I Need Hug, Please.

12 3 0
                                    


"Banyaknya luka yang berantakanPeluk hangat sikap tuk sembuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Banyaknya luka yang berantakan
Peluk hangat sikap tuk sembuhkan."

-Kembali Pulang, Feby Putri

...

Shea membuka pintu rumahnya. Kakinya melangkah masuk kedalam bangunan besar nan mewah itu. Dia memperhatikan kanan kiri, tidak ada siapapun.

Namun, suara langkah kaki dari kamar utama membuatnya seketika menoleh kearah sumber suara. Hendri, ayah dari Shea dan Sarah, ibunya. Mereka berdua sedang memperhatikan dirinya.

Shea menunduk hormat kepada kedua orang tuanya.

"Selamat malam, ayah, ibu," ucap Shea yang tentunya hanya ditanggapi dengan anggukan pelan dari mereka.

"Main basket hari ini?." Pertanyaan ayahnya membuat Shea yang tadinya menunduk memberi salam seketika menatap kearah depan.

Shea mengeryit bingung, bagaimana ayahnya bisa tahu? Siapa yang sudah memberitahunya?. Semua pertanyaan seketika muncul di benaknya.

"Kok ayah bisa-"

"Sudah saya bilang tinggalkan aktivitas tak berguna itu. Kenapa kau susah sekali diatur? Aktivitas itu hanya menganggu mu saja. Fokus ke poin utamamu, saya sudah sekolahkan kamu di sekolah mahal, harus berprestasi!."

Shea terkejut mendengar bentakan keras dari sang ayah. Sudah jelas ayahnya melarang keras ia untuk bermain basket lagi.

"Aku juga berprestasi, yah! Aku gak kayak murid kebanyakan! Nilaiku di mata pelajaran selalu tinggi! Kurang apalagi, sih?," tanya Shea muak.

Apa yang salah disini? Bahkan, ia hanya bermain basket untuk sekedar hiburan, pengalihan stres nya dari segala macam tuntutan.

"SAYA TIDAK IZINKAN KAMU UNTUK BERMAIN BASKET, SHEARA!."

Shea tersentak sekali lagi, dia mentap ayahnya sedih. Bukankah seharusnya orang tua mendukung apa yang disukai oleh anaknya? Tapi, kenapa ayahnya tidak? Seburuk itukah kesan basket dimata sang ayah?.

"Kamu hanya perlu belajar, Shea," ucap ayah lagi kali ini dengan nada yang jauh lebih lembut dari tadi.

"Aku udah belajar, setiap hari aku belajar. Bahkan aku belajar dengan waktu yang ngelebihin anak seumuran ku. Ketka semua anak bermain, aku belajar. Tapi, kenapa gini aja dipermasalahin si, yah?."

"Jangan mengeluh usaha segitu kamu tidak akan bisa mendapatkan apa-apa. Usaha lebih keras-"

"SETIAP HARI AYAH SELALU BILANG USAHA LEBIH KERAS LAGI! AKU CAPEK, YAH. AKU MANUSIA BUKAN ROBOT!"

You Are My Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang