnya. Dia menoleh ke arah lelaki di sampingnya. Jari telunjuk laki-laki itu mengetuk-ngetuk lantai tempat mereka duduk, sedang berfikir. Lalu, sedetik kemudia...