“Cinta adalah perasaan yang tidak bisa dijelaskan, tapi dirasakan oleh semua makhluk.”
-Saint Augustine
...
"Kalau dipikir-pikir tuh cewek cantik plus manis juga ya?," gumam Alan tanpa sadar, ponselnya sudah ia letakkan kembali di meja setelah menelfon Shea.
Lelaki itu terdiam, tangannya naik memegang dadanya yang sekarang tengah disko tidak jelas. Tidak, tidak mungkin. Bentar, Alan butuh waktu untuk mencerna ini semua.
ANJING! Gak mungkin gue jatuh cinta.
Alan menepis segala pikiran mengenai percintaan di otak nya. Oke, ini mungkin hanya efek karena dia terlalu tidak sabar menunggu pelajaran IPS kesayangannya besok pagi. Ya, anggap saja begitu.
Lagian perasaan cinta itu rumit, tidak bisa diartikan begitu saja. Takutnya akan menjadi manusia yang gegabah kelak jika mengartikan cinta dengan begitu mudahnya.
Alan menelengkupkan wajahnya diantara bantal. Matanya terpejam rapat harapan semoga ia bisa tidur dan debaran jantungnya berhenti.
Perlahan mata Alan terbuka, bukannya tidur, melainkan yang ada di pikirannya adalah Shea. Wajah gadis itu terus berputar riang di otaknya.
"Ini gue gak beneran jatuh cinta kan, ya?."
Malah nanya bego!.
Bentar, tunggu sebentar Alan butuh waktu untuk mencerna semua ini. "ANJIR! GUE GAK MUNGKIN BENERAN JATUH CINTA SAMA TUH CURUT KAN YA?!."
Biar dia biarlah, lihat saja dia. Lelaki itu malah tersenyum lebar, dia suka perasaan ini, tapi, dia tidak suka karena yang dia sukai adalah seseorang yang membuatnya kesal sekaligus gemas setiap hari.
"Gak mungkin sih jatuh cinta. Murahan banget hati gue tiba-tiba langsung cinta aja. Pasti masih suka sama tertarik. Iya, cuman suka sama tertarik."
...
"SAMLEKOM!."
Shea, gadis yang tengah berjalan ke kelasnya dikagetkan dengan suara kencang milik lelaki. Siapa lagi kalau bukan Alan.
"Eh, halo neng geulis," sapa Alan diikuti senyuman manis yang melengkung dibibirnya. Tidak lupa tangannya mencolek genit dagu Shea.
Diperlakukan seperti itu, gadis dengan pita pink di rambutnya sontak melotot geli. "Ilfeel lama-lama gue sama lo, sumpah."
Mendengar ucapan dari Shea tidak membuat Alan berhenti untuk mendekatinya. Dia sekarang saja sudah mengikuti Shea dibelakangnya, sambil... mengoceh tidak jelas yang membuat Shea pening sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Happy Ending
Novela Juvenil"Lo bercita-cita menjadi apa kelak, Alan?," tanya gadis dengan pita berwarna pink di rambutnya. Dia menoleh ke arah lelaki di sampingnya. Jari telunjuk laki-laki itu mengetuk-ngetuk lantai tempat mereka duduk, sedang berfikir. Lalu, sedetik kemudia...